Aku masuk ke dalam rumah setelah Arga mengantarku sampai ke depan pintu. Jujur, aku tidak begitu senang saat Aunty mengetahui bahwa aku diantar pulang oleh Arga. Aunty pasti berpikir bahwa aku semakin dekat dengan Arga. Tapi kenyataannya, aku hanya menganggap Arga sebagai teman lama ku tidak lebih dari itu.
"Bagus Felis, kamu semakin dekat dengan Arga."ucap Ema terlihat senang
"Apa sih gak jelas, aunty"ucapku enggan membahas nya lagi
"Loh emang nya kenapa??, Sebentar lagi kan kalian bakalan menikah"ucap Aunty
"Apa lagi?!! Bahas nikah nikah aja terus. Aku muak mendengar nya aunt. Aku tidak ingin menikah dengan nya, dan tidak ada pernikahan konyol ini"ucap ku benar-benar kesal
"Apa kamu membangkang terhadap aunty??!!"ucap Ema meninggikan suaranya
"Aku tidak ingin diatur aunt terutama dalam hal masa depan ku. Karna itu kehidupan ku, dan yang menjalani adalah aku. Aunty tidak usah repot-repot mencarikan ku pasangan. Aku sudah-"ucap ku terpotong saat aunty ku menyela
"Apa?? Satya yang kamu maksud??!! Dia saja meninggalkan mu saat kamu terpuruk. Dan kamu masih mengharapkan nya?? Yang benar saja"ucap Ema berdecih sambil melipat kedua tangannya
"Terserah aku, ini jalan hidupku. Kalau aunty tidak suka, ya itu terserah aunty"ucapku kemudian berjalan menuju kamar ku dan menguncinya tanpa memedulikan Aunty yang terus berteriak memanggil namaku
Aku berjalan menuju tempat tidur dan merebahkan tubuh ku dengan selimut yang menutupi semua tubuhku tak terkecuali wajahku. Aku menangis di balik selimut, sungguh aku benci dengan situasi seperti ini. Aku benar-benar muak menjalani hari dengan topeng yang selalu kutunjukkan pada keluarga aunty Ema.
Berjam-jam aku masih menangis dan tetap dengan posisi yang sama. Aku terlelap dalam tidur yang cukup tidak nyenyak hingga hari esok yang sebenarnya aku malas menyambut nya.
*****
Sinar matahari mulai memasuki celah kamarku membuat ku terpaksa harus membuka mata. Aku meraba meja lampu untuk mengambil ponsel ku. Aku menyipitkan mataku saat melihat jam menunjukkan pukul 07.30 sungguh itu sangat terlambat bagi pegawai yang bekerja setiap harinya. Aku bangkit dari tempat tidur ku menuju kamar mandi dengan langkah yang diseret. Entah mengapa, hari ini aku begitu malas dan tidak bersemangat.
Tak butuh waktu lama untuk membersihkan diri ku. Aku memilih pakaian yang berkancing berwarna putih polos dan kupadukan dengan rok selutut ku berwarna coklat muda. Aku berjalan menuju riasku, aku menatap wajah ku yang mengerikan dengan mata sembab dan terdapat lingkaran hitam yang menghiasi area mataku.
"Lahh bodoamattt dahh"ucapku berkaca di depan cermin
Aku mengoleskan bedak yang cukup membuat mata panda ku tidak terlihat dan juga menutupi mata sembab ku. Tapi tetap saja, masih ketara bahwa aku baru saja menangis.
"Udah lebih baik"ucap ku mencoba tersenyum di cermin sebelum pergi bekerja
Karna keributan antara aku dan aunty kemarin, aku sengaja tidak pamit dengan aunty Ema. Aku langsung keluar rumah menuju parkiran mobil. Untuk segera ke rumah sakit yang sewaktu-waktu membutuhkan ku. Setelah memarkirkan mobil ku, aku langsung masuk ke dalam rumah sakit menuju ke ruang kerjaku.
"Catherine, apa jadwal ku hari ini"tanya ku pada suster pendamping ku
"Tidak ada dok, hanya saja dokter Felis harus menyelesaikan analisa penyakit-penyakit yang diderita pasien dokter"jelas Catherine membacakan agendaku
"Baiklah, terima kasih Catherine"ucapku ramah sebelum masuk ke ruang ku
"Sama-sama, dok"ucap Catherine

KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RomanceBELUM DIREVISI JADI BANYAK YANG MASIH TYPO Satya Raharja adalah seorang pemimpin pasukan khusus ia menjabat sebagai seorang kapten. Umurnya yang masih terbilang muda yaitu 22 tahun sudah berkecipung di dunia militer dan merelakan masa muda nya demi...