"Satyaa"panggilku melihat Satya sedang mencuci piring kotor
"Iyaa"jawab Satya
"Aku lupa mau ngasih tahu kamu"ucapku setelah ingat dengan undangan dari Gita
"Tentang??"tanya Satya menoleh sekilas
"Aku bakal dateng ke acara pernikahan nya Gita "ucapku
"Terus??"jawab Satya seketika aku melirik kesal
"Kamu ikutlahh"ucapku kesal
"Emangnya kapan??"tanya Satya
"Lusa besok, aku pengen kamu jadi pasangan ku besok di pernikahan nya Gita"ucapku
"Baiklah bunnyy"ucap Satya mencubit pipiku
"Ishh basah Satyaaa"ucapku kesal karna tangan Satya masih terdapat busa
"Maaf bunny"ucap Satya terkekeh
"Aku ke kamar dulu bentar"ucapku melangkahkan kaki ku
"Ehh kemana??"tanya Satya mencegah
"Kamar bentar kok"ucapku
"Ohh baiklah"ucap Satya mempersilahkan
****
Satya menatap punggung Felis yang mulai menghilang. Satya melangkahkan kakinya menuju kursi bar sembari menunggu Felis kembali. Tak berapa lama, langkah kaki terdengar membuat Satya menoleh ke arah suara. Satya menatap orang itu tanpa ekspresi, sungguh ia begitu kesal dengan Cindy meskipun Cindy tidak pernah membuat masalah namun perasaan Cindy yang mengganggu pikiran Satya.
"Cindy"ucap Satya dengan nada datarnya membuat Cindy terkejut
"Yaaa"jawab Cindy nampak sangat gugup
"Berhenti"ucap Satya
"Haa?"ucap Cindy tak mengerti
"Hentikan perasaan mu itu"jelas Satya dingin
"Tapi, kenapa??"ucap Cindy meremas bajunya
"Kupikir, tak perlu diperjelas"ucap Satya
"Salah gak sih gue suka sama loe!!, Gak ada hak loe buat ngatur perasaan gue, lagi pula loe sama Felis belum tentu bakal langgeng kan"ucap Cindy memberanikan diri berbicara
"Terserah itu pilihanmu"jawab Satya tenang
"Tapi tanggung resiko itu sendiri, karna sampai kapanpun wanita yang kucintai hanyalah Felis"ucap Satya menekan kata lalu bangkit dari kursi
"Aku tidak akan melirik bahkan melihat wanita lain selain Felis"ucap Satya lalu melangkahkan kakinya menjauh dari Cindy yang mematung
Dering ponsel membuat Satya terpaksa membuka ponselnya.
"Hormat, kapten"
"Yaa"
"Kolonel Bara memanggil kapten"
"Baik, aku akan segera kesana"
Satya menghela nafas, baru saja ia akan menikmati cuti seharinya. Tugas memanggilnya. Satya menatap arloji nya sambil mondar-mandir.
"Tak ada waktu lagi"ucap Satya terpaksa meninggalkan rumah Felis tanpa berpamitan
Satya berlari keluar menuju pinggir jalan yang disana sudah ada Gading yang menunggunya. Dengan cepat Satya masuk ke dalam mobil.
Dalam perjalanan, Satya sedikit gelisah memikirkan Felis. Ia mengambil ponselnya di saku dan mengetik sesuatu.
Bunny
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
عاطفيةBELUM DIREVISI JADI BANYAK YANG MASIH TYPO Satya Raharja adalah seorang pemimpin pasukan khusus ia menjabat sebagai seorang kapten. Umurnya yang masih terbilang muda yaitu 22 tahun sudah berkecipung di dunia militer dan merelakan masa muda nya demi...