22. Temen Rumah

8.6K 562 37
                                    

🐦🐦🐦

"Kamu hamil!"

2 kata singkat yang membuat perasaan clarissa campur aduk tak menentu.

Dalam hatinya senang bukan kepalang,  mendengar kenyataan ia hamil lagi disaat kevin terus menerus merengek minta anak, bukankah harusnya ia bersyukur,  Tuhan sayang pada mereka,  apapun yang diinginkan bisa mereka dapat dengan cukup mudah,  contohnya amanah terbesar seperti anak.

"Kenapa kamu mukanya datar kayak gitu, kamu nggak seneng aku hamil lagi?"

Clarissa merasakan perasaan tertahan ketika mengingat kata pertama yang terucap oleh kevin padanya.

"Maaf,  kamu mau minta maaf untuk apa, kamu nggak suka aku hamil sekarang?"

Oh ayolah, jangan coba menyalahkan clarissa dengan kadanr emosinya yang naik turun secara mengejutkan,  ingat dia sedang hamil muda.

Kevin terlihat gelagapan sambil menggelengkan kepala saat ia melihat raut clarissa sudah terlihat sedih.

"Kamu ini ngomong apa, kamu kan tau aku pengen banget punya anak lagi,  waktu tau kamu hamil aku udah girang sampai ubun-ubun,  kenapa aku harus sedih kalo kamu ngasih apa yang aku mau." kevin mencoba memberi penjelasan singkat pada sang istri.

"Terus kenapa mukanya nggak semangat gitu ngasih taunya?"

Kevin menghembuskan nafasnya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal, "karena aku takut kamu marah."

"Marah? Kenapa aku harus marah?"

"Kan tiap kali aku minta anak lagi kamu selalu sewot sama nolak terus bilang alasannya karena callen masih terlalu kecil, ya aku takut kamu marah sama kenyataan kamu hamil sekarang."

Kali ini clarissa lah yang menghela nafasnya pelan, ia mencoba meredam emosi sesaatnya.

"Ya mana mungkin sih aku marah, lagian jangan kamu kira aku nggak usaha ya buat berjuang hamil lagi,  karena aku tau kamu emang udah pengen banget punya anak lagi."

Kevin masih menatap clarissa lekat,  ia mencoba mencerna setiap kata yang terurai dari istrinya tersebut.

Merasa jika penjelasannya belum bisa ditangkap sepenuhnya oleh kevin,  clarissa pun kembali berkata,  "aku udah nggak minum obat pencegah hamil lagi sejak beberapa bulan yang lalu, waktu pertama kali kamu bilang kamu pengen punya anak lagi, saat itu juga aku berhenti minum obat."

***

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10 pagi,  kevin sudah selesai mandi sementara clarissa masih tertidur pulang dikasur pasiennya.

Kevin yang masih dengan rambut basahnya menahan diri untuk tak mendekat karena bisa saja ia membangunkan sang istri yang masih terlelap dalam alam mimpi.

Kevin kembali duduk di sofa yang tersedia diruangan clarissa sambil membuka aplikasi jasa pesan antar makanan, mengingat hal ia dan clarissa melewatkan jam sarapan,  ia pun memutuskan untuk membeli makanan yang sedikit berat dari sekedar roti pengganti sarapan mereka.

Saat kevin hendak memesan nasi padang,  tiba-tiba ia dikagetkan oleh clarissa yang bicara dengan suara yang terdengar parau.

Callen's Diary ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang