Kehidupan Baru Raphael

8 6 0
                                    

04:00...

Noir berguling guling di kasurnya.
Ia sudah bangun tapi sangat malas membuka mata.
Sebenarnya apa yg ada dipikirannya?

Raphael pov'

Malasnya............

Oia bagaimana aku bisa disini aku belum memikirkannya..
Ah tapi yg jelas disini nyaman......

Aku haus..
Tapi aku malas bangun.. Lebih baik aku tidur lagi aja..

...

Kok masih kerasa haus?
Akh! Terpaksa aku bangun!

***

Glegk..

Sudah satu gelas besar aku minum air putih tapi masih haus?
Aku pun menengok jam dinding yg ada diatasku.

"Masih setengah lima pagi.."

"Raphael? Kamu udah bangun?.."

Aku menoleh.
Wajah itu.. Tunggu!
Saat itu aku ditabrak dan kakak ini menolongku lalu aku ada disini dan..
Di kejadian sebelumnya...

Ya! Darah! Hanya itu yg bisa mengatasi rasa hausku!

Aku berlari keluar.

"Raphael!.. Kamu mau kemana??! Diluar hujan!!"

"Hujan? Halah! Aku harus minum darah apapun yg terjadi!"

Aku menerobos derasnya air hujan dan mencari cari binatang disekitarku.
Yap! Itu dia ada seekor burung merpati kehujanan!
Bentar lagi dia pasti jatuh.

Pruk..

"Ya! Dia jatuh!!"

Aku langsung mengambilnya dan menghisap darahnya hingga habis.

"Ah~ lega..."

"R-rapha..el.. Apa yg k-kau lakukan..?"

Kaka Rika?

Aku mendongakkan kepalaku keatas dengan tatapan merasa bersalah. Tapi aku paksakan menatap kedua matanya dengan perasaan sangat minta maaf.

"Raphael kenapa kau lakukan itu... Kau tau kan kalau perbuatanmu itu keji.."

Kakak menangis..
Aku semakin merasa bersalah dan ikut menangis.
Lalu ku dekap kedua kakinya.

"Maaf kak.... Rapha minta maaf..... Rapha ngelakuin ini karena hiks.. Terpaksa...." tangisku.

Aku harap dia menendangku atau memukulku agar aku tidak berutang kesalahan padanya.
Tapi yg kudapatkan adalah sebuah belaian lembut dikepalaku.

"Tak apa... Kakak ngerti kok kalau Rapha ngelakuin sesuatu pasti ada sebabnya.. Yaudah ayo masuk Rapha cerita semuanya ke kakak."

Aku pun mengikutinya.
Dengan tubuh yg basah kuyup aku berjalan jinjit melewati lantai keramik ini.
Air hujan menetes disepanjang langkahku. Sial!
Sebelum masuk kekamarku yg ada dilantai dua , aku mengintip kebawah.
Ternyata kaka Rika mengepel lantai yg tadi ku basahi.

Aku pun masuk dan mandi lalu mengganti pakaianku.

Raphael pov' end

Setelah Raphael mengganti pakaiannya ia pun turun ke meja makan.
Rika sudah menyiapkan bubur ayam yg hangat untuk Raphael dan dirinya sendiri. Juga menyiapkan obat untuk Raphael.

"Kakak apa ini?" tanya Raphael sambil menunjukan obat bubuk ke kakaknya.

"Oh ini obat.. Untuk tangan Rapha.."

Real FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang