Satu minggu sudah Bila sakit dan satu minggu pula Dika mengurusnya, sampai-sampai ia ijin tidak masuk kerja.
Ternyata mengurus istri dan anak menguras tenaganya ditambah iklim yang tak bersahabat.
Ia tersenyum melihat Anila yang selalu tertawa tetapi pandangannya kabur ketika sedang menyuapi Anila makan.
Dan setelah sadar ia sudah berada di rumah sakit, Deg....!!! "Kenapa aku ada disini?." tanyanya dalam hati. Ibu mertua yang mengerti kebingungannya menjelaskan bahwa ia pinsan dirumah, tapi bersyukurnya ia tidak apa-apa hanya kecapean saja dan boleh dibawa pulang.
Sesampainya dirumah ia beristirahat dikamar utama dan Bila beristirahat di ruang tengah, Anila akhirnya di asuh oleh neneknya sampai ayah dan ibunya kembali sehat.
Diruang tengah Ibu Bila berusaha menasehatinya "Bila, kamu lihat sekarang hasil dari pikiranmu yang berlebihan, suamimu ikut jatuh sakit. Suamimu juga manusia biasa, kamu bersyukur memilikinya."
Bila tertunduk dengan raut muka yang masih pucat, seperti tamparan keras menyadarkan atas pikirannya yang terlalu over dan tak terasa air mata menitik di pipinya.
3 hari berlalu.....
Keadaan Bila mulai pulih dan ia memberanikan diri bicara dengan suaminya "Mas, aku minta maaf ya karena aku dirimu jatuh sakit."
"Jangan selalu menyalahkan dirimu, ini semua sudah kehendak Allah swt." balasnya dengan senyuman."Mas, aku ingin bicara sesuatu boleh?." Tanyanya Ragu-Ragu dan dijawab anggukan oleh Dika.
"Mas, aku ingin pindah Rumah tidak ingin tinggal disini. Aku ingin melupakan incident itu Mas. Jika aku masih disinih aku akan terus khawatir Anila pergi ke sungai lagi." Rajuk Bila.
Dika tidak bisa langsung menuruti keinginan Bila karena banyak hal yang harus dipikirkan.
Suasana menjadi hening hanya suara jam dinding yang mendominasi isi ruangan.
Akankah mereka Pindah....?
Bersambung....!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata Mu
General FictionCerita bersambung mewakili perjalanan hidup seorang manusia yang bernama hawa (Perempuan)