33. Tuntutan Profesi

21.5K 2.3K 97
                                    

Laurin menggeleng-gelengkan kepalanya, heran mengapa Rega memiliki stamina yang teramat banyak untuk melakukan berbagai aktivitas selain sekolah. Rega harus syuting, pemotretan, konser, juga pergi ke luar negeri untuk mengikuti olimpiade.

Laurin mengedikkan bahu, tak peduli. Ia memilih mengabaikan Rega yang saat ini sedang sibuk pengambilan scene beberapa adegan dengan Amanda, artis cantik yang sedang naik daun. Laurin kemudian membuka layar ponselnya dan mulai belajar melalui aplikasi online sebelum Rega memberikan bimbingan padanya. Dia tak mau terlihat terlalu tolol di depan cowok sombong itu.

"Eh apa elu kagak bosen dari tadi belajar mulu?" Mbak Dinda tiba-tiba datang dan duduk di samping Laurin, menyodorkan segelas minuman dingin pada Laurin.

Laurin menerima minuman tersebut lalu meminumnya. "Thanks, Mbak."

"Rega aja kagak pernah belajar."

"Dia kan emang jenius. Sekali baca langsung ingat."

"Iya sih."

"Orang jenius mah enak kali ya?"

"Eh ngomong-ngomong nanti ada adegan kiss lho." Mbak Dinda menyenggol siku Laurin. "Gua paling demen kalau lihat Rega adegan ciuman." Mbak Dinda cekikikan sendiri.

"Tapi Rega kan anak usia di bawah 17. Apa boleh main cium anak orang?"

"Lha dia kan aktor profesional. Ini adalah film ketiga yang ada adegan ciuman gitu. Biasanya, si artis cewek, sengaja disalah-salahin biar menang banyak. Entar kalau salah kan, adegannya suruh ngulang."

"Ih." Laurin bergidik jijik, tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya berciuman dengan orang yang tidak kita sukai hanya karena tuntutan profesi.

"Tuh lihat tuh!" kata Mbak Dinda heboh, menunjuk ke arah Rega yang mulai memegang pipi Amanda seraya menatap gadis itu intens.

Laurin menegang. Seumur hidup, dia tidak pernah melihat orang berciuman secara langsung. Dia hanya melihatnya dalam drama korea saja. Itu pun sudah membuatnya merinding dan sering kali sengaja ia skip karena merasa jijik.

"Seenggaknya, tuh cewek pasti disalah-salahin minimal tujuh kali," bisik Mbak Dinda.

"Ha?" Laurin terlonjak. "Berarti Rega harus nyium tuh cewek minimal tujuh kali dong!"

"Elu tau filmnya Rega yang berjudul Monkey's Love in Java nggak?"

Laurin menggeleng.

"Itu malah si pemeran cewek sengaja disalah-salahin sampai 17 kali. Reganya sampai marah! Baru adegan ke 18, si pemeran cewek baru bener," jelas Mbak Dinda. "Parah!"

"Jijiknyaaaaaa," komentar Laurin risih.

Dari tempat duduknya, Laurin melihat Rega yang mengulang adegan ciuman dengan Amanda. Dia kembali bergidik, lantas mengalihkan pandangannya. Ia lebih memilih kembali belajar bersama ponsel dan aplikasi belajar yang ia miliki. Melihat adegan yang membuatnya risih sungguh sangat menyiksa matanya. Laurin mencoba fokus belajar hingga satu jam pun berlalu.

"Eh Alien, ambilin gue minum!" Rega menyeka keringat lalu duduk di sebelah Laurin.

Laurin mendesis kesal, dengan malas berdiri, dan mengambilkan minuman dingin untuk Rega.

"Mbak Dinda mana?" tanya Rega.

"Nggak tau." Laurin mengedikkan bahu. "Kayaknya dia ke toilet deh."

Rega melihat sejumlah buku yang Laurin bawa. Ia menjulurkan tangannya, mengambil salah satu buku tersebut, lalu membacanya singkat. Bagaimana pun juga, ia harus melaksanakan kewajibannya untuk menjadi tentor Laurin di sela-sela kesibukannya.

"Lo nggak ngerti bagian mana? Entar gue jelasin," tanya Rega.

"Ha?" Laurin cukup kaget. Pasalnya, dia sudah terbiasa mendapatkan bimbingan dari Alan yang hanya memberinya sekumpulan soal tanpa memberi penjelasan. Kalau pun diberi penjelasan, itu pun hanya berupa catatan kecil yang di tulis di buku.

"Kok kaget gitu sih?"

"Nggak apa-apa. Ini nih yang gue nggak bisa." Laurin menunjukkan salah satu soal yang sedari tadi ingin ia pecahkan.

"Oooh kalau soal kayak gini, gampang banget."

"Gampang bagi elo, sulit bagi gue," batin Laurin.

"Jadi bagian yang ini harus disamakan dulu penyebutnya. Lalu, ini dikalikan bagian yang ini."

"Oooh." Laurin mulai mengangguk paham.

"Jangan A O A O aja! Kerjain nih!" bentak Rega, menyodorkan buku tersebut pada Laurin setelah menuliskan sebuah soal yang mirip dengan soal yang ia kerjakan tadi.

Laurin mulai mencoba mengerjakan tersebut dengan antusias. Beberapa kali ia sempat gagal mencoba. Tapi karena Rega menjelaskan padanya berulang kali, Laurin akhirnya bisa menjawabnya dengan baik tanpa perlu terlalu bingung seperti sebelumnya. Diam-diam Laurin menyembunyikan senyumnya, cukup puas dengan cara Rega mengajar meskipun galak.

😎😎😎😎

Sabtu, 16 Maret 2019

Jangan lupa vote dan komen ya buat penyemangat author
Anda baik = ❤
Anda jahat = blokir

Kenapa diblokir? Karena orang-orang jahat merusak mood menulisku. Ye kan?
Nggak perlu marah, nggak perlu ngamuk, nyantai aja sama orang-orang yang suka nyinyir.😎 Ada fitur blokir kok.

Tenang gaes. Dari puluhan ribu followers, sejauh ini cuma dua orang yang jahat kok. Kayaknya hati mereka perlu dibawa ke laudry deh biar bersih. Ye kan?

K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang