4.Sikap yang dingin

15.6K 574 1
                                    

Setelah acara sarapan selesai aku memutuskan untuk pergi ke ruang keluarga untuk menonton Spongebob Squerpants sementara Satya ia sedang menerima telpon entah dari siapa. Setelah itu Satya pun berdiri di belakang sofa yang di duduki, aku pun jengah dengan sikap kaku Satya.

"Satya duduk disebelahku, jangan berdiri disana kayak patung"ucapku menepuk sofa di sebelahku

Kemudian Satya pun duduk di sebelahku tanpa mengucap sepatah kata apapun.

"Satya kamu kok kaku banget sih"ucapku

"Satya"

"Satya"

Hening.

"Bang Sat!!!!"ucapku kesal

"Kenapa?"jawab Satya

"Dipanggil dari tadi juga"ucapku

"Isshhh Satya!! Kalo orang ngomong ditatap"ucapku jengkel melihat Satya hanya bergeming

Kemudian Satya pun menoleh ke arahku dan menatapku intens membuat ku seketika salah tingkah.

"Saya memang begini"jawab Satya masih menatapku

"Bisa gak sih natapnya biasa aja"ucapku memalingkan wajah

"Lalu saya harus bagaimana??"tanya Satya mengalah

"Terserah, mau terjun bebas juga boleh"ucapku ketus

"Bagaimana dengan kakimu?"tanya Satya mengalihkan pembicaraan

"Baru kerasa nyeri sekarang"ucapku lalu terfokus pada kakiku yang malang

Kemudian Satya berjongkok di hadapanku dan menyentuh pergelangan kaki yang sedikit lebam.

"Hadaww sakit!!!!"pekikku ketika ia menggerakkan kakiku beberapa kali

"Sudah lebih baik"ucap Satya lalu duduk kembali

"Sakit tahu sat!!, parah banget gak bilang-bilang dulu"ucap ku menggerutu

"Untuk apa saya bilang kalau pada akhirnya kamu menolak"ucap Satya datar

"Tapi udah agak mendingan sih hehehehe"ucapku nyengir

"Emang pantes kamu jadi Tukang Pijet dadakan"ucapku membuat Satya menoleh sebentar lalu menghadap ke depan lagi

"Yaahh aku dikacangin lagi deh sama Satya"ucapku melihat Satya hanya diam

"Sat jangan marah dongg serem tahu"ucapku berceloteh

"Satyaaa Raharjaaaa"

"Wuyyyy"

"Dasar Es Pong Pong"

"Kang Pijet"

"Bang Sat"

"Satyaaaaaaa"ucapku semakin kencang

Tidak ada respon sama sekali dari Satya, aku mendekatkan wajahku dari samping wajah Satya kemudian

"Hallo Satya!!!"ucapku kencang

Aku melihat ia terkejut dengan tindakan ku barusan dan ekspresi terlihat lucu namun sedetik kemudian berubah menjadi datar.

"Bisakah kau diam??"tanya Satya menahan kesal

"Enggak!! Sebelum kamu care sama aku"ucapku penuh percaya diri

"Untuk apa melakukan itu??"tanya Satya kecut

"Hanya untuk merebut perhatianmu"ucapku sedetik kemudian tertawa dan Satya hanya memandangiku tanpa ekspresi

"Yahh ternyata garing"ucapku menghentikan tawaku

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang