21. Semangat, Laurin!

23K 1.8K 55
                                    

Chika dan Vania mengamati mata hitam Laurin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chika dan Vania mengamati mata hitam Laurin. Sepertinya gadis berjerawat itu kurang tidur tadi malam. Mereka saling memandang satu sama lain, merasa heran mendapati Laurin tampak begitu bersemangat menghafal tabel perkalian.

"10 x 10, seratus." Laurin akhirnya dapat bernapas lega setelah berhasil menghafal apa yang disuruh Alan.

"Rin, sejak kapan elo rajin belajar?" tanya Vania.

"Iya, Rin. Boro-boro belajar. Biasanya kan elo nyatet aja ogah. Sukanya potokopi catetan gue mulu," imbuh Chika seraya menggaruk rambut.

"Gue harus naik kelas. Gue nggak mau beasiswa gue dicabut. Udah jelas gue nggak bisa bayar tanpa beasiswa," jelas Laurin. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, meregangan otot lehernya yang sudah terlalu kaku. Sesekali ia mengerjap, mencoba menghilangkan rasa kantuknya.

"Gue denger, lo belajar sama Alan ya? Heeem enak banget jadi lo. Bisa modus," kata Vania lantas ia menghayal sosok Alan dalam pikirannya.

"Gue pikir yang bisa bocor cuma pembalut doang. Tapi ternyata pala lo juga bocor kayaknya." Laurin mendorong kepala Vania, cukup geram mengapa gadis itu mempunyai hayalan setinggi langit.

Laurin menggeleng heran, meraih sendok makannya dan bergegas menyantap makanannya dengan lahap. Dari meja makan siswa K-U, mata Rega memicing, mengamati tingkah laku Laurin yang tampak begitu lahap menyantap dua mangkok sup buntut sekaligus. Rega menggeleng heran. Bagaimana mungkin ada seorang gadis yang tak peduli tentang arti jaga image seperti Laurin. Wajar saja jika gadis itu memiliki banyak tenaga yang setara dengan 5 orang laki-laki.

"Al, ngapain lo mau ngajarin cewek dodol kek begitu." Rega menunjuk Laurin dengan dagunya.

Alan menoleh, melihat sekilas Laurin yang tengah asyik menyantap makanan sambil mengobrol bersama dua orang teman. Dia tidak menyahut karena malas. Tempo hari dia sudah menjelaskan pada Rega saat di depan gedung A.

"Jangan-jangan ... elo naksir ya sama tuh cewek?" tebak Rega asal.

Alan mengambil sepotong roti lalu menjejalkannya ke mulut Rega, merasa terganggu mengapa akhir-akhir ini Rega terdengar bertambah berisik, terutama menyangkut tentang Laurin.

***

Alan memperhatikan Laurin yang fokus menghafal rangkuman yang ia buat. Tak hanya matematika, Alan juga membantu Laurin dalam pelajaran lain. IQ Laurin sangat minim, tak mencapai 100. Wajar jika Laurin tak suka belajar dan sulit menyerap materi pembelajaran.

"Waktu habis!" ujar Alan setelah melihat jarum jam pada arlojinya.

"Oke. Gue siap." Laurin melipat kertas rangkumannya lalu berdehem, cukup gugup, takut tidak bisa menjawab dengan benar dan pada akhirnya mempermalukan diri sendiri.

"Apa kepanjanga dari VOC?"

Laurin menggaruk rambutnya, bola matanya melihat ke atas, mencoba mengingat-ingat kembali apa yang baru saja ia hafalkan. "Verenigde ... Oost Indische Compagnie. Betul nggak?"

Alan menganggu singkat. "Apa kepanjangan dari BPUPKI?" lanjutnya.

"Apa ya?" bola mata Laurin kembali melihat ke atas, berpikir keras. "Em ... Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia."

"Heeem sepertinya otak lo udah mulai connect." Alan mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tas ranselnya, memberikan kertas itu pada Laurin. "Itu rangkuman rumus yang harus lo pelajari.Untuk tiga hari ini, gue kasih waktu lo seminggu buat menguasai matematika jenjang SD. Lo bisa belajar dari aplikasi online."

Alan berdiri, menggendong tas ranselnya di salah satu bahu, memasukkan salah satu tangannya ke saku celana, lantas berjalan santai menuju pintu keluar.

"Ish apa-apaan dia! Ngajarin matematika tapi dikasih kertas begini doang. Gue kan mau diajari, bukan belajar sendiri dari aplikasi online," batin Laurin kesal, kurang puas dengan cara Alan mengajar.

🤗🤗🤗🤗🤗
Selasa, 5 Maret 2019

Dear reader,
Maaf per chapter cuma dikit. Kalian bacanya nggak sampek lima menit. Tapi author ngetiknya 1 jam lebih. 😭 maap ya🙏
Prinsip author dalam menulis adalah sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Update tiap hari tapi chapter dikit. Mohon maklum ya 🙏

Wajahnya Alan kayak gini ya gaes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajahnya Alan kayak gini ya gaes. Adem, kayak pendiam gitu. Alan ya Alan. Kim Taehyung ya Kim Taehyung.

K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang