Tersayat

38 4 0
                                    

Sesampainya dirumah,Nila masih terdiam membisu. Dika mendudukinya di Sofa lalu Bila membawakan Minuman untuk menghilangkan rasa haus yang dideranya, dituangkan minuman itu lalu diberikan ke suaminya dan memgambil untuk dirinya juga dan berkata. "Mas, aku masih tidak habis pikir denganmu, bagaimana kamu bisa ambil keputusan seperti itu, kenapa kamu tidak proses aja masalah ini ke Pak Polisi tadi."

Mendengar kata-kata itu Dika menatap dalam-dalam istrinya dan bertanya. "Kamu ingat kejadian waktu perhiasan Nila hilang dan diambil Erik?."

"Iya." Jawab Nila bingung.

"Apa yang dilakukan oleh Pak Kariman tadi itu mengingatkanku apa yang akan kamu lakukan waktu itu. Mungkin jika waktu itu aku menyetujui keinginanmu keluarga kitalah yang merasakan hal seperti itu." Jelasnya.

"Tapi kan masalahnya disinih Nila tidak bersalah mas. Sedangkan Erik, dialah yang bersalah." Bela Bila yang tak terima penjelasan suaminya.

"Tapi sama-sama tidak mempunyai bukti dan saksi kan awalnya?." Tanya Dika kembali, Bila hanya terdiam mendengar pertanyaan itu.

"Kita harus bersyukur kepada Allah swt, Alhamdulillah Allah mengirimkan Malaikat berupa Pak polisi itu untuk menyelamatkan Anila tadikan." Lanjut dika sambil memegang tangan istrinya lalu tersenyum. Bila membalas senyum suaminya dan memeluknya dengan erat.

Nila memperhatikan ayah bundanya, ia masih terdiam, Bundanya yang menyadari akan hal itu melepaskan pelukannya dan mendekati Anaknya.
"Nila kamu kenapa sayang?." Tanyanya lembut tetapi Nila hanya terdiam, air matanya menetes dari pelupuk matanya yang indah. Melihat hal itu hati Bila seperti tersayat ia memeluk buah hatinya dan Nila masih terdiam.

Dimalam hari ketika Bila akan menidurkan Nila, Nila badanya sangat panas. Bila sangat khawatir dan memberitahu suaminya lalu mereka membawanya kerumah sakit.

Diseperjalanan kerumah sakit dengan panik Bila berkata " lihatlah mas, kenapa aku tidak mengijinkan Anila memiliki sepeda, lihatlah apa yang ia alami sekarang, nyawanya hampir terancam aku hampir kehilangan ia untuk kedua kalinya." Airmatanya mengalir deras ia tak bisa menahannya.

Dika hanya terdiam, ia harus fokus menyetir. Ia mengerti perasaan istrinya, tapi ia tidak ingin berdebat karena ini bukan waktu yang tepat.

Apa yang terjadi dengan Anila sebenarnya...?

Bersambung...!!!

Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang