🐢🐢🐢
"Callen, ikut Mama atau ikut Papa?" tanya Clarissa saat jam sarapan pada Putra kecilnya.
"Mmmmmm, di rumah aja." Callen terlihat sibuk dengan semangkuk sereal di hadapannya.
"Deal, ditinggal ya, Mama sama Papa mau jalan hari ini." Kevin mulai aktifitas wajib paginya, membuat jengkel Callen.
Mendengar ucapan Kevin, Callen langsung mendongak dan menatap Kevin dengan tatapan sengit, "Kan Papa latihan, Mama kerja?"
"Enggak, siapa bilang, orang kita berdua mau jalan." Kevin tak akan pernah menyerah dengan gampang sampai anaknya menangis.
"Mamaa," panggil Callen pelan pada Clarissa.
"Hhmmm," sahut Clarissa lembut.
"Mama kerja kan?"
"Enggak sayang, Mama cuma ikut Nenek."
Mendengar sahutan Mamanya kini wajah Callen berpaling pada Kevin, ia menjulurkan lidahnya tanda menang.
"Tapi Papa nggak latihan hari ini, jadi Papa ikut Mama." Kevin kembali mengangkat bendera perangnya.
Callen mulai terlihat sebal, "Tapi Papa pakai baju latihan."
Kevin tertawa pelan, Callen memang selalu cerdas menanggapi kebohongannya.
"Papa bakal lepas habis sarapan," sahut Kevin lagi dengan ringan agar lebih meyakinkan.
Callen menatap Clarissa dengan mata polosnya, Clarissa yang melihatnya pun tak dapat menahan tawanya, "Kenapa kok lihatin Mama kayak gitu?"
Mata Callen mulai berair, "Mama nggak ninggalin Callen kan?" tanyanya mulai khawatir.
Kevin berusaha menutup mulut agar tawanya tak meledak, pagi ini lagi-lagi usahanya berhasil.
"Loh, katanya kan tadi Callen mau di rumah aja." Clarissa kini ikut menjahili.
Dua bulir air mata kini berhasil turun di pipi Callen, sementara Clarissa dan Kevin larut dalam keseruan menjahili putra mereka.
Merasa jika dirinya benar-benar akan ditinggal, Callen pun turun dari kursi makannya lalu berjalan ke arah sudut dekat kulkas.
Ia berdiri menyandar lalu menatap kedua orang tuanya yang tanpa ia tahu jika mereka berpura-pura tidak peduli.
Callen semakin jengkel dan ia pun berbalik arah membelakangi Kevin dan Clarissa.
"Mama nakal, Papa nakal, Callen ditinggal," gerutunya sambil mencuri-curi pandang.
Merasa jika mereka sudah cukup keterlaluan, Kevin pun melepas tawanya, "Callen, sini..."
Callen menoleh lalu menggelengkan kepalanya.
"Marah, gitu aja marah, sini sama Papa."
"Nggak mau," sahutnya masih dengan derai air mata namun ia tak terisak.
"Nanti Papa belikan ini deh, apaya-"
"Giganotosaurus Carolinii," seru Callen memutus perkataan Kevin.
"Bukan."
"Giganotosaurus Carolinii," ulang Callen dengan sedikit nada protes.
"Papa bukan mau belikan kamu mainan, Sayang." Clarissa mencoba menengahi.
"Giganotosaurus Carolinii." Callen tampaknya sulit untuk menyerah.
"Oke, Papa beli pizza nanti." Kevin ingin menyudahi perdebatan kecil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Callen's Diary ✔️
Fanfiction(FOLLOW SEBELUM BACA) (COMPLETE) -Sequel Stupid Romance- "CALLEEEN!" Teriakan khas dari keluarga Sanjaya mulai terdengar di pagi hari. "ngapain?" Anak usia 2 tahun itu mendongak polos dengan wajah bantalnya. "Dinosaurus ku lapar mama, katanya d...