🐢🐢🐢
"Aduh, mending nggak usah deh Callen, mama takut naik begituan, yang lain aja yah." Bujuk Clarissa pada putranya.
Callen mulai merengek dan matanya memerah, "nggak mau, Callen mau naik itu." Tunjuknya pada salah satu permainan yang dalam kategori bahaya untuk usianya.
Kevin pun ikut berjongkok, "Callen, Callen itu masih terlalu muda buat naik itu sayang, nanti kalo callen sudah 5 tahun, kata omnya baru boleh main." Kevin mencoba memberi pengertian.
Callen menatap kevin datar, "om yang mana, dari tadi papa nggak ngomong sama siapa-siapa?" Sahut Callen.
Ya, wahana permainan yang ingin dinaiki oleh Callen adalah parasailing. Pelampung yang menerbangkan orang dengan tarikan cepat dari kapal.
"Pokoknya mau naik itu pa." Rengek Callen.
Clarissa menatap Kevin seakan menunggu keputusan sang suami.
"Ya udah papa tanya dulu ya."
"Callen ikut."
"Nggak usah, disini aja sama mama, biar papa yang tanya."
Callen menggeliat dalam gendongan Clarissa lalu beringsut turun, "nggak mau, Callen mau ikut tanya." Sahutnya sambil berlari kecil.
Setibanya di tempat parasailing, kevin menghampiri salah satu pria yang mungkin staff dari wahana tersebut.
"Maaf mas mau tanya, kira-kira ini aman nggak ya buat anak usia 2 tahun?" Tanya kevin.
"Eeh ini mas kevin ya.. kevin Sanjaya bukan?" Kata pria yang ditanyai kevin tersebut.
Mendengar nama Kevin disebut, temannya pun berkumpul, "waduh mas, saya tuh ngefans sama mas, kalo udah main badminton tuh kayak wuss wuss wusss gitu, aduuh beruntung banget saya bisa ketemu ini, boleh minta foto nggak mas?"
Kevin terlihat canggung namun tetap mengangguk.
Sesi berfoto selesai, lalu datanglah Clarissa.
"Eeh ini bukannya mbak Clarissa Dharmawangsa? Cantik banget mbak aslinya, biasanya saya cuma lihat dimajalah istri saya, minta foto boleh mbak?" Tanya salah satu pria teman dari pria yang tadi ditanya Kevin.
Clarissa kaget kemudian menoleh pada kevin, "kalo sendiri saya nggak berani mas, tapi fotonya boleh sama suami saya?"
"Wahh boleh, boleh.."
Setelah sesi berfoto ria, akhirnya mereka kembali pada pembicaraan awal.
"Sebenarnya bisa saja ikut naik, cuman nggak bisa sendiri mas, harus didampingi jadi kalo seandainya mau naik, kalian harus naik bertiga." Jelas mas Tono, nama pria tersebut.
Kevin melihat kearah Callen yang saat ini tengah menyimak dengan serius.
Clarissa bahkan berkali-kali mengalihkan fokus Callen agar ia tak memahami apa yang dikatakan oleh pemilik parasailing tersebut, namun usahanya selalu gagal.
"Jadi Callen bisa main kan om?" Tanya Callen mendekat setelah melepas genggaman tangannya pada Kevin.
"Iya boleh, tapi harus sama papa mama, ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Callen's Diary ✔️
Fanfiction(FOLLOW SEBELUM BACA) (COMPLETE) -Sequel Stupid Romance- "CALLEEEN!" Teriakan khas dari keluarga Sanjaya mulai terdengar di pagi hari. "ngapain?" Anak usia 2 tahun itu mendongak polos dengan wajah bantalnya. "Dinosaurus ku lapar mama, katanya d...