Aira Story

2 3 0
                                    

Semua sudah tau siapa aku dan apa saja yg terjadi padaku.
Sejak kecil aku tidak punya teman.
Bibi yg entah siapa namanya itu lah yg mengurusku dan menyayangiku.
Sampai akhirnya Noir datang kedalam kehidupanku.
Tapi takdir merenggutnya dariku.

Sejak aku amnesia , mama dan papa jadi sering berada dirumah untuk menjaga dan menemaniku.
Tapi semua itu tak berlangsung lama.
Karena pada akhirnya mereka tetap akan pergi.
Meninggalkanku dirumah , sendirian.

Aku selalu menunggu mereka pulang saat malam tiba.
Seingatku aku sering tidur disova ruang tamu? Tapi saat aku bangun aku sudah ada dikamarku.
Ah lupakan , itu terjadi saat aku masih berusia delapan tahun.

Sekarang aku sudah besar. Dan aku telah resmi duduk di bangku kelas XI IPA 1 , bersama seorang pria yg ku sayangi , 'Raphael'

Sejak bertemu dengannya aku merasa nyaman. Bahkan short memoryku juga berkurang.
Hampir setiap hari kami belajar bersama dirumah salah satu dari kami.
Tak jarang juga , kami membolos saat jam pelajaran.
Bahkan kami sering ketauan.
Tapi tetap saja , Raffa bilang kalau dia yg mengajakku agar dia yg kena hukumannya. Padahal aku yg paling sering ingin keluar.
Tapi sama saja , kami berdua dihukum.

Hukuman paling berkesan yg pernah ku lalui yaitu , saat aku kelas 5.
Saat itu aku ke kantin bersama Raffa. Tapi sialnya , ibu2 kantin itu melaporkan kami dan akhirnya kami ketauan.

Kami dihukum membersihkan toilet guru dan kami melaksanakannya dengan senang hati.

Bukannya membersihkan , kami justru bermain sabun sambai kamar mandi itu penuh dengan busa.
Alhasil , seragam kami basah dan guru lain menegur kami.

Hukuman tambahan , kami disuruh menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil hormat pada tiang bendera.
Sungguh , aku masih ingat betapa fals nya suara kami saat itu.
Ditambah lagi , guru itu merekamnya dan membagikannya pada kepala sekolah.

Alhasil , guru itu dipecat karena tuduhan telah menyiksa kami.

Tamat...

Eh belum!

Raffa pernah bilang padaku , bahwa dia sangat menyayangiku.
Kami sudah cukup dewasa saat itu.
Yah , aku pikir dia akan menembakku , tapi?
Dia bilang dia menyayangiku sebatas hubungan kakak adik saja.

Raffa juga pernah bilang kalau Viko mencintaiku.
Aku tidak percaya padanya karena aku pikir dia bercanda.
Tapi lama kelamaan aku juga nyaman bersama Viko.
Dia sangat care padaku.
Tapi cuek pada orang lain , itu yg membuatku merasa tidak enak.
Tidak seperti Raffa yg selalu ramah pada semua orang.

Momen paling berkesan antara aku dan Raffa adalah saat mengerjakan ujian bersama , di kantor.
Karena saat itu kami sama2 lupa tidak membawa nomor peserta ujian.
Tapi itu tak membuat kami kesal , kami justru senang bisa berdiskusi karena para guru sedang mengawasi yg lain.
CCTV disana telah diputus sambungannya oleh Raffa secara diam2 , entah bagaimana caranya aku juga tidak tau.
Pikiran anak itu seperti tak ada batasnya.
Dalam waktu tiga sampai empat menit saja dia sudah menyelesaikan bagiannya.

Sungguh , dia adalah sahabat sekaligus gebetan terbaik dihidupku.
Aku ingin bertemu dengannya , sekali saja walaupun hanya sekejap mata.





Real FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang