A New Friend

6 3 0
                                    

Berharap tak ada masalah , ia pun memutuskan untuk pulang.
Tapi niatnya berbalik pada seorang gadis yg didorong oleh dua pria berandalan untuk masuk ke gang sepi.
Perhatiannya kini hanya tertuju pada mereka bertiga , hingga niat itu membuat kakinya melangkah dengan sendirinya kearah tempat kejadian.
Tapi sebelum itu ia memarkirkan motornya dan mengambil kuncinya terlebih dahulu.

"Jangan..hiks hiks... Aku mohon jangan.. Ini untuk bayar sekolahku... Jangan kaak..." tangis wanita tadi pada dua orang pria yg menahannya dan meminta tasnya.

"Cepet berikan pada kami!! Atau pisau ini bakal mendarat dileher lo!!!" bentak salah satu pria yg memulai pergerakan dengan pisau kecil digenggamannya.

Buagh!!

Bruk...

Satu tonjokan dari Raphael berhasil membuat salah satu pria terkapar ditanah.

Tapi pria yg memegang pisau itu malah mengancam Raphael jika ia meneruskan niatnya , maka pria berandal itu akan melukai gadis asing tersebut.

"Mundur! Mundur lo! Atau cewek ini bakal mati ditangan gue!" bentak pria itu pada Raphael.

Raphael sudah berpengalaman dalam hal seperti ini. Ia pun maju tanpa rasa takut sedikitpun jika gadis itu dilukai.
Dengan cepat ia meraih pisaunya dan membuangnya meski terjadi sedikit gesekan ditelapak tangannya.

Dalam diam ia menghajar pria itu habis2an. Alhasil , mereka bertiga bertarung karena pria yg satunya juga ikut serta.

Banyak tonjokan dan pukulan yg Raphael dapatkan. Tapi ia tetap tidak mau kalah dan melakukan yg terbaik baginya.
Detik telah berganti menit dan menit pun bertambah dengan detik.
Pertarungan masih berlanjut dan akhirnya Raphael berhasil menendang anu mereka lalu mengikat mereka dengan syalnya.

Ia masih diam. Walaupun baginya bertarung tanpa suara itu membosankan.

"M-maaf... Gara2 gue.. Lo jadi babak belur gini..." ucap wanita itu merasa bersalah.

"A gapapa biar gue telfon polisi."

"Halo pak?"

[Iya , ada yg bisa saya bantu?]

"Ada pak. Tolong datang segera ke gang xix Jl. Asri , karena telah terjadi perampokan , saya akan kirim data rekamannya."

[Baik , kami otw kesana.]

Tuut..

Raphael langsung mengirimkan data rekaman yg ia ambil sebelumnya pada polisi yg ia telfon tadi.

'Hold on... Dia kan cewe yg ditaman kemarin??'

"Eh? Tunggu.. Elo kan.. Cewek yg kemarin?? Yg gue gak sengaja nabrak lo dan jatuhin es krim lo itu kan?" tanya Raphael memastikan.

Flashback on

Pagi itu sangat cerah hingga membuat udara memanas.
Seorang pria bersurai hitam , duduk di bangku taman , sendirian. Ia memandangi setiap pasangan yg berlalu lalang disekitarnya.
Rasanya membosankan. Memperjuangkan satu orang untuk saudaranya dan berjanji tidak akan mendahului kakaknya dalam hal pasangan.

"Hah~ panasnya...!" kesalnya sambil mengelus lehernya yg berkeringat dan melepas syalnya untuk sementara.

"Nih. Tadi ada orang jualan es krim keliling jadi--"

"Makasih." pria bersyal merah itupun langsung meraih es krim yg disodorkan padanya , dan mulai menjilatinya.

"Raph , banyak lho , cewek cantik yg masih single disini. Lo gak mau ambil satu gitu?" tawar sang kakak , Viko.

Real FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang