🐢🐢🐢
"Papaaaaa..." suara panggilan lirih disertai isakan kecil itu tertangkap oleh Indra pendengaran kevin.
Ia menoleh kebelakang dan sudah melihat anaknya yang saat ini berdiri masuk kedalam lapangan.
Kevin menatap seakan tak percaya, ia melihat anaknya berdiri dengan wajah yang sudah banjir air mata.
"Callen, kenapa?" Kevin menghampiri.
"Papaaa..." Callen memeluk erat kevin sementara seisi istora mulai bersorak.
Clarissa seakan melayang diatas awan, kakinya terasa lemas hingga otaknya pun tak mampu merespon kejadian yang saat ini berjalan.
"Cla, anak lo!" Seru agnes mencoba menyadarkan Clarissa.
Clarissa pun turun dari kursi penonton dengan ekspresi panik, saat tiba di lapangan, ia langsung mengambil Callen dari pelukan kevin.
"Sorry.." ucap Clarissa pelan.
Callen yang saat ini erat memegang leher kevin pun semakin menangis.
"Papaaaa.. Papaaa..." katanya sambil terisak tak ingin dilepaskan dari pelukan kevin.
Kevin pun mulai mengambil tindakan, "Callen, dengar papa, Callen.." panggil kevin pelan sambil berusaha membuat Callen menatap matanya.
"Callen sama mama dulu, nanti setelah selesai baru sama papa ya?" Bujuknya, "Bye honey." Ucapnya lagi sambil memberi Callen ciuman singkat didahi.
Clarissa pun dengan cepat membawa Callen keluar lapangan.
Melihat kehangatan keluarga kecil yang barusaja terpampang jelas dilapangan, sontak membuat seisi istora menggila.
Clarissa mengira ucapan kevin berefek pada Callen, tapi ternyata tidak, saat Clarissa ingin membawa Callen keluar lapangan, Callen kembali meronta.
"Mama jangan keluar, Callen mau didalam." Rengeknya.
"Nanti Callen, mama mau ngomong sebentar." Sahut Clarissa.
Clarissa membawa Callen ke toilet yang ada diruang tunggu untuk Indonesia, ia berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan callen sambil menatapnya datar.
"Callen mama mau tanya, tadi kamu kenapa jalan kelapangan?" Tanya clarissa sambil berusaha menjaga intonasi suaranya agar callen tidak merasa sedang ditekan.
Callen menatap clarissa dengan takut-takut, ia tau jika saat ini mamanya sedang marah, "papa sakit." sahutnya pelan sambil memilin jari-jemari tangannya gugup.
Clarissa paham apa yang dikatakan oleh callen dan ia pun merasa tak ada yang salah dari tindakan callen, ia sangat memaklumi walaupun membenarkan aksi callen kelapangan adalah hal yang salah.
"Mama marah?" Tanya callen lagi dengan mata bulatnya yang masih terlibat basah.
Clarissa tak akan pernah sanggup untuk marah pada wajah polos tersebut, ia pun menggelengkan kepalanya sambil membawa callen kepelukannya, "nggak kok, mama nggak marah." Clarissa kemudian melepas pelukannya lalu kembali menatap Callen serius, "tapi Callen harus janji, Callen kalo nonton papa lagi, duduk nya yang tenang ya sama mama, kalo mau jalan bilang dulu, setuju?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Callen's Diary ✔️
Fanfiction(FOLLOW SEBELUM BACA) (COMPLETE) -Sequel Stupid Romance- "CALLEEEN!" Teriakan khas dari keluarga Sanjaya mulai terdengar di pagi hari. "ngapain?" Anak usia 2 tahun itu mendongak polos dengan wajah bantalnya. "Dinosaurus ku lapar mama, katanya d...