Hati Kecil Cika

18 1 0
                                    

Keesokan hari disekolah Cika begitu sangat gelisah, ia merasa tidak enak dengan Nila atas apa yang terjadi kemarin. Akhirnya ia memberanikan diri bicara kepada Nila sahabatnya itu "Nila, aku minta maaf ya."

"Minta maaf untuk apa?." Tanya Nila sambil menulis apa yang ada di papan tulis ke buku catatannya.

"Aku membacakan surat Ramond kemarin didepan mamah kamu." Jawab Cika, mendengar hal itu Nila hanya tersenyum getir.

"Aku tidak tahu jika respon Ibu kamu seperti kemarin Nila, aku minta maaf ya." Lanjutnya memohon sambil mengangkat kedua tangannya.

"Ibu dan ayah termasuk orang yang ta'at dalam beragama, mereka berusaha semampu mereka untuk menaati rambu-rambu yang ada. Hanya satu yang belum terlaksana...." Kata-kata Nila menggantung dan menatap dalam Cika sahabat yang ia kenal dari TK itu. Cika balik menatap dengan raut muka penasaran.

"Berjilbab, itu yang belum terwujud dan hal itu wajibkan seperti apa yang diterangkan oleh guru agama. Kata bunda jika hatinya sudah yakin, ia tidak akan melepasnya sampai kapanpun." Lanjutnya.

Mendengar hal itu Cika seperti tercekat tenggorokannya, ia berpikir berbeda sekali dengan keluarganya. Keluarganya tidak peduli akan hal itu yang penting mereka makan enak, tidur nyaman, semua serba ada dan berkucupan itu yang lebih baik. Shalat saja bisa dihitung dan shalat sekeluarga itu hanya ketika hari raya idul fitri atau idul adha. Terbersit di hati kecil Cika ingin bertanya lebih dalam kepada Ibunya Nila tentang islam lalu ia tersenyum. Nila yang memperhatikan Cika diam dan tersenyum sendiri angkat bicara "kamu kenapa jadi diam dan senyum-senyum sendiri?"

"Tidak apa-apa, ayyyuukk kita lanjut belajar" jawab Cika.

Bersambung....!!!!

Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang