🐢🐢🐢
Taman safari, Bogor.
Jam menunjukkan pukul 12 siang. Kini keluarga Sanjaya telah tiba ditempat tujuan.
Seruan saling bersambut saat Kevin dan Clarissa mengatakan jika mereka sudah tiba ditaman safari. Baik Callen, Junior maupun Aster memasang wajah berbinar.
"Paa nanti ada naga nggak?" Callen mulai berceloteh.
Kevin menoleh, "nyari naga di taman safari, nyari di indosiar callen, baru banyak."
Plaakk! Tepukan pada bahu Kevin mendarat sempurna, "ngomong yang bener, jangan nambah ilmu aneh anak." clarissa menegus sang suami.
Kevin terlihat meringis sambil mengusap bahu bekas tepukan clarissa, "sekali-kali negor tuh dicium kek kayak Callen biasanya, boro-boro mau ngeromantisin kayak drama yang sering kamu tonton, kalo sama aku geplak sana geplak sini enak banget." kevin tiba-tiba curhat, membuat clarissa menatapnya datar dengan ekspresi tidak percaya.
"Kamu aku romantisin kecuali muka setara kayak ji chang wook, ini muka udah kaya..." clarissa sengaja menggantung kalimatnya membuat kevin menatapnya dengan ekspresi menunggu.
"Tuuh tuuh mau ngebully lagi pasti tuh, mau bilang mirip om Tess* kan."
Clarissa meledakkan tawanya setelah mendengar sahutan kevin. Ia tak menyahut namun berjalan mendekat lalu menautkan tangannya kelengan kevin.
"Eeiii mana pernah aku ngebully kamu, ntar nggak dapet jatah piti buat nyalon." clarissa mencoba berdamai setelah berhasil membuat Kevin kesal.
"Nggak, bulan ini nggak ada piti buat nyalon." sahut kevin datar.
Clarissa menoleh sambil mengerutkan dahinya, "baperan banget siihh, masa iya nggak di kasih, eehh kalo kamu ngurangin jatah, aku juga bisa ngurangin jatah, hayoo mau apa kamu!"
"Kok gitu, kan yang salah kamu, napa aku yang kena nggak kebagian jatah juga, nggak bisa gitu lah!" kevin seakan membela dirinya sendiri.
"Iiiih yang punya tempat service'an siapa?"
"Kita berdua punya mesin masing-masing lah, ya beda."
"Tetep aja, aku tahan nggak nyervice ketempat kamu, tapi kamu meriang kalo aku tidur diluar kamar." clarissa mengakhiri kalimatnya dengan berjalan lebih cepat menghampiri callen, junior dan Aster yang berjalan didepan mereka.
Sementara kevin hanya bisa melongo mendengar sahutan sang istri.
"Yang... Yaaaangg.. CLA!"
***
Kini Kevin dan Clarissa tengah bercucur keringat sedari tadi, pasalnya Callen, Junior bahkan Aster sekalipun, mereka seolah tak kehabisan tenaga berlarian kesana dan kemari tanpa henti.
"Aku capek.." keluh clarissa sambil menyandarkan dagunya pada bahu kevin, saat ini mereka tengah makan siang, walaupun waktuny sedikit tertunda.
"Makanya makan yang banyak sayang, biar kuat ngurus nih 3 bola karet."
Clarissa terkekeh, ia pun mengubah posisinya menjadi menyandarkan kepalanya pada kevin, matanya menatap lurus pada ketiga anak yang saat ini tengah lahap memakan burger serta kentang serta jus masing-masing.
"Lucu-lucu kayak gini masa dibilang bola karet sih, apek dong ceritanya."
Kevin mendecih pelan saat ia memperhatikan ketiga anak lucu didepannya yang sibuk makan tersebut, "marah pasti nih koh sinyo sama ci agnes sama kita, masa iya awal dititipin putih mulus pas dia balik kucel dekil banyak daki."
KAMU SEDANG MEMBACA
Callen's Diary ✔️
Fanfic(FOLLOW SEBELUM BACA) (COMPLETE) -Sequel Stupid Romance- "CALLEEEN!" Teriakan khas dari keluarga Sanjaya mulai terdengar di pagi hari. "ngapain?" Anak usia 2 tahun itu mendongak polos dengan wajah bantalnya. "Dinosaurus ku lapar mama, katanya d...