Setelah selesai upacara pemakaman Raihan, aku langsung memutuskan pulang ke rumah ditemani Satya yang sedari tadi diam dan berjalan kaku di belakangku. Kali ini aku tidak menegurnya, aku memilih untuk diam mencoba mengikhlaskan Raihan yang telah tenang disana. Aku akan merindukanmu,Sayang.
Tidak ada percakapan antara aku dan Satya, aku terlalu larut dalam kesedihan ketimbang mengajak ngobrol Satya untuk sekedar menganggu Satya. Kini aku berada di taman mini yang berada di sebelah kolam renang rumahku. Aku duduk di ayunan yang dulu sering ku bermain disana.
Lamunan ku buyar ketika seseorang mengayunkan ayunan yang kududuki. Aku menoleh kebelakang dan melihat sosok bertubuh tegap memakai baju doreng hijau berlengan pendek yang ia gulung beberapa kali dan nampak pas ditubuhnya.
"Kenapa murung?"tanya Satya kaku
"Gapapa"jawabku pendek
"Jangan sedih"ucap Satya bingung harus berbuat apa
"Aku gak sedih Sat, aku cuma gak nyangka aja. Ya udah aku masuk dulu"ucapku lalu bangkit dan meninggalkan Satya yang mematung
****
Sehari setelah pemakaman Raihan. Satya melihat perubahan sikap dari Felis yang terlihat lebih murung dan pendiam. Jujur ia merasa aneh ketika sarapan tadi pagi, Felis hanya berdiam diri tak menyentuh sedikitpun makanan dan bodohnya Satya hanya berdiam diri tidak tahu harus berbuat apa. Dia ingin Felis kembali ceria dan berceloteh ria, entah sadar atau tidak Satya mulai tertarik dengan gadis yang beda 4 tahun dengan nya. Lebih baik ia mendengar suara brisik dari Felis dan menghadapi segala tingkah laku yang kekanak-kanakkan nya dari harus melihat Felis murung dan cenderung diam.
Gadis itu sekarang juga tidak masuk sekolah, dia lebih memilih berdiam diri di rumah tanpa melakukan sesuatu. Satya pun merasa iba dengan Felis, ia merasa gagal karna tidak bisa menyelamatkan warga sipil. Ia datang tidak tepat waktu, ia datang tepat saat orang suruhan tersebut menembak kekasih Felis yang entah ia lupa namanya. Demi sumpah serapah Satya tidak terima melihat gadis yang 4 hari bersamanya ini kehilangan orang disayangi nya, entah ada apa dengan diri Satya saat menyebut Felis memiliki kekasih.
Satya memutuskan untuk naik sekedar melihat kondisi Felis, namun saat hampir sampai, ia melihat pintu kamar sebelah Felis terbuka. Satya yang penasaran pun akhirnya masuk ke dalam kamar dan melihat Felis duduk menyandar di pinggiran kasur dengan mata terpejam dan memeluk sebuah figura.
Satya pun mendekati Felis yang ternyata sedang tertidur dengan bekas airmata yang kering di pipi nya. Satya yang penasaran dengan foto tersebut mencoba mengambil nya dengan perlahan.
My Stupid Sister
-Rangga sayang Elisha-
Itulah yang tertulis di bawah bingkai foto tersebut. Sebuah senyuman tercetak di bibir Satya untuk pertama kalinya setelah sekian lama jarang terlihat. Karna gadis ini, Satya bisa tersenyum kembali. Bahkan Satya tak tahu mengapa gadis ini mencuri perhatian nya.
Pandangan Satya jatuh pada sebuah buku diary yang terletak di sebelah Felis. Ia pun memungut nya dan berniat membaca nya
Dear my Mom and Dad,
Aku tahu kalian sibuk dengan
Urusan perusahaan yang entah
Aku tidak mengerti dengan hal itu
Aku ingin meminta waktu kalian
Sedikit saja untuk bisa memeluk
Dan menceritakan kegiatan apa
Saja yang aku lakukan hari ini.Mom,
Aku rindu belaian lembut dari
Seorang ibu, teman-teman ku
Sering bertanya padaku saat
Menerima rapot, "Kemana ibumu?"
Satu pertanyaan yang membuatku
Diam seribu bahasa, aku tak tahu
Harus menjawab apa. Terlebih lagi
Saat pulang sekolah, semua orangtua
Menjemput anaknya dan menyambut
Anaknya pulang, aku merasa iri
Dengan teman-teman yang lain.
Kapan bunda bisa menjemput lalu
Menyambutku dengan pelukan
Hangat dan menanyakan apa saja
Kegiatanku di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RomanceBELUM DIREVISI JADI BANYAK YANG MASIH TYPO Satya Raharja adalah seorang pemimpin pasukan khusus ia menjabat sebagai seorang kapten. Umurnya yang masih terbilang muda yaitu 22 tahun sudah berkecipung di dunia militer dan merelakan masa muda nya demi...