Pria bersyal merah itu mulai beranjak dari kasurnya setelah terlepas dari alat2 yg menyebalkan baginya.
Ia melihat kearah jendela kaca disamping kanannya , dan mulai mendekatinya."Hm.. Badainya udah kelar?" gumamnya yg tak lama ia pun kembali ke tempat tidurnya karena mendengar langkah kaki seseorang menuju ruangannya.
Cklek.
"Masih tidur ya?" tanya seorang dokter pria pada dirinya sendiri ketika melihat Raphael yg anteng didalam selimut dengan kedua mata tertutup.
Orang yg kerap disapa sebagai Dr. Yasashi itu mulai menggunakan alat2nya untuk memeriksa Raphael dengan sabar.
"Hm.. Sejauh ini tak ada masalah.. Mungkin hari ini kau bisa pulang." gumam Dr. Yasashi sambil memandangi Raphael.
Setelah mencatat sesuatu di buku catatannya , ia pun beranjak keluar untuk memberitahukan kabar tersebut pada Yuki dan Aira yg ada di koperasi RS. Sementara Rudy , Viko , Dimas , dan Ray sedang membeli makanan diluar untuk mereka , Yuki , Aira , dan Raphael.
"Syukurlah.. Hari ini gue bebas.." gumamnya lagi lalu kembali duduk dan menurunkan kedua kaki panjangnya.
"Hm.. Apa gue lupa sesuatu?" tanyanya pada diri sendiri.
'Gue kesini. Ini di Jepang. Tujuan gue kesini bukan untuk seneng2 doang? Terus?--' seketika pikirannya terhentikan oleh sesosok gadis kecil yg tiba-tiba menabrak jendela kaca diruangannya.
"Eh?" kagetnya dan segera berjalan mendekati kaca jendila.
"Gyaaa!!! Jangan!!! Aku tidak mau!!!" teriak anak itu sambil berlari menjauh dari salah satu teman laki2 yg mengejarnya dengan bola salju digenggamannya.
"Umm.. Mereka lucu sekali.." gumam Raphael menyaksikan pertempuran kecil anak2 diluar sana.
Kruuukyuk kruuuyuk..
Raphael memegangi perutnya yg terasa hampa. Sesekali ia melirik ke RM sushi ditepi jalan raya seberang RS tersebut.
Tok tok tok..
Raphael menoleh.
Rupanya Aira yg mengetuk pintu walaupun sudah membukanya tanpa Raphael ketahui."Oh.. Elo." ucap Raphael yg segera menghampiri sahabatnya itu.
"Hn.. Gue bawa sushi sama burger nih , lo pilih yg mana?" tawar Aira sambil menyodorkan dua bungkus makanan yg berbeda.
"Gue mau sushinya." singkat Raphael dan Aira memberikan makanan ditangan kanannya yg berisi tiga gulungan sushi berukuran besar.
Dengan lahapnya vampir itu memakannya hingga dalam waktu lima menit saja ia sudah memakan sebanyak dua setengah potong.
"Ai? Selama gue gak ada disamping lo.. Lo ngapain aja?" tanya Raphael yg sudah selesai dengan acara menuntaskan kelaparannya.
Aira merona. Ia tak tau harus menjawab apa karena selama Raphael tidak disampingnya yg ia lakukan hanyalah merindukan dan mendo'akannya."G-gue.. Sibuk.. Mikirin.. Tugas." akhirnya Aira memilih kalimatnya.
Raphael hanya ber oh panjang sebagai tanda mengerti akan apa yg dipikirkan Aira.
'Hm.. Gue tau selama ini lo mikirin gue Ai..'
***
"Permisi?" ucap Dr. Yasashi yg baru masuk ke ruangan Raphael.
Dan lagi2 Raphael berakting tidur karena Aira sudah keluar. Alasannya adalah , ia tak mau berbicara pada orang tua apalagi membahas hal yg tidak penting baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Real Friend
AdventurePerbedaan , akankah memisahkan mereka? Demi sahabat , ia mengorbankan cintanya. Demi gadis yg dicintainya , ia mengorbankan segalanya. Akankah Raphael mencapai tujuan hidupnya? ~π~π~π~π~π~π~π~ Genre : fantasy , action , supernatural , vampire , dan...