" Aku lelah berujar tentang rindu. Penat berbisik perihal cinta. Nyatanya, hatinya tak jua merasa. "
-------
Asna merenggangkan tubuhnya perlahan, merasakan kram luar biasa didaerah perutnya. Ia masih beradaptasi dengan cahaya jingga yang menyorot iris matanya sampai silau dan remang. Gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali memastikan keberadaannya. Asna meneggang saat pupil matanya menangkap suasana yang berbeda dari sebelum ia terkapar. Sebuah bangunan kamar yang megah, Asna meraba gamis dan tubuhnya shock. Bajunya sudah diganti? Subhanallah. Gadis itu merutuki kebodohannya di kota orang yang sampai hal buruk terjadi padanya, ia kembali menangis sesenggukan.
Dari balik pintu, terlihat pria berkemeja rapi dan bermasker berdiri diambang pintu sembari melempar senyum lebar. Asna beranjak dari kasur mengambil sepatu kets miliknya, ia menujuk-nunjuk ke arah pria yang belum angkat bicara tersebut --Asna geram. Tapi tetap saja ia wanita tanpa bekal beladiri, ada raut ketakutan diantara sikap sok berani yang ia paparkan. Pria itu malah cengengesan. Astaghfirullah.
"Kamu kenapa disini? Kamu macam-macam sama saya?" Ujar Asna seraya menuding pria tersebut.
Pria itu mengulurkan tangan, " saya Vino Aldrian,kamu?" Tanyanya balik.
Asna mundur, " bukan muhrim. Lagipula tidak ada gunanya saya berkenalan dengan penjahat."
"Hahahaa, kamu akhirnya sudah banyak berubah. Tapi tetap lucu."
"Siapa kamu, jangan modus sok kenal."
Pria itu masih batuk-batuk, lalu perlahan membuka masker hijau di wajahnya. Asna makin terhenyak, ia mematung beberapa saat dan tersadar. Ia diam berbanding terbalik dengan sikap ganasnya tadi. Sejujurnya, ada seribu satu kata dan pertanyaan yang ingin wanita itu lontarkan tapi terbungkam dibalik kerongkongan.
"Al-- Aldrian?" Entah itu ucapan atau pertanyaan yang jelas jantung Asna rasanya ingin loncat.
"Ya, tenang kamu ada di rumah saya. Dan tadi baju kamu kena kotoran waktu pingsan jadi.."
"Astaghfirullah, drian!!" Tukas Asna dengan mata melebar.
"Eh-- jangan salah sangka dulu. Itu bibi yang gantiin, pakai gamisnya almarhum mama aku."
"Innalillahi wainnailaihi rajiun tante septi meninggal? Ya Allah maaf."
"Sudah lupakan. Sekarang kamu jauh-jauh dari bandung ke malang mau apa? Cari aku?" Ujarnya sembari ketawa.
"Bukan. Aku cari suamiku."
"Uhuk. Suami? Kamu sudah menikah?"
Asna duduk dikasur sembari mengenakan sepatunya, " iya, dan aku cari dia. Tapi aku dijambret, kehilangan uang dan pingsan dijalan."
Vino bersender di kusen pintu, ia sengaja tak masuk karna takut menimbulkan fitnah. Lagipula ada bi Mina yang ia suruh bersih-bersih di dalam toilet kamar yang Asna tempati -- kamarnya. " saya antar kesana ya?"
"Saya nggak tahu alamatnya."
Vino melengos dengan nafas panjang, " emang namanya siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dalam Doa
Spiritual(SEBELUM BACA BUDAYAKAN FOLLOW DULU YAH, HAPPY READING) Rank: #2 ikhwan #3 religi #1 nikahmuda #1 perjodohan #1 islami #3 spiritual #69 fiction Semoga Doaku dan Doamu sama dan Allah meridhoi kita untuk bersama dalam ikatan halal dengan niat menggapa...