20.Penyesalan di Akhir

9.2K 368 11
                                    

Dua minggu setelah kepergian ayah dan bundaku, aku menjadi sosok yang pendiam dan murung meskipun Gita selalu menyemangati dan mendukungku namun tetap saja aku masih merasa kehilangan. Hingga pada akhirnya Gita hanya bisa pasrah dengan keadaanku yang seperti ini.

Aku sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi disini. Setelah aku kehilangan figur seorang kakak yaitu kak Rangga, kemudian Raihan yang merupakan kekasih yang sangat ku cintai, dan yang terakhir adalah ayah bunda yang pergi meninggalkan ku karna sebuah kecelakaan pesawat.

"Kenapa tuhan terlalu sayang sama mereka, sampe-sampe aku harus kehilangan orang yang ku sayang"ucapku menatap kosong jendela kamar

"Lalu siapa yang akan menjadi tempatku untuk mencurahkan segala keluh kesalku"ucapku meneteskan air mata

"Fel"panggil Gita membuat ku menoleh

"Iyaa"jawabku

"Mau sampe kapan loe kayak gini?? Udah saat nya loe bangkit dari kesedihan loe"ucap Gita lalu duduk di sampingku

"Aku ingin Satya disini"ucapku tiba tiba

"Kapten Satya?"tanya Gita menaikkan satu alisnya

"Dulu saat aku kehilangan Raihan, dia merengkuhku dan memberikan kenyamanan bagiku. Dan sekarang, dia gak ada disini"ucapku teringat akan sosok Satya

Seharusnya Satya ada disini, memelukku dan menghapus airmataku. Dia adalah sosok yang penting di hidupku dan bodohnya aku meninggalkannya. Entah apa kah dia masih mencintaiku atau tidak tapi jauh dari lubuk hatiku berharap dia masih mencintaiku.

"Kamu kenal dengan dia?"tanyaku pada Gita

"Bukan kenal sih tapi cuma tau aja"ucap Gita nyengir

Aku hanya menghela nafas. Selama ini Gita tahu tentang perjalanan kisah cintaku dengan Satya yang entah masih berlanjut atau tidak. Aku sering bercerita dengan Gita tentang Satya, mulai aku yang terluka dan pergi begitu saja.

"Fel menurut gue, loe harus nemuin Satya sebelum terlambat"ucap Gita membuatku menoleh

"Maksudnya??"tanyaku tak mengerti

"Kata kak Reno, tim nya bakal dikirim di perbatasan termasuk Satya yang menjadi pemimpinnya"ucap Gita membuatku sedikit terkejut

"Tunggu dulu, kamu kenal sersan Reno??"tanyaku yang lumayan kenal dengan rekan kerja nya Satya

"Iyaaa kenal, dia kakak sepupu gue"ucap Gita santai

"Kenapa baru sekarang aku tahu nya"ucapku tak menyangka dengan Gita yang ternyata adik dari sersan Reno

"Yaa loe gak pernah nanya sih"ucap Gita nyengir

"Tapi untuk apa aku menemuinya lagi"ucapku kembali ke topik sebelumnya

"Plis deh Fel stop bertingkah seperti anak kecil gini. Loe harus bersikap lebih dewasa, loe boleh menenangkan diri loe tapi bukan berarti loe harus lari dari permasalahan"ucap Gita membuatku berpikir keras

"Selesain masalah loe dengan Satya. Jangan sampe loe lari lagi dengan masalah loe"ucap Gita menyadarkan ku dengan sikapku selama ini yang kekanak-kanakan

"Temui dia Fel, hari ini adalah hari pemberangkatannya jam 10, masih ada waktu untuk menemuinya"ucap Gita meyakinkanku

"Git, mana kuncinya"ucapku setelah beberapa saat diam

"Tuh di nakas"ucap Gita kemudian tersenyum

Aku beranjak dari tempat tidurku lalu mengambil kunci milik Gita. Setelah mendengar kata-kata dari Gita yang ada benarnya juga, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke bandara.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang