Mungkin Nanti

11 1 0
                                    

1 Minggu lagi.....

5 hari lagi .........

4 hari lagi ..........

3 hari lagi ..........

Ya tiga hari lagi Nila dan Wendi akan bertarung memperebutkan posisi emas dimana akan menjadi perwakilan sekolah.
Nila perwakilan dari kelas VII B sedangkan Wendi perwakilan dari kelas VII F dari sekian banyak murid merekalah yang terpilih menjadi dua besar.

Mereka berdua begitu semangat mempersiapkan diri baik mental maupun knowledge, seandainya semua murid di Indonesia memiliki daya saing seperti ini beberapa tahun kemudian Indonesia pasti bisa berkembang pesat berada di tangan-tangan anak muda ini.

"Nila lusa kan 27 April, kamu ikut acara ulang tahun sekolah dan perlombaannya tidak" tanya ketua kelas yang sedang mendata teman - temannya.

"Ikut dong, masa si aku gak ikut merayakan hari ulang tahun sekolah hehehee" jawab Nila terkekeh.

"Kamu yakin Nila, kamu kan seninnya akan bertarung lawan Wendi. " Timpal Cika

"Tenang ko Nila pasti bisa melawan aku " kata Wendi yang tiba - tiba ada dibelakang mereka.

"Wendi, kamu ngapain kekelas kami? Mau mantau apa yang dilakukan Nila ya? " Tanya ketua kelas karena kaget mendapati Wendi ada dibelakang mereka.

"Su'udzhon aja kamu yuan, aku tadi sedang lewat didepan kelas kamu tiba-tiba dengar kalian bicara, yasudah aku masuk saja" bantah Wendi. Yuan hanya menyeringai mendengar penjelasan Wendi.

"Kamu ikut saja Nil, aku juga ikut ko. Kita memang bersaing tapi kita tetap berteman ok" kata Wendi kepada Nila sambil mengulurkan tangannya dan di sambut terbuka oleh Nila dengan senyuman. Mereka berdua saling tersenyum dan indahnya mempunyai mental yang sportifitas seperti ini.

Senyuman mereka membuat adem hati semua orang yang melihatnya tapi tidak dengan Erik, diam - diam ia cemburu melihat kedekatan Nila dan Wendi. Ia lebih memilih membuang tatapannya ke jendela dan duduk dimana tangannya memegangi pinggir meja, Cika yang melihat itu semua mendekati kakaknya dan memegang tanganya.

Erik kaget karena adiknya ini sangat peka tapi Nila dia sangat tidak peka atas perasaannya, "sampai kapan kamu akan menyadari, bahwa aku sangat menyangimu Nila" batinnya dan ia berusaha tersenyum kepada adiknya. Cika hanya menatap kosong kakaknya "Nila, nila seandainya dirimu sadar ada orang yang begitu sangat menginginkanmu, mungkin nanti jika K Erik pergi menjauh sejauh - jauhnya baru kamu menyadarinya" kini Cika yang berbicara dalam hatinya. Menatap Erik dan Nila satu demi satu........

Bersambung......!!!!

Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang