Playstation (PS)

62 3 2
                                    

Setelah dikamar Bila masih tidak mengerti pikiran suaminya, kenapa si Dika selalu berpikiran A dan B yang belum tentu itu akan terjadi nantinya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil langkah sendiri dan memilih untuk tidur.

2 hari kemudian, diruang keluarga Dika sedang asyik menonton Tv ditemani secangkir kopi dan sesekali melihat Anila yang sibuk menggambar mengerjakan tugas sekolahnya.

Bila mondar-mandir dari ruang keluarga ke dapur tanpa tahu apa yang harus ia lakukan? Jantungnya berdegup kencang, Rasanya ingin merahasiakan dari Dika tapi hati kecilnya tidak bisa. Dorongan kuat dari hati kecilnya membuat ia memberanikan diri bicara dengan Dika.

Ia mendekati Dika dan duduk disampingnya, Dika yang mengerti sifat istrinya ini menatap dengan tatapan pertanyaan apa yang akan ia sampaikan sambil menyeruput kopinya. "Aku kemarin sudah kerumah Erik, mas." kata Bila membuat Dika kaget dan memyemburkan kopi yang sedang ia minum.

"Mas jangan marah, aku akan ceritakan kejadian disanah mas." katanya kembali sambil membantu menaruh gelas dimeja.

Dika hanya diam, pikirannya kenapa Bila senekat itu tapi ditahan rasa kesal dihatinya sambil menunggu istrinya cerita. Akhirnya dengan takut-takut Bila mulai bercerita.

"Setelah pulang sekolah, Nila aku ajak main kerumah Erik dan kebetulan disanah ada Erik dan mamahnya serta cika. Aku meminta Nila bermain dengan Cika agar aku bisa bicara dengan mamahnya Erik. Tetapi tiba-tiba erik datang dengan membawa PlaysStation (PS), mamahnya bingung dan bertanya kepada Erik. "Erik kamu dapat PS ini dari siapa Nak?." "Aku beli sendiri dari hasil tabunganku mah, kan mamah yang selalu mengajarkanku untuk menabung." Jawabnya tersenyum lalu pergi meninggalkan mamahnya dan aku. Aku yang tahu asalnya darimana sangat kesal kenapa anak ini berbohong Mas, tapi tiba-tiba mamahnya bicara padaku "Erik ini anak yang baik, pendiam dan jika ingin sesuatu tidak langsung meminta kepada kami, sebisa mungkin ia menabung, aku bangga dengannya Bu Bila." aku jadi tidak sampai hati untuk menceritakan yang sesungguhnya. Jadi aku memutuskan untuk bicara dengan Erik dengan Alasan untuk menitip pesan ke Erik menjaga Nila sebagaimana ia menjaga Cika dan akhirnya disetujui oleh mamahnya. Ketika aku bicara dengan Erik, aku beritahu dia kalau aku dan mas sudah tahu beli Ps itu uangnya darimana, Erik sangat ketakutan dan meminta aku untuk tidak bilang ke mamah dan papahnya. Aku menyetujui permintaannya dengan satu syarat Mas." ceritanya terhenti ketika Anila mendekat.
"Ayah, Bunda, Nila ingin Bobo." pinta Nila. Bila menatap suaminya dan Dika mengangguk isyarat membolehkan Bila menidurkan Nila terlebih dahulu.

Setelah berhasil menidurkan Nila, ia kembali ke suaminya, tetapi kali ini Dika yang penasaran dengan persyaratan yang diajukan oleh istrinya ini " Jadi apa persyaratan yang kamu berikan kepada Erik?." Tanyanya.

"Aku bilang ke dia, tidak akan meceritakan hal itu ke orang tuanya asal Nilai sekolahnya selalu bagus dan harus mendapat peringkat. Tapi bukan hanya sekali tetapi dari sekarang sampai nanti ia kuliah dan sudah besar selalu menjadi yang terbaik." jawabnya. Dika mendengarnya lega, akhirnya apa yang ia takuti tidak terjadi.

"Lalu Erik menyetujuinya?." Tanyanya kembali.

"Awalnya si tidak, kenapa dia dihukum seperti itu, hanya karena ia mencuri, ya aku jelaskan bahwa mencuri itu dilarang oleh Allah swt dan memang akan ada hukumannya, akhirnya ia menyetujui dengan pasrah." Katanya penuh kemenangan.

"Tapi apa yang membuatmu mengambil keputusan hukuman seperti itu Bila?." Tanya Dika semakin  penasaran.

"Jadi seperti ini loh mas, Erik mencuri karena ia suka sekali main PS, hal itu sudah seperti candu. Jika kita mengambil PS itu, itu akan berdampak buruk untuk si anak. Hal yang kita lakukan adalah mengalihkan pikirannya ke hal lain agar sedikit demi sedikit mengurangi ia bermain game dan lama kelamaan candu itu akan hilang.Aku yakin ko dengan ia berjanji demi Allah swt dan melaporkan hasilnya setiap akhir kenaikan kelas, Erik akan belajar lebih keras dari biasanya dan akan beralih dari game itu. Toh ini untuk kebaikan masadepannya juga kan." paparnya pajang lebar. Dika berdecak kagum dengan pikiran istrinya, ah tidak salah ia menjadikan Bila istri dan ibu untuk anak-anaknya.

"Tetapi ada yang harus kamu perbaiki dari dirimu juga Bil." katanya kemudian.

"Iya mas, aku tahu jangan mengundang pencuri kan" katanya tertawa dan dikapun ikut tertawa.

Tak terasa pukul sudah menunjukan 22:00 Wib, akhirnya mereka memutuskan untuk tidur.

Bersambung.....!!!

Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang