🐦🐦🐦
"Besok Callen ulang tahun, kamu nggak lupa kan?" clarissa duduk mendekat pada Kevin.
"Ingat, katanya mama udah pesenin cake ulang tahun ditoko temennya, nanti koh Niko yang ambil." jelas Kevin.
Clarissa mengangguk pelan, "kita bikin acara kayak apa ya vin, supaya berkesan aja gitu, kan callen udah ngerti kejutan kalo dikasih pasti seneng."
Kevin mengeluarkan aplikasi gamenya lalu mengubah posisi menghadap Clarissa, "aku tadi siang denger mama sih yang antusias mau nyiapin partynya callen, katanya mama juga mau booking restoran khusus buat keluarga kita."
Kening clarissa mengerut mencerna kalimat kevin, "aku sih sebenarnya nggak masalah vin sama konsep mama kalo emang mau kayak gitu, tapi apa menurut kamu kita nggak seharusnya ngajarin callen mewah-mewahan, maksud aku gini loh, bukannya nolak niat baik dari mama kamu, tapi... " clarissa bingung harus seperti apa menjelaskannya.
Kevin mengusap lengan clarissa setelah mendengar kalimat clarissa menggantung, "aku faham cla, nanti kita omongin sama mama pelan-pelan, sebenarnya aku juga agak gimana kalo ulangtahun callen dirayakan harus pake acara booking-booking restoran segala, rumah kan udah cukup luas, mending dirumah aja, iya kan?"
Clarissa mengangguk setuju.
"Kita buat prank aja buat callen, biar seru." itu suara datang dari mulut Aldo.
Clarissa menoleh lalu melempar bantal sofa, "anak sekecil itu mau lo prank kayak apa, usul jangan asal!" clarissa memperingatkan.
"Dih siapa yang asal, orang aku ngusulnya udah mikir kok, nih coba tonton nih.." aldo pun membukakan sebuah video untuk ka perlihatkan pada Kevin dan clarissa.
Video dengan durasi 8 menit tersebut berhasil mencetak senyum dibibir keduanya.
"Aku setuju nih diginiin, seru pasti." kata kevin.
Senyum clarissa yang masih mengembang tiba-tiba luntur, "ah enggak ah, kasian dia kalo sampai di prank kayak gitu, ntar nangis gimana?"
"Ah elah, nangis juga paling bentar, apalagi kalo udah kita bilang happy birthday sama lihat cake, aku jamin pasti muka sedihnya hilang." tambah Aldo.
***
Udara sore hari di Banyuwangi berhasil membuat clarissa selalu tersenyum disetiap helaan nafasnya.
"Cla..." Karin datang mendekat.
Clarissa menoleh, "ya ma.."
Saat ini mereka duduk di gazebo belakang rumah keluarga Dharmawangsa.
"Gimana rasanya punya keluarga sendiri?" pertanyaan tersebut keluar begitu saja dari mulut Karin.
Clarissa menatap mamanya kemudian tersenyum hingga deretan putih giginya terlihat, "Nano-nano ma, kadang seneng, kadang capek, kadang pusing juga, apalagi kalo Callen sakit aku sama kevin bisa nangis sama-sama." jelas clarissa singkat.
Karin masih menatap clarissa dengan tatapan yang tak terjelaskan, "Kevin.... memperlakukan kamu dengan baik kan cla?"
Pertanyaan Karin membuat clarissa sontak menoleh kembali lalu menatap mamanya dengan tatapan heran, "maksud mama?"
"Nggak, maksud mama kevin ke kamu kayak papa ke mama nggak, kali aja kan dia agak gimana gitu, soalnya kan kalo kamu nggak bahagia nikahnya mama jadi ngerasa bersalah karena udah ngotot jodohin kamu sama kevin." sahut Karin pelan.
Clarissa menatap karin masih dengan senyum mengembang lalu ia menggenggam tangan mamanya erat, "ma, percaya sama clarissa, keputusan kalian menjodohkan kami berdua itu sudah bagian dari takdir kami berdua walau nolak kayak apapun kami tetap ujung-ujungnya nikah, dan juga keluarga kecil clarissa saat ini sangat bahagia ma, clarissa Cinta kevin begitupun kevin, clarissa bisa ngerasain gimana cintanya dia sama clarissa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Callen's Diary ✔️
Fanfiction(FOLLOW SEBELUM BACA) (COMPLETE) -Sequel Stupid Romance- "CALLEEEN!" Teriakan khas dari keluarga Sanjaya mulai terdengar di pagi hari. "ngapain?" Anak usia 2 tahun itu mendongak polos dengan wajah bantalnya. "Dinosaurus ku lapar mama, katanya d...