Ini adalah Minggu ke empat dalam mengikuti kompetisi dan lebih tepatnya sudah satu bulan Anila mengikuti ujian.
Ia duduk dibelakang Mading, teman-teman sekelasnya menyalami satu demi satu "selamat ya nila kamu menjadi perwakilan kelas kita " seperti itulah kurang lebih ucapannya, ada yang tulus tapi ada juga yang tidak karena semua siswa_siswi ingin berada di posisi Anila saat ini.
"Akhirnya sahabatku jadi perwakilan 🤗🤗🤗" rangkul Cika dari belakang, Nila tersenyum dan " Masih ada 4 kali test lagi untuk aku bisa menjadi perwakilan sekolah"
" Aku yakin kamu bisa Nila " kata Erik yang tiba - tiba muncul di belakang mereka.
"Tuh kakak ku saja yakin, Nil. Ayooo dong semangat" timpal Cika dan kembali Nila hanya tersenyum.
......................................................................
Disore hari dikamar Anila, ia belajar, belajar dan belajar tiada hari tanpa ia membaca buku, ketika ia sedang belajar terlintas dipikirannya tentang bahasan guru agamanya tadi pagi "Iqra, bacalah yang bisa kamu baca, karena dengan membaca kamu akan mengetahui dunia, entah itu dari Buku, Televisi, atau Internet "
"Anak bunda, sedang belajar atau melamun ya?" Suara Ibunya membuyarkan lamunannya, Nila tersenyum lalu ia menceritakan apa yang ia pikirkan kepada Bundanya.
"Nak, apa yang dikatakan gurumu benar adanya, kamu jangan pernah bosan membaca ya " kata Bila kepada anaknya sambil tersenyum.
"Tapi bun, Anila takut." Anila menundukkan kepalanya lalu Bila mengangkat kepala anaknya dan menatap dengan tatapan lembut.
"Apa yang membuatmu takut Nak?"
"Guru dan teman-teman begitu berharap nila menjadi perwakilan sekolah untuk kelas 7 Bun, tapi inikan masih ada satu bulan babak penyisihannya Bun, Anila tidak yakin Bun" jawabnya menatap jendela kamarnya.
"Semua orang yakin kepadamu lalu kamu kenapa tidak yakin dengan dirimu sendiri?" Tanya Bila kembali.
"Heeyyy anak ayah kenapa ? Ko galau si, ayah sudah dengar percakapan kalian loooohhh " suara Dika yang tiba-tiba itu membuat anak dan ibu itu menoleh.
"Iiihhh ayah kebiasaan nguping " jawab nila tertawa.
"Nila, ayah tahu ketakutanmu. Kamu takut tidak bisa memberikan apa yang mereka harapkan terhadapmu kan? " Tanya ayahnya yang di anggukan oleh Nila dengan cepat.
"Kamu harus buang rasa itu jauh-jauh, yang harus Nila lakukan adalah belajar, belajar dan belajar. Kamu usaha sebaik yang kamu bisa hasilnya serahkan kepada Allah SWT, ok" terang Dika.
"Tapi yah jika tidak sesuai harapan, apakah mereka akan marah dengan Nila?" Tanya Nila kembali dan Dika menggelengkan kepalanya.
"Jika hasilnya tidak sesuai, bunda yakin mereka akan mengerti karena mereka akan melihat usahamu nak bukan hasilmu"
Kata-kata itu sangat menyejukan hati Nila, ia sangat bersyukur dilahirkan di keluarga yang begitu sangat menyayanginya ditambah Ibunya sedang mengandung 6 bulan calon adiknya untuk melengkapi keluarga ini.
Seketika Nila mencium ayah dan bundanya dan memeluknya sangat erat. Benar apa yang dibicarakan wali kelasnya bahwa keluargaku adalah surgaku......Bersambung....!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata Mu
General FictionCerita bersambung mewakili perjalanan hidup seorang manusia yang bernama hawa (Perempuan)