21.Masih Menanti

8K 359 4
                                    

Satu tahun pertama, aku melewatinya dengan mulus dengan sejuta keyakinan ku bahwa ia akan kembali. Meskipun, ia tak pernah sama sekali menghubungiku namun aku tetap yakin dia baik-baik saja disana.

Aku teringat saat Satya meninggalkanku untuk menyelamatkan perdamaian sebuah negara. Aku sangat bersyukur saat itu, karna setidaknya aku masih bisa memeluknya sebelum pergi.

"Kamu mau kemana??"tanya ku tepat di depan Satya

"Kumohon tunggu sampai aku kembali"ucap Satya memelukku yang mematung

"Satyaa"lirihku

"Aku akan pergi menyelamatkan perdamaian di negara orang"ucap Satya dan seketika aku meneteskan airmata

"Apa kamu akan pergi kesana??itu berbahaya Satya"ucapku dengan memelankan kata terakhir melepaskan pelukan

"Aku harus memimpin pasukanku-"ucap Satya terpotong saat melihatku menangis

"Heii jangan nangis. Aku akan kembali, aku janji itu"ucap Satya meskipun ia tidak yakin dengan janji itu

"Aku mohon jangan pergi"ucapku menangis menahan Satya

"Aku pergi untuk kembali bukan pergi dan tak akan kembali lagi"ucap Satya lalu mengambil tanganku dan mencium tanganku

"Jika kamu rindu jangan ingat aku, Karna itu akan menyiksamu. Jika kamu memikirkan ku, carilah kegiatan yang dapat menyingkirkan pikiranmu tentangku."ucap Satya membuatku menggigit bibirku

"Aku pergi sekarang. Aku mencintai mu, sayang"ucap Satya lembut dan mengecup keningku lalu berbalik

Aku menatap punggung Satya yang mulai menjauh. Tak mau melewati kesempatan, aku berlari memeluk Satya dari belakang.

"Pergi lah Satya, dan kembali lah dengan selamat. Aku akan menantikan mu pulang"ucapku menangis di balik punggung Satya

Satya pun membalik kan badannya dan tersenyum padaku.

"Terima kasih telah mengijinkanku pergi"ucap Satya tersenyum lembut kemudian ia pun melanjutkan langkah nya

"Satya, aku baik-baik aja disini. Kamu baik-baik aja kan disana??"ucapku pada diri sendiri

Suara ketukan pintu rumah yang tidak bisa santai membuat ku berdecak kesal. Aku berjalan malas membukakan pintu tersebut.

"Lama banget sih bukanya"ucap seseorang membuatku mendongak

"MEISHAAA!!!!!"pekikku

Aku melihat Meisha berdiri tegap dengan potongan rambut layak taruni. Dia memakai seragam PDPS (Pakaian Dinas Pesiar Siang). Meisha memang berhasil menjadi taruni Akpol tahun lalu, dan itu membuat ku dan Meisha terpaksa harus berpisah. Meisha yang mendapat surat ijin pesiar, ia langsung menghubungiku untuk bertemu.

"Nyari kost loe susah banget tau gak"ucap Meisha kesal lalu masuk kedalam rumah

"Iyaa maaf, ohh ya kamu kesini naik apaan??"tanyaku mengikuti langkah Meisha

"Naik kereta lah, terus gue nyari alamat yang loe kasih dan ternyata lumayan susah"ucap Meisha berceloteh

"Itu mulut masih aja ya kayak mercon nyerocos mulu"ucapku heran

"Yee biarinn lahhh, suka-suka gue. Ada saatnya gue jadi layaknya seorang prajurit dan ada saatnya gue jadi diri gue. Menyesuaikan lah"ucap Meisha santai

"Mei, terus batas waktu pesiar loe sampai kapan?"tanyaku

"Gue cuma dikasih waktu sehari aja, makanya sekarang kita jalan-jalan kemana gitu. Mumpung gue ada waktu"ucap Meisha ada benarnya juga

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang