8.Ketetapan Hati

12.1K 512 3
                                    

Setelah itu, Satya pun menyuruhku untuk kembali ke halte. Disana hanya ada keheningan diantara kami, aku hanya menatap Satya yang berdiri di membelakangiku, ia hanya memakai kaos polos lengan pendek berwarna hijau. Ia nampak sedang menghubungi seseorang.

"Hornat Kapten Tiger"

"Antarkan sebuah mobil padaku"ucap Satya dingin

"Siap laksanakan Kapten"

"Lokasi ku akan ku search"ucap Satya mematikan telpon lalu mengetik sesuatu

"Satya"panggilku setelah lama aku bungkam

"Ehh iyaa"ucap Satya lalu berbalik dan berlutut padaku

"Gimana kondisimu?"tanya Satya

"Lebih baik kok, ohh yaa tanganmu kenapa??"tanyaku lalu mengambil tangan Satya yang terikat sebuah kain yang kotor

"Ohh ini hanya luka kecil"jawab Satya namun aku masih tak percaya

"Jangan di buka"cegah Satya

"Kenapa?kamu pikir aku takut karna sebuah luka seperti ini?"ucap ku seakan tahu apa yang dipikirkan Satya

"Yaa"jawab Satya singkat

"Siniin tanganmu"ucapku

Kemudian Satya pun mengadahkan tangannya yang terluka, aku pun membuka kain tersebut secara lembut. Aku melihat bekas darah yang mengering kemudian sebuah luka sayatan terlihat, aku sedikit meringis melihat nya namun bukan berarti aku takut.

"Lukamu bisa infeksi nanti, aku obati ya"ucapku namun Satya hanya diam

Aku pun mengambil kotak P3K ku di tas yang kebetulan aku bawa karna tadi di sekolah aku mengambilnya di UKS yang sudah lama tak kubawa pulang. Aku dengan hati hati membersihkan sisa darah dengan menggunakan air botol minumku. Setelah itu aku pun meneteskan betadine ke tangan Satya.

"Aww"ringis Satya membuat ku mendongak

"Udah diem aja"ucapku berdecak

Kemudian aku menutupi luka tersebut dengan perban dan ku plester agar tidak terlepas.

"Nahh dahh selesai"ucapku lalu bertepuk tangan layaknya anak kecil

"Kamu itu lucu"ucap Satya tanpa sadar

"Haaa apa??"tanyaku tak mendengar

"Gak papa, makasih ya"ucap Satya terlihat kikuk

"Nihh yaa aku kasih tahu, ada dua hal yang sering orang lupa buat ngelakuin ke orang lain adalah bilang 'makasih' dan minta maaf"ucap ku membuat Satya diam

"Felis"panggil Satyamembuatku menatapnya

"Apa?"jawabku

"Maaf aku tadi terlambat"ucap Satya

"Iyaa Satyaa, gapapa kok"ucapku tersenyum membuat Satya lega

"Aku janji-

"Kamu gak perlu janji Sat, aku tahu pekerjaan kamu itu berat dan sering banget dapet tugas secara tiba-tiba"ucapku mengerti

"Terima kasih pengertiannya Fel"ucap Satya tersenyum padaku

Entahlah aku merasa melayang melihat Satya tersenyum padaku kedua kalinya. Kemudian sebuah sedan hitam mewah berhenti tepat di depan halte lalu muncul lah sosok tegap dan berwibawa memakai baju doreng lengkap dengan baret hijaunya.

"Hormat Kapten, mobil telah siap"ucap tentara tersebut

"Baik terima kasih staf sersan Dimas"ucap Satya datar tanpa ekspresi

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang