2. Kebohongan Elvan

43K 2.9K 131
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Laurin berlarian di kantin, dia tercekat ketika punggungnya menabrak dada seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat Laurin berlarian di kantin, dia tercekat ketika punggungnya menabrak dada seseorang. Ia membalikkan tubuhnya, untuk melihat siapa yang baru saja tak sengaja ia tabrak. Mata Laurin melebar kaget dengan mulut menganga, mendapati seorang cowok beralis tebal yang menatap sinis seolah jijik. Dia adalah Elvano Adli Cetta, salah satu siswa dari K-U.

"Sorry. Gue nggak sengaja," kata Laurin gugup.

Elvan masih berdiri kokoh dengan tatapan sinisnya, seakan mengatakan pada Laurin sebuah kalimat 'Jangan ngomong sama gue!'. Laurin bisa melihat kalimat itu dari tatapan mata Elvan. Laurin pun berdehem kikuk, menggaruk tengkuknya, lantas berjalan cepat menuju meja makannya.

"Lo kenal sama dia?" tanya Rega yang sempat melihat Elvan ditabrak oleh Laurin.

"Enggaklah. Gue nggak mungkin kenal sama anak udik kayak gitu," kilah Elvan yang kini duduk bersama teman-teman sekelasnya.

Mata Alan memicing curiga, menangkap ada gelagat kaku dari gestur tubuh Elvan. Sepertinya, Elvan sedang menyembunyikan sesuatu. Ucapan Elvan berkebalikan dengan gerakan tubuhnya. Sudah jelas Elvan berbohong bawasannya dia tak mengenal gadis berjerawat itu.

Alan mengedikkan bahu, merasa ia tidak perlu ikut campur urusan Elvan dengan gadis berjerawat itu. Karena memang ia tidak peduli dengan orang lain dan ia tak mau dipedulikan oleh orang lain. Ia hanya ingin sendirian tanpa ada yang mengganggu.

"Bushet. Rasanya ketabrak cogan gimana, Rin?" tanya Chika setengah berbisik.

"Takut gua," jawab Laurin nyaris tak terdengar.

"Duh, andai aja gue yang nabrak Elvan." Vania mulai menghayal.

"Eh gue yang seharusnya nabrak!" sanggah Chika tak terima.

"Apaan sih kalian bedua!" tegur Laurin marah, heran mengapa kedua sahabatnya sangat menyukai para cowok tampan dari kelas unggulan yang usianya satu sampai dua tahun lebih muda dari mereka. Para siswa kelas unggulan juga menempuh kelas akselerasi saat SMP. Wajar jika usia mereka lebih muda.

"Kalau dilihat lagi, Elvan itu nggak kalah ganteng lho." Vania mulai beropini.

"Iya-iya," sahut Chika penuh semangat. "Alisnya itu lho. Tebel banget. Bikin greget hati gue."

K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang