***
"Maaf , boleh aku bertanya?" ucap Aira tapi tak ada respon.
Pantulan di kaca jendela pesawat menunjukkan wajah tampan Raphael dengan kedua mata yg tertutup.
'Ternyata dia tidur..' ucap Aira dalam hati.
Aira memakai headsheetnya dan memutar satu per satu lagu2nya hingga ia tertidur.
Kedua mata indah itu tertutup dengan lembutnya , menunjukkan kepribadian si pemilik yg lembut dan anggun. Bibir mungilnya yg tipis sedikit terbuka.
Menambah kesan imut diwajahnya yg putih dan agak chuby.
Kesadarannya mulai menghilang , dunia mimpi ia hampiri.70° kepala Aira miring kekanan dan semakin sedikit derajatnya hingga mencapai 10°.
Antara hitungan satu , dua , dan tiga detik tubuh mungil itu akan jatuh.
Hampir saja menyentuh lantai pesawat , tapi tangan kekar berhasil merangkul pundak kanannya dan menariknya ke pelukan yg hangat dan menenangkan."Hufz... Hampir aja.." gumam Raphael lega karena berhasil meraih Aira dan menenggelamkannya ke dada bidangnya.
Greb...
Aira memeluk pinggang Raphael dan semakin menenggelamkan wajahnya.
Suara isakan yg begitu jelas dan hanya bisa didengar oleh dua insan tersebut."Raffa..... Katakan ini lo kan.... Raffa..." tangis Aira.
Pada saat yg seperti ini sulit bagi pria tersebut berbuat kasar dan cuek.
Sering ia membuat para wanita menangis karena sifat dinginnya hingga pada akhirnya wanita2 itu dibuat malu olehnya.
Tapi kali ini ia merasa berbeda. Seakan ada perasaan kemanusiaan yg menahan hasratnya untuk menyakiti hati kecil gadis tersebut.Raphael melepas headsheet yg Aira kenakan dengan sabar dan tulus.
Mengelus surai lembut gadis itu."Maaf kalo gue mirip orang yg lo cari.. Tapi kayaknya lo salah orang." kalimat itu seolah membuat hati Aira ter'iris dengan lembut tapi kejam.
Sontak ia langsung melepas pelukannya dan menyika air matanya dengan cepat.
"Maaf.." ucap Aira merasa bersalah.
Raphael kembali memalingkan wajahnya ke luar jendela untuk melihat pemandangan diluar.
Gedung2 mulai terlihat dekat dengan pandangannya yg lurus.
Yg artinya mereka sudah sampai tempat tujuan dengan selamat.
Roda pesawat menyentuh aspal. Saling bergesekan. Tinggal hitungan detik , pesawat akan berhenti dan saatnya para penumpang turun."Arigatou.." kata Aira meninggalkan Raphael yg masih sibuk dengan barang2nya.
Pria itu mengacuhkannya , dan menyusul turun untuk mencari dua sahabatnya yg nista karena tega meninggalkan sesama PRG.
"OI!!! DIMAS!!! RAY!!! GILA KALIAN MASIH AJA NINGGALIN GUE!!!" teriakan Raphael sempat membuat semua mata tertuju padanya.
"A'elah... Dari tadi lu kemana?? Kita cari kemana2 bahkan sampe ke koper orang lho.." ujar Dimas dengan watadosnya.
Ray hanya meng'iya'inya.
Tatapan penuh curiga terpampang diwajah Raphael.
"Hu....fz..." ujung2nya vampir itu hanya bisa menghela nafas dan melanjutkan perjalanan.
~~~
"Aira udah ketemu om , te?" tanya Viko yg baru saja kembali dari tempat lain.
"Belum... Gimana ini..?!!" Yuki mulai panik.
"Udah2.. Gimana kalo kita.. Lacak aja ponselnya!" ujar Rudy memberi solusi.
"Ah iya benar juga om!" sahut Viko setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Real Friend
AdventurePerbedaan , akankah memisahkan mereka? Demi sahabat , ia mengorbankan cintanya. Demi gadis yg dicintainya , ia mengorbankan segalanya. Akankah Raphael mencapai tujuan hidupnya? ~π~π~π~π~π~π~π~ Genre : fantasy , action , supernatural , vampire , dan...