Bel pulang telah berbunyi dan inilah yang kutunggu-tunggu sedari tadi. Aku membereskan buku-buku ku.
"Fel, gue duluan yaa. Sorry gue gak bisa bareng sama loe"ucap Meisha menyesal
"Santuyy aja, ya udah aku duluan yaa"ucapku lalu memeluk singkat Meisha
Aku keluar dari gerbang sekolah dengan wajah ceriaku. Namun langkah ku terhenti, saat sosok berdiri tegap tepat yang berada jarak beberapa meter di depanku. Aku melihat Satya memakai seragam doreng hijau lengkap dengan atributnya serta baret yang bertengger pas di kepala nya dan juga ransel yang ia pakai di bahunya.
"Satya"lirihku perlahan maju kedepan begitu juga dengan Satya
"Kamu mau kemana??"tanya ku tepat di depan Satya
"Kumohon tunggu sampai aku kembali"ucap Satya memelukku yang mematung
"Satyaa"lirihku
"Aku akan pergi menyelamatkan perdamaian di negara orang"ucap Satya dan seketika aku meneteskan airmata
"Apa kamu akan pergi kesana??itu berbahaya Satya"ucapku dengan memelankan kata terakhir melepaskan pelukan
"Aku harus memimpin pasukanku-"ucap Satya terpotong saat melihatku menangis
"Heii jangan nangis. Aku akan kembali, aku janji itu"ucap Satya meskipun ia tidak yakin dengan janji itu
"Aku mohon jangan pergi"ucapku menangis menahan Satya
"Aku pergi untuk kembali bukan pergi dan tak akan kembali lagi"ucap Satya lalu mengambil tanganku dan mencium tanganku
"Jika kamu rindu jangan ingat aku, Karna itu akan menyiksamu. Jika kamu memikirkan ku, carilah kegiatan yang dapat menyingkirkan pikiranmu tentangku."ucap Satya membuatku menggigit bibirku
"Aku pergi sekarang. Aku mencintai mu, sayang"ucap Satya lembut dan mengecup keningku lalu berbalik
Aku menatap punggung Satya yang mulai menjauh. Tak mau melewati kesempatan, aku berlari memeluk Satya dari belakang.
"Pergi lah Satya, dan kembali lah dengan selamat. Aku akan menantikan mu pulang"ucapku menangis di balik punggung Satya
Satya pun membalik kan badannya dan tersenyum padaku.
"Terima kasih telah mengijinkanku pergi"ucap Satya tersenyum lembut kemudian ia pun melanjutkan langkah nya
Setelah aku melihat punggung Satya yang tak terlihat lagi, aku menatap sekitar yang sedari tadi menonton adegan ku dan Satya yang tak tahu tempat ini namun tak masalah, aku tidak peduli itu. Aku tidak ingin menyesal karna aku tidak mengucapkan salam perpisahan.
****
Satya mendapat tugas dari Mayjen Akhdiyat setelah kemarin beliau menyuruh Satya untuk datang ke batalyon menggunakan helikopter. Satya ditugaskan oleh Mayjen untuk menjaga berbatasan Turki yang sedang mengalami konflik, sebagai anggota PBB dan pemimpin pasukan khusus dari Indonesia. Satya diperintahkan untuk turun tangan dan memimpin pasukan PBB dari Indonesia lainnya.Satya telah siap dengan seragam tempurnya segala peralatan bersenjata telah siap. Kini Satya berada di dalam pesawat tempur bersama sersan Gading, sersan Reno, sersan Fero, serta sersan Dimas yang notabene adalah anggota tim Alpha pasukan elit andalan negara. Langit nampak gelap karna hari sudah malam. Satya hanya duduk dengan sabuk pengamanan, semua prajurit tertidur sejenak untuk meistirahatkan tubuhnya sebelum melewati hari yang berat.
Lampu merah menyala dan terjadi goncangan membuat Satya terbangun dan terjaga. Ia melihat lampu merah yang menandakan sesuatu terjadi.
"Lapor kapten, seperti nya ada masalah pada kabin pesawat"ucap pilot yang berada di depan
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RomanceBELUM DIREVISI JADI BANYAK YANG MASIH TYPO Satya Raharja adalah seorang pemimpin pasukan khusus ia menjabat sebagai seorang kapten. Umurnya yang masih terbilang muda yaitu 22 tahun sudah berkecipung di dunia militer dan merelakan masa muda nya demi...