Diari #2

0 3 0
                                    

"Ibu sudah memutuskan.." Hyuko menggantungkan kalimatnya.

"Kita akan pergi ke Jepang dan tahun ajaran baru kau akan pindah kampus." sambungnya dengan senyuman tulus terpampang diwajah cantiknya.

"B-benarkah? Tu-nggu , gimana portalnya bu?" ragu Raphael.

"Biar ibu yg nyelesaiin portalnya. Kalian bertiga ke Jepang , ibu traktir!" ujar Hyuko tanpa keraguan sama sekali.

Tiga insan disekitar wanita itu hanya melongo. Seperti tidak ingin percaya tapi harus percaya.

"K-ki-ta???"

"Kita? Beneran te???"

"Iya.. Beneran.."

"KYAAAA!!!!! KITA KE JEPANG!!!!!!" teriak mereka bertiga , tunggu , benar , mereka bertiga , dilanjutkan oleh acara berpelukan ala T*letab*s.//Raphael lupa sama alurnya kalao harusnya dia sekarang lagi ngambek_-"//

"Yodah kalian mandi dulu dan siapin alat dan bahan buat portalnya , setelah itu pesen tiket pesawat di Tr*velok* , kalo bisa berangkatnya pake G* J*k , soalnya ibu males bawa mobil , nanti pulangnya bawain boneka anime Ow*ri N* Ser*ph , kalo bisa bawain semua karakternya , ok?" ceramah Hyuko panjang lebar.

Dengan berat hati mereka bertiga meng'iya'inya , tapi karena kesananya gratis jadi gak berat2 amat ;b

Flashback on

Tanpa sengaja Raphael meninggalkan buku diarinya dikasurnya dan turun tanpa menutup pintu kamarnya.
Hyuko yg melihatnya pun berniat untuk membereskannya.//sekalian bersih2 getoh :'v soalnya anak laki ga bisah :'//

Tapi eh tapi...

"Hm.. Menarik.."

"Aoi Aoi.. Anak laki pake diari segala? Ah biar ku baca."

Sang ibu pun mulai membaca. Mencermati setiap kata2 yg amat sangat bermakna bagi si pemilik buku.

"Oh.. Jadi kau ingin pulang kampung.. Baiklah! Ibu putuskan bagaimanapun kau pasti akan pergi!" gumamnya penuh kepercayaan.

Flashback off

***********

23:08...

Mansion itu begitu gelap , hanya satu ruangan yg masih terang. Ruangan pribadi yg dihuni oleh satu insan.
Digeser dan diketuknya layar iPhone yg menampilkan beberapa judul lagu yg masuk kedalam daftar favoritnya.
Dipakainya headsheet yg melingkar dilehernya.

Sebuah lagu yg menenangkan. Berharap bisa bermimpi. Sesekali ia memerjapkan mata indahnya untuk masuk kedunia itu.
Namun niatnya terhalang oleh insomnia yg ia derita.

Aira mulai beranjak dari kasurnya. Mengambil sebuah buku tebal berisi kenangan. Kenangan akan masalalunya yg indah tapi telah sirna.
Dibukanya cover buku berwarna biru bertuliskan 'Best Friend Forever' itu dengan lembut dan elegan.

Album foto , begitulah orang menyebutnya. Gadis itu nampak tersenyum.
Didekapnya buku itu dan membawanya ke kasur lembutnya.
Sesekali ia mengelus foto wajah orang didalamnya.
Senyuman tulus , yg hanya muncul mungkin sekali dalam sehari , setiap malamnya.
Hanya bisa terdiam seribu satu kata mengukir kerinduan yg amat sangat mendalam.

"Raffa... Gue rindu sama lo..." gumamnya.

Semakin dikuatkan cengkeraman jemari mungilnya dipermukaan buku tersebut. Perubahan raut wajah yg drastis , seperti sedang menahan tangis.
Sayang , hatinya sudah terlanjur rapuh. Cairan bening tak dapat ia bendung lagi.

Tes..

Air asin jatuh ke permukaan foto dipelukannya.
Air matanya sungguhlah berharga. Tak semuanya bisa diekspresikan dengan bahagia, tapi bukan berarti ia lemah.
Air mata adalah garam kehidupan.
Justru dengan Allah menciptakan air mata pada diri seorang wanita , itulah salah satu keistimewaan yang harus dibanggakan.

Real FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang