53. Merasa Bersalah

21.3K 1.9K 167
                                    

Follow IG ku yah
Bulan MEI akan ada info PO I am in danger
IG => zaimatul.hurriyyah
😊😊😊😊😊

Laurin dan Vania menunggu di kursi lorong rumah sakit. Siapa tahu Bu Lidia mengizinkan mereka untuk menjenguk Chika yang kabarnya mengalami depresi berat pasca trauma.

"Kenapa kalian masih di sini?" bentak Bu Lidia saat keluar dari kamar Chika, melihat Laurin dan Vania yang masih belum pergi setelah ia mengusir mereka.

"Tante, tolong biarin kami jenguk Chika, Tante. Saya mohon, Tante," pinta Vania mengiba.

"Kalian nggak usah ke sini lagi! Pergi sana!"

"Tante, kami cuma mau jenguk Chika. Kami-"

"Cukup!" Bu Lidia menambah volume suaranya. "Karena kalian berdua, anak saya menjadi seperti ini. Pergi sana! Jangan pernah kembali lagi!"

"Tante, kami ke sini dengan niatan baik. Kami hanya ingin ketemu sama Chika. Kami ingin memberinya semangat agar dia bisa mengikuti ujian minggu depan," jelas Laurin.

"Semangat kalian bilang? Kalau kalian menemui Chika, itu akan semakin memperparah keadaan. Chika akan ingat kejadian itu lagi. Ngerti?"

"Tante, please!" pinta Vania.

"Pergi kalian!" amarah Bu Lidia sudah memuncak. Dia mendorong Vania hingga Vania terjerembab di atas lantai.

"Vania." Laurin segera membantu Vania untuk bangun.

Braaaak

Bu Lidia membanting pintu, membuat mata Laurin dan Vania mengerjap kaget. Vania menangis. Sama seperti Laurin, ia juga lebih merasa bersalah pada Chika. Seandainya saja ia berpikir logis seperti Laurin, mungkin saja ia juga ikut melarang Chika berteman dengan Joan, Tera, dan Galih. Namun apalah daya. Semuanya sudah terjadi. Waktu tak bisa diulang kembali hanya untuk diperbaiki.

***

Rega tercekat saat ia sedang menjelaskan materi pelajaran. Dia mendapati Laurin yang tampak tidak fokus, tatapan gadis itu tampak kosong. Ada hal lain yang ia pikirkan selain pelajaran.

"Lo masih mikirin sahabat lo itu?" tanya Rega serius. Tempo hari, Laurin sempat menceritakan masalahnya pada Rega.

Laurin mengangguk. "Iya," jawabnya lemas.

"Apa lo nggak mikirin bokap lo?"

"Hm?"

"Lo bilang, lo mau naik kelas agar nggak ngecewain bokap lo kan?" imbuh Rega.

"...."

"Kalau lo terus meratap dan nggak fokus belajar kayak gini, gue nggak bisa jamin lo bakal lulus."

"Tapi-"

"Nggak ada gunanya terus bersedih," potong Rega. "Tragedi itu udah terjadi. Waktu nggak bakal bisa balik meski lo bersedih sehari, setahun, atau mungkin sepuluh tahun. Lo harus mikirin masa depan, Rin. Ada orang lain yang perlu lo pikirin. Bokap lo, misalnya."

"Dia sahabat gue, Ga. Gue nggak bisa berhenti merasa bersalah. Gue merasa nggak becus jadi seorang sahabat. Gue biarin hal buruk itu terjadi pada Chika. Gue ngerasa kalau hal itu terjadi karena kesalahan gue."

"Tragedi ini bukan kesalahan lo, Rin. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri. Sahabat lo sendiri yang mau pergi sama cowok bernama Joan itu. Padahal lo udah berulang kali melarangnya."

"Iya sih. Tapi-"

"Tapi apa?" potong Rega cepat. "Lo mau terus bersedih hanya karena kesalahan orang lain, gitu?"

"...."

"Rin." Rega memegang lengan Laurin, menatap Laurin tajam. "Lo harus lulus. Kalau lo lulus, lo nggak bakal bikin bokap lo sedih. Cuma dua minggu ini aja, Rin. Tolong lupain masalah lo tentang Chika. Setelah selesai ujian, terserah lo mau bersedih lagi atau enggak."

Laurin tercenung, memikirkan baik-baik semua perkataan Rega. Cowok itu benar. Meski ia tengah bersedih, tak seharusnya ia mengabaikan kewajibannya sebagai anak dan sebagai seorang pelajar. Ujian kenaikan kelas sudah dekat. Laurin tak mau usahanya selama ini sia-sia.

"Makasih, Ga. Lo bener! Gue harus lulus. Gue ... gue nggak mau beasiswa gue dicabut dan nggak naik kelas. Gue mau belajar, Ga," kata Laurin.

"Nah gitu dong! Lo boleh sedih, bego jangan." Rega tersenyum lalu mengacak gemas rambut Laurin.

😊😊😊😊😊
Kamis, 4 April 2019

Follow IG ku yah
bulan MEI inshaAllah ada info tentang open PO i am in danger

jangan sampai ketinggalan PO nya! Karena dijamin lebih murah PO daripada di toko buku

jangan sampai ketinggalan PO nya! Karena dijamin lebih murah PO daripada di toko buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang