90. Extremely Sweet [TAMAT]

35.3K 2.1K 290
                                    

TAMAT

Rega tertawa renyah, mengingat bagaimana dirinya dengan sigap menendang bokong berandalan barusan hingga tersungkur. Jujur, dia merasa hebat. Sepanjang jalan menuju asrama, dia tak bisa berhenti berbangga diri.

"Yang, kamu lihat aku tadi nggak? Keren kan? Mukanya berandalan tadi nabrak rumput. Sumpah ngakak banget," kata Rega yang entah sudah ke berapa kali. Laurin sampai bosan mendengarnya.

"Kamu sudah mengatakan hal yang sama lebih dari 10 kali. Peka dong kalau aku bosan dengerinnya!" tegur Laurin jengah.

"Kok judes gitu sih ngomongnya? Kamu tuh harusnya bangga punya pacar yang bisa berkelahi kayak aku."

"What?" Laurin terperanjat. Sepertinya tingkat kenarsisan pacarnya sudah melewati batas.

"Aku yakin mukanya cowok tadi jadi bengep gara-gara nabrak rumput." Rega kembali tergelak seraya fokus menyetir.

"Eh yang ngalahin mereka tuh aku. Bukan kamu."

"Apa? Kamu yang ngalahin mereka? Jangan ngaku-ngaku gitu dong, Sayang. Jelas-jelas aku yang udah menendang bokong beradalan tadi."

"Tapi aku yang gibeng mereka sampai babak belur."

"Kamu tuh cuma sekedar finishing doang, Sayang. Jangan belagak gitu ih."

"Eh siapa yang belagak?" Laurin menaikkan volume suaranya, tersulut emosi karena tak tahan dengan sikap Rega yang dianggapnya terlalu narsis.

"Tuh kan marah lagi." Rega mencebikkan bibirnya.

"Siapa yang nggak marah? Lha kamu sok-sok'an kayak gitu. Padahal kamu tuh cuma seorang penakut yang lagaknya selangit."

"Kamu ngatain aku penakut?"

Ciiiiiiittt

Ban mobil Rega berdecit ketika Rega mendadak menginjak rem, membuat tubuh Laurin terpental ke depan lalu kembali ke belakang.

"Eh jangan ngerem mendadak gitu dong!" tegur Laurin. "Untung aku pakek sabuk pengaman."

"Salah kamu sendiri kenapa kamu ngatain aku penakut."

Laurin mendesis kesal seraya memejamkan matanya, melepaskan sabuk pengamannya, lalu membuka pintu mobil dan keluar. Dia pun membanting pintu dan berjalan cepat untuk meninggalkan Rega.

Rega menurunkan kaca mobilnya. Perlahan dia mengemudi dengan begitu lambat untuk menyamai langkah kaki Laurin. "Ngambek ya?" tanyanya.

Tak ada sahutan dari Laurin. Gadis itu malah menambah kecepatan langkah kakinya.

"Jangan ngambek dong. Aku kan cuma bercanda doang," bujuk Rega. "Yuk masuk ke mobil."

Laurin berhenti. "JANGAN IKUTI AKU! KALAU KAMU IKUTI AKU, AKU MAU KITA-"

"Eh eh iya-iya," cegah Rega cepat. "Aku nggak bakal ngikutin kamu."

Dengan hati dongkol, Laurin kembali berjalan cepat. Sementara Rega hanya bisa menghela napas, memaklumi emosi Laurin yang meluap karena sedang dalam masa menstruasi. Kebetulan Rega tempo hari sempat mengantar Laurin ke minimarket untuk membeli pembalut.

"Katanya wanita ingin dimengerti. Tapi aku kok nggak ngerti-ngerti sih?" keluh Rega.

***

Laurin melipat tangan dengan bibir yang mengerucut, masih kesal dengan tingkah Rega tadi siang. Sedari tadi dia masih belum menimpali perkataan Rega.

"Kamu masih ngambek ya sama aku?" tanya Rega. Perlahan, dia menggandeng tangan Laurin, mengajak gadis itu memasuki halaman sekolah.

"Ngapain Rega ngajak gue ke sekolah malam-malam gini? Awas aja kalau berani macem-macem," pikir Laurin. Sejak awal bertemu, Laurin memang jarang berprasangka baik pada Rega.

"Kamu tau nggak, kalau di sekolah ini ada cerita cinta yang melegenda. Ada seorang anak konglomerat yang jatuh cinta pada siswi dari jalur beasiswa," sambung Rega dengan intonasi suara yang lembut, sedikit demi sedikit membuat hati Laurin melunak.

"Oh ya?" timpal Laurin.

"Namanya Sean Aurelliano Radeya. Dia sudah lulus dari Delton beberapa tahun yang lalu, sebelum kelas unggulan ada."

"Terus? Kenapa kisah cintanya bisa melegenda di Delton?"

"Dia mengumpulkan banyak orang di taman ini." Langkah Rega terhenti saat sampai di taman yang dipenuhi pepohonan tabebuya.

"Untuk apa?"

"Kamu lihat rooftop yang di sana?" Rega menunjuk rooftop gedung A.

Laurin memicing, melihat rooftop yang ditunjuk Rega lalu mengangguk.

"Dia membawa pacarnya ke sana. Menyuruh banyak orang membawa papan yang menyerupai puzzle yang membentuk rangkaian kata I love you."

"So sweet banget."

"Iya. Memang so sweet. Dan aku akan melakukan hal yang sama buat kamu tapi dengan cara yang berbeda."

"Maksudnya?"

Rega menjentikkan jarinya sebagai pertanda dia menginstruksikan puluhan orang agar keluar dari persembunyian mereka. Masing-masing di antara mereka memegang pistol bubble dan menembakkan ribuan gelembung-gelembung sabun yang mengudara di seluruh taman.

Mulut Laurin menganga takjub. Dia pun tersenyum bahagia dengan pipi yang memerah malu, tak menyangka jika seorang Arkharega Argantha bisa bersikap begitu manis.

Laurin mengacungkan jari telunjuknya, sengaja meletuskan gelembung-gelembung yang menghampirinya. Malam itu, sepertinya dia sudah lupa cara berhenti tersenyum.

Rega tersenyum puas melihat senyuman manis yang mengembang di wajah cantik Laurin. Dia pun kembali menjentikkan jarinya sebagai pertandaa instruksi kedua. Tak lama setelah itu, orang-orang yang tadinya membawa pistol bubble, kini mengeluarkan sebuah lentera kertas dan pematik dari dalam tas mereka, lalu menyalakannya. Seketika pemandangan taman menjadi terang.

"Woaaaah!" Laurin terperangah.

Rega kemudian juga mengeluarkan lentera kertas dari dalam tasnya dan menyalakannya. "Ayo kita terbangkan lentera kertas ini ke udara, biar langit tahu kalau cinta kita teramat sakral dan pantas untuk menjadi sebuah legenda."

Laurin mengangguk setuju. Dia pun menerbangkan lentera itu ke udara bersama Rega, diikuti lentera yang dibawa orang-orang lainnya. Seketika gelapnya langit berubah indah saat lentera-lentera itu terbang, menyala seolah menggantikan bintang-bintang, membuat semua orang terperangah takjub.

Rega perlahan mendekatkan mulutnya ke telinga Laurin lalu berbisik, "I love you."

Laurin mengulum senyum, berjinjit, mendekatkan mulutnya ke telinga Rega lalu berbisik. "I love you too.

📚📚📚📚📚
Zaimatul Hurriyyah
Kamis, 9 Mei 2019

📚📚📚📚📚Zaimatul HurriyyahKamis, 9 Mei 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang