Pemilik Syal Merah

5 3 0
                                    

"M-maaf... Gara2 gue.. Lo jadi babak belur gini..." ucap wanita itu merasa bersalah.

"A gapapa--"

"Eh? Tunggu.. Elo kan.. Cewek yg kemarin?? Yg gue gak sengaja nabrak lo dan jatuhin es krim lo itu kan?" tanya Raphael memastikan.

Setelah mengingat2 kejadian sebelumnya..

"Iya!... Jadi... Gue punya dua hutang sama lo..."

"Ah udalah lupain. Oia nama lo siapa?" tanya Raphael.

"Oiya , kenalin , nama gue Meilia , kelas XI Ipa I SMA Galaxy." sekarang wanita itu yg mengulurkan tangan kanannya pada Raphael.

"Hn. Gue juga kelas XI Ipa I tapi kok kita baru kenal?"

"Iya soalnya gue murid pindahan..--ehh tangan lo berdarah?!"

"Ah biarin aja ayo gue anterin lo pulang."

"Ngga bisa.. Gue yg anterin lo pulang!"

"Eh tapi kan--"

"Hala gausah tapi2an! Gue ikhlas kok!"

'Masalahnya itu motor gue gimana njir?!' batin Raphael.

"E-emang lo bisa nyetir??"

"Nyetir apaan?"

"Ya motor lah.. Itu motor gue diseberang."

Raphael pun berlari keseberang mumpung jalanan sepi.

"Ehh tunggu!!! Gue gak berani nyebrang!!!" teriak Mei atau Meilia itu.

Padahal jalanan sepi dan kosong.

"Hala cepet mumpung ga ada kendaraan lewat niy!" kata Raphael sambil mengisyaratkan dengan tangannya.

Tak lama mereka diam , kendaraan pun lewat dan terus berlanjut hingga jalanan menjadi ramai lagi.

"Hufz... Apa boleh buat , gue terpaksa kesana lagi.." pasrah Raphael.

Ia pun mulai melangkah ketengah jalan dan menunggu jarak antarkedua kendaraan yg akan lewat.

"Raphael!!! Kenapa lo disitu?!! Bahaya!!!" teriak Mei , lagi.

"Tenang aja kali.. Udah yuk."

Raphael meraih tangan Mei dan menariknya ketengah jalan.

"KYAAA!!! AYO CEPET!!!"

Mei melepas genggaman tangan Raphael dan dengan bodohnya ia berjalan padahal ada truk tepat disampingnya.

"Baka!!" bentak Raphael.

Tak ada waktu lagi untuk menghina gadis itu , ia pun menggunakan kecepatan vampirnya dan memeluk Mei.
Waktu seolah berjalan semakin lambat dan hanya Raphael yg bergerak normal.

Brukk...

"BAKA!! GIMANA KALO LO KETABRAK TADI?!!! GUE INGETIN LO JANGAN GEGABAH!!! NGERTI?!!" bentakan Raphael sontak membuat orang disekitarnya memperhatikan mereka.

"Hiks.. Maaf... Gue gak bermaksud--"

"UDAH SEKARANG LO DIEM!! GUE GAK MAU BERURUSAN SAMA CEWEK KAYAK LO LAGI!!!"

Dengan perasaan marah , Raphael meninggalkan Mei yg tengah menangis meratapi kesalahannya.
Raphael terjun kejalan raya mengendarai motornya. Dan semakin menambah kecepatannya.

Persimpangan siku2 masih terbentuk sempurna di dahinya. Mata merahnya yg tajam tak sekalipun melirik kekanan dan kekiri.
Genggaman erat di setir kanan tempat ia memutar gas motornya. Terus ia putar kebelakang hingga ia tak bisa lagi meneruskannya , yg artinya ia sudah berada diujung kecepatannya.

Real FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang