Animers Cafee

3 3 0
                                    

Setelah perdebatan yg melelahkan , akhirnya Rudy dan Yuki bisa istirahat dengan tenang di alam baka//bukan2!!// maksudnya , dikamar yg telah mereka pesan.
Masih ada lebih dari sepuluh kamar yg masih kosong tapi mereka hanya memesan dua kamar , atas alasan untuk menguji kesabaran Viko saat sekamar dengan Aira.
Yap , dilantai lima , kamar istimewa yg dilengkapi balkon dan kolam renang tersebut telah dipasang kamera khusus oleh dua paruh baya tersebut guna memantau anak mereka.//bukan CCTV :v//

Hotel itu terletak disebelah Sunlight Hotel's , nama hotelnya adalah Moonlight Hotel's.
Bersebelahan bukan tanpa alasan , karena author yg ngatur , soalnya Raphael dkk. di Sunlight Hotel's , tepatnya di kamar dengan balkon disebelah Utara , berhadapan dengan balkon dan kolam renang dikamar Aira dan Viko yg menghadap ke Selatan :9
Itu ceritanya , Sunlight Hotel's ramainya kalao pas siang2 getoh :v , kalao Moonlight Hotel's ramainya kalao malam :'v

"Ai? Nanti malem ikut gue ya? Katanya disekitar sini ada kafe yg unik?" ajak Viko.

"Hm? Unik gimana?" tanya Aira.

"Katanya sih banyak anime2nya getoh:v"

"What?!!? Mana tuh kafe?? Pokoknya malam ini kita berangkat!"

~~~

"Eh eh , Aoiiaoiuiioi! Liat nih!"

"Nama gue Aoi , ogeb!!"

"Ada apaan Ray?"

Ray pun menunjukkan apa yg ia lihat dilayar ponselnya.

"Wew! Jam delapan malam ciyus kesana!" sahut Raphael bersemangat.

"Ah lu aja dah.. Gue bukan maniak anime.." malas Dimas.

"Yaah.. Ayolah Mas... Sekali2 aja biar lebih tau dunia anime.." bujuk Ray yg (jujur juga) penasaran.

"Hala bilang aja lu bokek kan Mas?" timpal Raphael.

Dimas memanas. Tak terima dikatai bokek dan ga bisa pergi ke kafe tersebut , akhirnya ia memutuskan untuk ikut.

"Sembarangan lu ngatain gue bokek! Fiks , gue ikut! Titik!" ntabs... Lanjut..

>>>

15:09...

Tok tok tok..

Suara pintu yg diketuk//uda jelas_-//

"Aaargh!!! Siapa seh?!!" teriak Raphael dari kamar mandi.

Dimas dan Ray sedang keluar untuk membeli peralatan musim dingin karena dikabarkan dua hari mendatang akan terjadi badai salju yg cukup deras (?).//emang ujan?//

"Pesanan pizza? Ada orang didalam?" ucap pria yg ada dibalik pintu.

"Aaahsiyal!" Raphael menggunakan baju handuknya dan keluar dari kamar mandi dengan perasaan kesal.
Setelah itu ia membuka pintu kamarnya tapi tak memperlihatkan dirinya karena apa? Karena handuknya pink.

"Permisi?" pria itu lagi.

"Cepat taruh saja dilantai Dimas dan Ray sudah membayarnya jadi pergilah sebelum aku menelanmu utuh-utuh!" ancam Raphael tanpa jeda.

"Maaf tuan? Tips seikhlasnya."

"Hufz... Jika kau ikhlas maka pergilah jika tidak kenapa kau menyuruhku ikhlas memberimu uang?"

"B-baik tuan.."

Pria itu pun pergi dengan perasaan kecewa. Raphael membanting pintu dan melanjutkan mandinya yg tertunda.

Dilain tempat...

Kabom!!!

Wanita paruh baya itu terlempar cukup jauh dalam keadaan terlalu matang atau gosong.

Real FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang