Miss Kepo

14 1 0
                                    

Bel istirahat berbunyi, murid-murid berhamburan keluar tapi Nila tak bergeming. Ia enggan melangkahkan kakinya kemanapun.

"Nila, kamu gak mau kekantin? atau melihat k erik nemui ramond."

"Untuk apa, Bunda sudah menyuruh k erik kan?" Tanyanya mendesah lalu menidurkan kepalanya diatas meja.

"Kamu menyukai Ramond?" Tanya cika takut-takut.

"Ini bukan masalah aku menyukainya atau tidak, aku hanya penasaran orang sedingin Ramond bagaimana bisa menyukaiku. Cika kamu tahu sendiri kan kita bicara saja tidak pernah dengannya." Jelas Nila.

"Ya mungkin dia diam untuk menutupi perasaannya kan."

"Entahlah"

"Yasudah jika kamu ingin diam dikelas, aku penasaran apa yang akan terjadi, aku pergi dulu ya." Pamit Cika si miss kepo dalam segala hal itu, jika rasa penasarannya belum terpuaskan ia akan terus mencari tahu hahahaha.

Sampailah ia di taman sekolah dan mendapati Erik dengan Ramond sedang bicara, ia berusaha mendekati tapi diam-diam agar tidak ketahuan. Setelah dikira cukup untuk menguping ia jongkok dibalik pohon, terdengarlah suara mereka bicara.

"Apakah kamu benar-benar menyukai Nila?"

"Aku sendiri kurang yakin tapi jika bertemu dengan Nila hatiku berdetak kencang, senyumnya jika bicara dengan cika membuat hatiku bergetar ." Jelas Ramond.

"Bukan hanya kamu yang merasakan hal itu, semua laki-laki disekolah ini pun merasakan hal yang sama kepada Nila dan Cika." Kata Erik, mendengar hal itu Cika jadi senyum-senyum sendiri 😊😊😊.

"Kamu hanya kagum kepada Nila, jadi jangan meminta Nila menjadi pacarmu, aku lakukan ini untuk kebaikanmu karena orangtua Nila tidak ingin Nila berpacaran. Dia harus fokus belajar untuk meraih cita-citanya." Lanjutnya.

"K erik bicara seperti ini, karena tidak ingin Nila aku rebut darimu kan? Karena k erik mencintai Nila juga, ia kan? Kita sama-sama laki-laki k, kita bersaing secara sehat." Tantang Ramond yang tak suka dengan ucapan Erik tadi.

"Terserah kamu menilaiku bagaimana atas sikapku kepada Nila, jika aku memang menyukainya atau mencintainya dan mungkin karena aku menyukainya aku akan melindungi orang yang akan merusak masa depannya, kamu harus ingat didalam islam tidak boleh pacar-pacaran jika kami ditakdirkan untuk bersama, Tuhan akan memberikan kami jalan tanpa harus pacaran." Jawabnya dengan tenang dan berlalu meninggalkan Ramond. Ramond diam terpaku mendengar kata-kata Erik, ia tidak menyangka sama sekali Kakak kelasnya yang terbilang supple itu ternyata agamanya begitu sangat kuat juga. Membuat nyalinya ciut jika bersaing mendapatkan hati nila.

Cika setelah menatap Ramond tertunduk lesu lalu pergi mencari kakaknya, ia tahu kemana erik jika hatinya sedang tidak bisa dikontrol. Sampailah ia dilapangan basket dan menadapati erik bermain basket sendiri dengan coolnya, sedangkan cewek-cewek yang melihat hanya bisa terpesona melihat kegantengannya. Cika membiarkannya melampiaskan emosi kakaknya pada hobinya itu. setelah merasa cukup, ia hentikan permainannya dan melihat Cika. Ia langsung menemui adiknya itu dan duduk disebelahnya, cika memberikannya minum dan berkata.
"Aku minta maaf k, tadi aku mendengar semuanya."

"Apa yang kamu dengar tadi, jangan bicarakan ke Nila ya" pinta erik dan cika mengangguk.

"Tapi memang kakak akan benar-benar tidak mau pacaran?" Tanya Cika penasaran.

"Sebenarnya sebelum mamah Bila bilang kemarin tentang pacaran dalam islam, aku sudah mengetahui sebelumnya. Akhir-akhir ini selain main basket aku ikut kegiatan Rohis juga disekolah dan mendapatkan pembahasan tentang ini juga. Jadi kakak berusaha tidak akan melanggar apa yang sudah ditentukan." Jawabnya, Cika tertegun mendengar jawaban itu. Ia tidak pernah menyangka sama sekali kakaknya jauh lebih maju daripadanya, ia bersyukur mempunyai kakak yang begitu sangat baik dan menjadi pelindungnya tapi apakah ini akan menjadi boomerang jika kelak ia jatuh cinta dengan seorang laki-laki.......?????

Bersambung....!!!

Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang