41.Apakah terlambat?

7.6K 340 43
                                        

Vote and comment nya!!!!

Satya membuka amplop yang berwarna merah muda tersebut dan mulai membaca nya dengan seksama.

Teruntuk Satya ku,
Hari ini aku akan pergi ke Paris,
Menuruti keinginan Auntyku.
Kamu kemana Satya??
Kenapa menghilang tanpa kabar.
Aku ingin mencari mu namun
Kondisi ku tidak memungkinkan.
Aku ingin menjumpai mu untuk
Terakhir kalinya.
Apa kamu sudah tidak
Mencintaiku lagi??
Apa kamu lelah denganku?
Ohhh.. maafkan aku Satya, yang
Selalu merepotkan mu.
Tenang saja, setelah ini tidak
Akan ada lagi yang mengganggumu
Dengan ribuan chat dariku.
Aku sangat berbohong jika
Aku mengatakan 'aku tidak mencintai mu' tapi kenyataan nya,
Aku masih mencintaimu.
Aku tidak tahu hubungan kita
Akan bagaimana, tapi aku
Selalu berharap bahwa itu tidak
Akan berakhir seperti ini.

Untuk Kesatria Negara ku
Aku mencintaimu tanpa syarat.

Felisha Shalsabilla.

Satya menjatuhkan kertas tersebut dengan pandangan nya yang tiba-tiba kosong. Pikiran nya tertuju pada Felis yang pergi meninggalkan nya.

"Gak mungkin"ucap Satya pelan

"Kapten, are you okay?"tanya Gading khawatir

"Felis gak mungkin pergi kan?"tanya Satya masih tak percaya

Gading yang bingung dengan perkataan Satya langsung mengambil kertas tersebut dan membaca nya hingga ia paham sekarang.

"Kapten tenang dulu"ucap Gading namun Satya hanya diam

Perlahan Satya memundurkan langkahnya. Ia masih tak percaya apa yang terjadi selama ia bertugas di perbatasan. Selama ini ia hanya mengalihkan perasaan nya terhadap Felis namun tidak berniat untuk menghilangkan perasaan itu.

"Mobilku, kamu bawa. Aku pergi"ucap Satya kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya

"Tapi kapten.."ucap Gading yang melihat Satya kacau

Satya berjalan keluar hotel dan juga melepaskan jasnya yang berwarna biru dongker menyisakan rompi yang ia kenakan. Ia juga mengendorkan dasi nya yang terasa mencekik lehernya.

Satya berjalan tanpa arah tujuan yaa jelas. Ia menyampirkan jasnya di pundaknya, ia tak peduli semua tatapan tertuju padanya seakan mengatakan bahwa dia gila. Karna pikiran Satya hanya tertuju pada surat yang ditulis oleh Felis.

"Apa yang kamu lakukan padaku, Felis?"tanya Satya lirih

"Aku tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan permasalahanmu. Aku hanya bisa menggenggam tanganmu saja?"ucap Felis menunduk

Entah lah Satya nampak menjadi lebih baik dan tidak sekacau tadi. Ia menyunggingkan senyumannya melihat gadisnya yang selama ini mengisi ruang hati nya.

"Aku menjadi lebih baik sekarang"ucap Satya membuat Felis mendongak

"Apa maksudnya??"tanya Felis

"Genggaman tanganmu yang menguatkanku. Tolong jangan melepaskannya"ucap Satya mengeratkan genggaman kemudian tersenyum menatap Felis

"Tidak akan pernah Satya"ucap Felis ikut menyunggingkan senyum manisnya

"Dann kenapa sekarang aku yang melepaskan nya sendiri?!!!!"ucap Satya memberhentikan langkah nya

Satya mengacak rambutnya secara kasar. Dulu ia sering mengatakan dan meminta Felis untuk tetap menggenggam tangan nya apapun yang terjadi namun kini dia lah yang melepaskan nya sendiri.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang