11. Tumpangan

24.6K 1.9K 101
                                    

"Jambreeeet! Toloooong!" terdengar suara seorang wanita berteriak meminta tolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jambreeeet! Toloooong!" terdengar suara seorang wanita berteriak meminta tolong.

Laurin terhenti, menoleh ke kanan dan ke kiri, segera mencari sumber suara. Ia berlari menuju ke utara, menghampiri seorang wanita paruh baya yang terlihat kebingungan.

"Ada apa, Buk?"

"Tas saya dijambret orang." Wanita paruh baya tersebut menunjuk ke arah barat, terlihat seorang pria memakai helm tengah berlari menuju gang sempit.

Tanpa berpikir panjang, Laurin mengejar pria berhelm itu. Selain kuat secara fisik, Laurin sudah terbiasa latihan berlari berkilo-kilo meter. Wajar jika dia mampu mengejar perampok itu dengan sangat mudah.

"Mau ke mana lo?" Laurin berkacak pinggang dengan mata mendelik setelah berhasil memojokkan perampok itu di sebuah gang buntu.

"Eh adik jelek! Jangan sampai saya melukai kamu ya!" ancam perampok itu.

"Balikin tas itu!" pinta Laurin.

"Jangan harap!" perampok itu mengambil sebuah kayu balok dan hendak memukulkan kayu tersebut ke arah Laurin.

Laurin dengan sigap menangkap balok kayu tersebut dengan satu tangan. Kemudian Laurin menendang perut si perampok hingga perampok tersebut terpental. Punggung perampok itu sampai terhempas ke pagar gang.

"Dasar bocah sialan! Haaaaaa..." perampok itu berlari ke arah Laurin dengan tangan mengepal, hendak melayangkan tinju.

Lagi, Laurin dengan sigap menangkap tangan si perampok, memelintirnya ke belakang, membuat si perampok mengerang kesakitan dan menjatuhnya tas yang ia rampok. Wanita paruh baya itu langsung mengambil tas miliknya, mengeluarkan ponsel, lantas menelpon polisi. Tak lama setelah itu, polisi datang, bergegas memborgol kedua tangan si perampok, lalu menggelandang perampok tersebut ke kantor polisi.

"Terima kasih ya, Dek," ucap wanita paruh baya itu sebelum ia ikut ke kantor polisi untuk dimintai kesaksian.

"Iya, Buk."

Laurin menghela napas, menyeka keringat yang ada di dahinya, lalu berjalan santai menuju sekolah. Langkah kakinya tercekat saat seorang cowok berseragam Delton berdiri di depannya.

"Eh si Alan," sapa Laurin.

"Apa lo itu cat woman?" Alan melipat tangan. Sedari tadi ia melihat dari jauh aksi heroik Laurin.

"Cat woman?" Laurin menggaruk rambutnya yang tak terasa gatal. "Cat artinya kucing. Woman artinya perempuan. Berarti lo ngira gue ini kucing betina apa?"

Alan terkekeh, tak menyangka jika Laurin tidak tahu tentang karakter cat woman.

"Kok ketawa sih?" tanya Laurin heran.

Alan mengulum tawanya, cukup heran mengapa ada orang seperti Laurin yang menurutnya sangat unik.

Mata Laurin terbelalak saat melihat jarum jam di arlojinya. "Omegot! 10 menit lagi gerbang ditutup! Aduuuh gue harus gimana ini?"

K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang