Lukanya adalah Lukaku

55 3 0
                                    

Diteras Rumah, keluarga kecil itu sedang bersantai menikmati angin sore. Dika sedang mengunyah cemilan yang disediakan istrinya dan Nila sibuk bermain Boneka Barbie tapi tiba-tiba teringat sesuatu dan mendekati orangtuanya.

"Ayah, katanya Nila akan dibelikan Sepeda, Kapan yah?" Tanyanya.

"Nanti setelah ayah Gajian ya, untuk saat ini ayah belum memiliki uang yang cukup." jawabnya tersenyum dan Nila kembali bermain Boneka.

Bila yang mendengar hal itu, ikut bicara "Mas, aku kan sudah bilang kemarin tidak mengijinkan Anila memiliki sepeda."

"Alasan kamu hanya karena Nila masih kecil itu terlalu berlebihan Bil, Lihat Cika dan teman-temannya yang lain, mempunyai sepeda seumuran Nila juga kan?." Katanya memberi penjelasan.

"Bukan hanya itu alasannya Mas, tapi ada hal lain." katanya sambil menahan rasa sesak didadanya. Dika memegang Tangan istrinya dengan lembut dan bertanya."Ceritakan padaku, apa yang mengganjal dihatimu?."

"Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan Nila Mas, Aku tidak mau dengan dia memiliki sepeda akan membahayakan dirinya. Misalnya ia terjatuh Mas, lukanya adalah lukaku, sakitnya adalah sakitku. Aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi Mas dan aku sudah berjanji akan menjaganya dengan baik. Sudah cukup ia hampir Tiada karena tenggelam disungai." Jelas Bila.

Mendengar penjelasan itu membuat Dika begitu sangat sayang kepada istrinya, ia mengerti apa yang dirasakan oleh seorang Ibu, mungkin seorang Ibu dibelahan bumi lainpun akan merasakan hal yang sama jika mengalami situasi ini, pikirnya lalu memeluk istrinya dan berkata. " Luka Nila juga Lukaku dan sakit Nila juga sakitku karena aku juga ayahnya. Sebagai orang tua jangan sampai Rasa sayang kita membuat Anak kita nantinya tidak berkembang. Biarkan Nila melakukan Hal baru dalam hidupnya, menikmati setiap proses kehidupan  yang akan ia alami. Kita serahkan kepada Allah swt, biarlah Tuhan yang menjaga dan melindunginya, kita hanya perlu mengawasinya dan menuntunnya kejalan yang Allah swt Ridhai."
Bila mengangguk pertanda ia mengerti.

Setelah gajian, Dika memenuhi janjinya kepada Nila yang begitu sangat ia sayangi, Nila yang mendapati sepeda didepan Rumahnya begitu sangat bahagia. Diajarkanlah Nila oleh ayahnya bersepeda, Bila hanya mengawasi dari kejauhan, dibiarkan mereka menikmati Dunia barunya lalu ia pergi kedalam untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai. Ia berharap tidak akan terjadi apa-apa dengan Nila dikemudian hari.

Bersambung....!!!

Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang