89. Perkelahian

21K 1.7K 264
                                    

FYI BESOK TAMAT📚📚📚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FYI BESOK TAMAT
📚📚📚

Atta berjalan cepat memasuki rumahnya dengan mata mendelik marah, mengingat perkataan Alan yang terkesan meremehkan. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling, lalu memecahkan sebuah guci yang ia lihat.

"Kurang ajar!" teriak Atta.

Pikiran Atta mulai berkelana, mengingat masa lalunya ketika dia masih berusia 7 tahun.

Seorang anak kecil bernama Attalanta Aderald tersenyum sumringah setelah mendapatkan sebuah piala dari Pak guru karena berhasil meraih juara kelas. Dia menenteng piala tersebut dengan penuh semangat, menunjukkan piala itu pada kedua orang tuanya, seraya berbangga diri.

Tuan Ade hanya melirik piala itu sebentar lalu menatap sinis pada anaknya. "Kenapa hanya ranking dua?"

"Hm?"

"Siapa yang ranking satu?"

"Rega," timpal Atta dengan lugunya.

"Mulai sekarang, tujuanmu adalah mengalahkan anak yang bernama Rega itu."

Tuan Ade pergi begitu saja menuju ruang kerjanya. Sementara Nyonya Siska sibuk menelpon sejumlah kolega bisnis, tak peduli dengan Atta yang ingin menyita perhatiannya.

Sejak saat itu, Atta memiliki tujuan untuk mengalahkan Rega. Kedua orang tuanya selalu memaksa dirinya untuk mengikuti berbagai macam les privat. Di saat teman-teman seusianya asyik bermain, Atta malah sibuk belajar, belajar, dan belajar. Namun, dia tidak pernah sekali pun bisa merebut ranking pertama.

Penderitaan Atta tak sampai di situ. Seiring berjalannya waktu, kedua orang tuanya semakin lama semakin menekannya saat ranking Atta tergeser oleh Alan. Atta dituntut menguasai berbagai bidang tak hanya akademik semata. Dia mulai mengikuti les piano, biola, gitar, bahkan les modern dance.

Atta tak pernah memiliki waktu untuk istirahat walau di hari Minggu sekalipun. Dan lucunya, kedua orang tua Atta tidak pernah puas akan prestasi yang diraih Atta, membuat Atta semakin tertekan dan mulai melampiaskan stress-nya dengan memarahi para pembantunya. Tak jarang Atta juga melakukan kekerasan fisik. Dan kebiasaan buruknya itu berlanjut hingga saat ini.

Tekanan dari kedua orang tuanya membuatnya bermuka dua. Dia berbeda dengan semua siswa yang ada di K-U. Dari luar, dia sangat ramah pada semua orang. Terlebih lagi, dia murah senyum. Tapi ... semua itu hanyalah sebuah kepalsuan.

***

Kini Laurin dan Rega sudah berada di sebuah warung bakso yang cukup ramai pengunjung. Mereka duduk di meja paling ujung di sudut ruangan setelah memesan dua mangkok bakso beranak yang cukup viral di media sosial.

"Sayang, warung ini higienis nggak sih?" bisik Rega. "Tuh lihat! Ada orang ngupil."

"Nggak apa-apa kok. Anggap saja vitamin," timpal Laurin.

K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang