84. Possessive

21.3K 2K 289
                                    

JANGAN LUPA BACA KARYAKU YANG NGGAK KALAH KECE
1. cewek cetar
2. Flower five
3. I am in danger
4. illfeel tapi cinta
5. Kutukan tumbal
📚📚📚📚📚

Rega : Sayang, besok ayo jalan-jalan yuk!

Laurin: Ke mana?

Rega : Ke Jonggol. Siapa tau ketemu wakwaw

Laurin: Ke Korea aja. Biar bisa ketemu BTS

Rega : Ngapain mau ketemu anggota BTS? Aku kan lebih ganteng daripada mereka

Laurin: Kumat nih narsisnya

Rega : Sayang, kenapa sih kamu nggak mau tinggal di apartemen Mbak Dinda lagi?

Rega : Sayang?

Rega : Sayang?

Cukup lama Rega menanti balasan chat dari Laurin. Dia mendesis kesal karena tak sabar lagi. Dia tak tahu jika Laurin sekarang sedang sibuk membalas chat-chat dari Chika.

Chika : Gue nggak kuat lagi, Rin.

Laurin: Nggak kuat kenapa, Chik?

Chika : Sejak orang tua gue tahu tentang penyakit gue, mereka selalu melarang gue ini dan itu. Gue tertekan, Rin. Gue kesepian.

Laurin: Sabar ya, Chik.

Chika : Gimana gue bisa sabar, Rin? Mereka selalu mengekang gue. Mereka melarang gue temenan sama lo dan Vania. Padahal cuma kalian yang gue punya, Rin.

Laurin: Ya walau gimana pun, lo harus sabar, Chik. Gue yakin orang tua lo pasti tau apa yang terbaik buat lo.

Chika : Gue kangen elo sama Vania. Gue kesepian di rumah sendirian.

Rega menggeram kesal setelah 84 chatnya tidak dibalas Laurin. Dia memutuskan untuk melakukan panggilan video call.

"Kenapa kamu nggak balas chatku? Kenapa?" omel Rega, tepat setelah Laurin menerima panggilan video call darinya.

"Aku tadi chattingan sama Chika," jelas Laurin dengan kedua bola mata yang memutar malas. Sejak dia berpacaran dengan Rega beberapa hari lalu, sifat cowok itu yang terlalu pencemburu dan possessive semakin menjadi-jadi.

"Chattingan sama Chika atau sama Elvan?" tuduh Rega.

"Sama Chika. Emangnya kenapa kamu cemburu kalau aku chattingan sama Elvan?"

"Dia kan ganteng. Aku takut kamu selingkuh sama dia."

"Ya ampun, Rega. Aku nggak mungkin jatuh cinta sama dia."

"Terus kenapa kamu kayak akrab gitu sama dia? Kamu juga kenal orang tuanya."

"Stop! Rega, aku sama Elvan itu punya hubungan khusus di mana kita nggak bakal mungkin jatuh cinta."

"Kenapa kok pakek dirahasiain sih? Hubungan apa emangnya?"

"Oke. Aku hanya akan kasih tau kamu. Tapi kamu harus janji nggak bakal bocorin rahasia ini ke semua orang. Janji?"

Rega mengangguk, emosinya sedikit menurun. "Iya. Janji."

"Elvan itu saudara seibu. Dia adikku."

"Apa?" Rega terperanjat kaget. "Saudara seibu? Berarti kalian berdua punya hubungan darah?"

"Iya." Laurin mengangguk. "Makanya, mulai sekarang jangan pernah cemburu lagi kalau aku dekat sama Elvan."

"Terus Alan sama Atta? Nggak mungkin kalau mereka berdua juga saudaramu kan?"

"Kamu kok cemburuan banget sih? Alan itu sering banget nolongin aku. Dia baik. Aku udah menganggap dia seperti sahabatku sendiri. Aku nggak pernah suka sama dia. Apalagi Atta! Aku udah enek banget sama tuh anak."

"Pokoknya kamu nggak boleh jatuh cinta sama cowok lain selain aku. Titik!"

"Iya deh iya."

"Eh ngomong-ngomong ... kamu belum balas chatku. Tadi aku nanya kenapa kamu nggak tinggal di apartemen Mbak Dinda lagi aja? Biar kita bisa sering ketemu."

"Kalau kita tinggal dalam satu gedung, aku yakin kamu bakal nyamperin aku di apartemen Mbak Dinda dari pagi sampai malam. Entar jam sepuluh, kamu baru mau balik ke apartemenmu sendiri."

"Emangnya kamu nggak suka kalau aku nyamperin kamu?"

"Iya. Aku nggak suka. Lagian kamu tuh possessive banget. Aku jadi agak risih," kata Laurin blak-blakan. Sama seperti Rega, mulutnya juga tak kalah pedas.

"Kamu risih sama pacar kamu sendiri?" mata Rega terbelalak.

"Tuh kan ngomel! Dikit-dikit ngomel. Dikit-dikit curiga, nanya nelpon siapa, chattingan sama siapa."

"Pokoknya kamu nggak boleh risih. Itu aku lakukan karena aku takut kehilangan kamu."

Laurin tiba-tiba terdiam dengan pipi memerah. Pengakuan Rega yang terlalu blak-blakan membuat cowok itu terkesan murahan.

"Jangan terlalu blak-blakan gitu ih! Kamu jadi terkesan murahan tau nggak?" protes Laurin.

"Bodo amat! Yang penting kamu tau perasaan aku," timpal Rega.

"Eh besok aku mau ke rumah Chika. Nanti aku bakal ngajak Vania juga."

"Ya udah jam berapa? Aku antar."

"Ya benar?" alis Laurin terangkat senang. "Em ... jam 8 pagi."

"Oke. See you."

"See you."

📚📚📚📚📚
Zaimatul Hurriyyah
Kamis, 2 Mei 2019

Vote 500++ komen 250++

Vote 500++ komen 250++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang