10. Melabrak

25.2K 1.9K 61
                                    

Laurin mendengus kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laurin mendengus kesal. Dia berjalan menuju gedung A, di salah satu ruang di sana, yaitu K-U1. Semua peristiwa yang terjadi hari ini adalah karena ulah Rega yang tiba-tiba datang dan mengaku-ngaku sebagai pacarnya.

Langkah Laurin tercekat di ujung koridor saat melihat Atta tengah bermain ponsel sambil menyandarkan punggungnya di tembok dekat pintu. Nyali Laurin mendadak menciut untuk memasuki K-U1. Ia meneguk ludah, buru-buru menyembunyikan diri di balik dinding seraya mengamati Atta dari jauh. Cowok bermata sipit itu entah mengapa selalu berhasil membuat jantung Laurin berdegup gugup walau hanya memandangnya dari kejauhan.

"Mau ngelabrak Rega?"

Laurin terperanjat kaget, membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok cowok yang tempo hari ia temui di toilet. Wajahnya sangat familiar. Cowok itu sering dibicarakan Chika dan Vania. Terlebih lagi Laurin juga sering melihat snapgram teman-temannya yang juga sering meng-upload foto cowok itu. Tapi Laurin sedikit lupa namanya. Mungkin karena Laurin tidak tertarik padanya.

"Iya. Gue mau ngelabrak Rega," sahut Laurin sedikit kikuk. Ia memperhatikan cowok itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Mata Laurin mulai memicing silau, cukup kagum karena ketampanan cowok itu.

"Kenapa cuma berdiri di sini? Masuk aja!" suruh cowok itu santai.

Mata Laurin mulai menyisir di seluruh bagian jas almamater yang dikenakan cowok itu. Tidak ada name tag. Laurin tidak tahu harus memanggil cowok itu dengan sebutan apa.

"Melviano Kalandra. Panggil aja Alan," kata cowok itu yang dengan mudah bisa menebak apa yang ingin Laurin ketahui.

"Oooh jadi nama lo itu Alan? Ya depannya jangan ditambah si aja."

"Sialan dong." Alan terkekeh pelan.

Laurin ikut terkekeh. "Anak K-U emang pintar ya."

"Eh katanya mau ngelabrak."

"Emmm..." Laurin kembali mengintip Atta dari kejauhan. Dia enggan melabrak Rega jika Atta masih ada di sana.

Alan melongok. Dia juga melihat Atta di depan kelasnya lantas mengangguk paham. Dia tahu bahwa Laurin enggan memasuki kelasnya karena ada Atta di sana. Alan seketika bisa menyimpulkan bahwa Laurin memiliki perasaan pada Atta.

"Lo suka Atta?" tebak Alan. Sengaja melontarkan sebuah pertanyaan sederhana untuk memastikan gestur tubuh Laurin saat menjawab.

"E... enggak kok," sahut Laurin gugup. "Ngapain juga gue suka sama dia?"

"Kalau gitu, masuk aja!"

"I ... iya. Pasti gue bakal masuk kok." Laurin melangkah keluar dari persembunyiannya.

Alan hanya menunggu apa yang akan Laurin lakukan. Sepertinya dia akan suka dengan drama yang bisa ia lihat secara langsung di masa SMA nya yang tadinya membosankan.

K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang