Kejujuran Nila

51 3 0
                                    

Tiga bulan sudah Nila memiliki sepeda, kini kesabaran Dika mengajari Nila bersepeda telah membuahkan hasil. Nila telah lancar mengayuh sepeda, bagi Nila bukan hal sulit menaiki sepeda dan mengayuhnya karena ia lakukan itu dengan hati yang bahagia dan senyum yang tak pernah lepas dari dirinya yang kini beranjak 5tahun. Selesai bersepeda disekitaran Rumahnya, ia berlari kecil memeluk ayahnya seperti orang yang belum pernah ketemu sebelumnya. Bila yang melihat hal itu tersenyum, ia merasakan Firasat yang tidak enak tapi tak ia pedulikannya.

Kini setiap libur sekolah seperti sudah menjadi kebiasaan Nila bersepeda ditaman. Dika yang sedang libur kerjapun ikut ke taman beserta istrinya untuk mengisi kekosongan waktu mereka. Nila ijin bersepeda disekitar taman bersama teman-temannya yang diiringi cium pipi ke ayah dan bundanya entah kenapa Rasanya enggan hati Bila melepas anaknya dari pelukannya.

Setelah selesai bersepeda Nila kembali ke orangtuanya tapi Bila bingung kenapa hanya Nila dan Elya sedangkan Cika, Fina dan Gina (saudara kembar) tidak bersama mereka." Kenapa kalian hanya berdua?." Akhirnya tanyanya penasaran.

"Cika terjatuh bun, jadi sewaktu dijalan ia terjatuh kami sudah menolongnya. Tapi ketika mau kami antar, Cika hanya mau diantar pulang oleh Fina dan Gina" jelas Nila.

"Kenapa Cika terjatuh Nak?." Tanya ayahnya.

"Nila tidak tahu yah, karena Nila didepan Cika." Jawabnya.

" Apakah kamu tahu Elya, kenapa Cika jatuh?." Tanya Dika kepada temannya tapi hanya dijawab dengan gelengan kepala.

Tidak lama dari Nila dan temannya bercerita datanglah keluarga Cika menghampiri Dika dengan penuh amarah.

"Dimana anakmu?." Tanyanya setengah membentak kepada Dika.

"Ada apa ini Pak Kariman?." Tanya Dika bingung.

"Anakmu telah menjatuhkan Cika anak aku sampai kakinya terluka." Jelasnya.

"Anak aku tidak menjatuhkan anak Bapak, ia sudah menceritakannya tadi kepada kami peristiwa Cika jatuh dari sepedanya." Bantah Bila yang tak Rela anaknya di Fitnah.

"Oh iya, itu kata anakmu dan kata anakku Nilalah yang membuat dirinya terjatuh." Sanggahnya semakin panas.

"Om, Nila tidak menjatuhkan Cika, Cika jatuh sendiri Om." Kata nila yang mendengar itu semua.

" Nila kamu jangan berbohong ya, sekarang Nila jujur, karena kejujuran Nila sangat penting disinih." Pinta Pak kariman ayahnya Cika.

"Nila tidak berbohong om, nila sudah jujur." Katanya kembali.

"Bapak sudah dengarkan penjelasan dari anak kami." Kata Dika, ia mendekati cika dan berkata "Cika, kamu terjatuh? Coba ceritakan kepada paman, apa yang sebenarnya terjadi?."

Kariman yang mendengar hal itu semakin memuncak amarahnya.

Apakah yang akan dilakukan Kariman...?

Bersambung....!!!

Ini Kacamata_Nya Bukan Kacamata MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang