Masa kecil #3

7 3 0
                                    

"Viko!!!"

Bress!!!

Aira mendorong Viko ke tepi sekuat mungkin. Tapi sayang sekali ia tidak sempat beranjak dari tempatnya.

"AIRA!!!"

Aira terlempar jauh kedepan dan kepalanya membentur trotoar.

Orang yg mengemudikan mobil tersebut pun keluar , yg tak lain adalah Yuki , ibu Aira.

Mereka berdua langsung menghampiri Aira yg sudah kehilangan kesadarannya. Lalu membawanya kerumah sakit.

***

Rumah sakit Healthy...

"Dokter bagaimana?!" tanya Rudy , ayah Aira , sementara Yuki masih di mushola.

"Sebelumnya saya mohon maaf tapi.. Putri anda mengalami koma." jawab dokter lalu meninggalkan Rudy yg masih sangat shok.

"Koma? Om Rudy koma itu apa?" tanya Viko yg entah sejak kapan ada dibelakang Rudy.

"Eh? Viko? Koma itu.. Aira cuman butuh tidur.. Tidur panjang. Tapi Viko bisa kok ngajakin dia ngobrol.." jawab Rudy dengan sabar.

"Tapi om.. Kalo Aira tidur kan ga bisa jawab perkataan Viko..." sesal Viko.

"Tapi Aira pasti ngerti kok.. Apa yg Viko ucapin kedia.."

"Oia Viko kesini sama siapa? Kok om Rudy gak liat orang tua Viko?" Rudy mengalihkan topik pembicaraan.

"Viko tadi ngajak orang tua Viko tapi mereka ga mau.. Mereka bilang ada urusan penting... Jadi Viko kesini sendiri." jawab Viko dengan sedih.

"Viko om mau ke toilet dulu." ucap Rudy lalu berlari kearah toilet pria.

Ia melampiaskan tangisan dan penyesalannya disana. Berkali kali ia meninju dinding kamar mandi hingga membuatnya bergetar.

***

"Aira mana ya? Udah jam satu kok belum pulang?" gumam Noir yg duduk dibangku taman menunggu kedatangan Aira.

Jujur , selain khawatir ia juga lapar. Tapi ia tetap berdiam diri dan tidak mau mencuri karena Aira pasti tidak akan suka.

***

"Aira cepatlah sembuh sayang..." ucap Yuki sambil mencium kening Aira dengan tulus.

Tapi tiba-tiba ponselnya berdering.
Ia mengangkatnya dan keluar dari ruangan Aira.

"Halo bu , klien sudah ad--"

"Batalkan meetingnya! Saya tidak mau berurusan dengan orang itu!"

"Tapi bu , perusahaan ibu bisa jadi bangkrut kalau meeting ini ditunda.."

"Kamu gak denger ya apa kata saya?! Batalin aja meetingnya!"

Yuki memutuskan sambungan teleponnya dan kembali masuk.
Ia duduk disova sambil terus berdo'a untuk Aira.

***

15:00...
Di kediaman keluarga Hermansyah...

"Kalian ini gak pecus tau gak jadi ART!! Yudhi! Harusnya kamu jemput Aira jam sepuluh! Kenapa kamu biarin dia jalan kaki! Itu jalan raya!!" marah Rudy pada semua ART nya yg telah ia kumpulkan.

"Tapi tuan.. Non Aira nya yg minta dijemput jam sebelas.." jawab Yudhi , sopir Aira.

"Kamu berani jawab saya ya?! Yaudah , sekarang kemasi barang2 kalian dan pergi dari sini!!" bentak Rudy seraya membagikan amplop cokelat bayaran mereka semua selama satu bulan.

Real FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang