06

5.2K 383 1
                                    

Taehyung emang bener-bener.

Dia datang kerumah Alina dengan membawa roti bakar dan roti tawar persegi yang tadi Alina minta.

"Gak disuruh masuk?"

Taehyung membuka suara setelah sekian lama mereka hanyar berdiam diri di depan pintu rumah Alina.

Alina mengerjap agak kaget.

"Oh? Mau masuk?" cewek itu bergeser kesamping memberi ruang untuk Taehyung masuk ke dalam.

Taehyung terkekeh pelan.

"Masih marah gak?"

"Apanya?"

"Soal kemaren."

Alina terdiam.

Soal kemaren. Soal game.

Cewek itu menghela nafas.

Alina tuh... Gak bisa marah lama-lama sama Taehyung.

"Sebenarnya masih, tapi gara-gara aroma roti bakar ini jadi berkurang," ucap cewek itu sembari menghirup aroma roti yang masih dibungkus dalam plastik.

"Yeu... Dasar!" Taehyung mendorong kepala Alina pelan dengan telunjuknya.

Alina meringis, lalu membalas mendorong kepala Taehyung. Tapi bedanya dia lebih bertenaga, membuat cowok itu memekik.

"Heh kok kenceng banget sih yang?"

Alina masa bodo, dia malah mengambil satu potong roti bakar itu lalu memakannya.

"Makan tuh duduk dong, udah sana."

"Heh lo ngusir gue?!"

"Ini rumah kamu loh, gimana caranya aku ngusir?"

"Ehe."

Sumpah Alina random banget sekarang.

"Udah sana masuk."

"Gamau."

Taehyung mengernyit, "Kenapa?"

"Kamu harus janji dulu."

"hm?"

Alina menatap Taehyung dengan serius dan tajam.

Saking seriusnya membuat bulu kuduk Taehyung berdiri.

"Janji sama Aku kamu gak akan bohong lagi kaya kemaren."

Taehyung mengangguk dan menunduk, "Maaf."

"Gak usah ngomong maaf, udah basi."

"Dan kamu jangan cuma sekedar janji, aku perlu bukti," ucap Alina galak, membuat cowok itu mencicit kebelakang.

"Jadi bener udah di maafin? Gak marah lagi?"

Alina mengangguk, Taehyung tersenyum lebar lalu mengacak puncak rambut gadis itu.

"Makasih ya, maaf kalau selama ini banyak gak ada waktu buat kamu."

Alina mendengus, "Aku gak pengen ngelarang kamu main game, tapi kalau udah kaya kemaren sampe bohong-bohong segala ya jelas aku marah."

"Dan maaf juga buat syarat kemaren yang uninstal game, bukan buat kamu tobat malah makin menjadi," ucap cewek itu dengan nada kesal.

"aku gak akan ngelarang kamu main game, asal kamu bisa inget waktu."

Taehyung terkekeh kecil, "Iya maaf, gak aku ulangin."

"Bukti ya! Aku gak mau cuma dimulut doang."

"Iya sayang, aku usahain."

"Nah kan!"

"Ya kan usaha dulu, nanti kalau janji-janji malah gak ditepatin repot."

Alina mengangguk. Benar juga.

"udah sana masuk, makan rotinya."

"Kamu gak jadi masuk?"

Taehyung melihat ke jam tangannya, "Gak deh, udah malem, aku mau mabar sama Jungkook."

Alina melotot.

Oke Lin, sabar-sabar.

=====

"Cie yang di anterin makanan sama pacar."

Alina mendelik.

Ini bocah kok bisa ada di belakang pintu? Sejak kapan?

"Lo ngintip ya?!"

"Ehe." Chaeryeong nyegir.

"Gak ada kerjaan lain lo ya? Malah ngintipin gue, bintitan tuh mata."

"Anjir doa lo gak baik banget sama adek."

"Kalau adeknya macem lo gak pantes di baikin."

Yaudah Chaeryeong sabar.

Kalau aja dia gak lupa kalau dia punya utang masker sama kakaknya, gak kelar tuh adu mulut.
Emang kakak adik berbeda jarak usia 2 tahun itu gak pernah akur.

"Eh Kak tadi kak Minhyun kesini loh."

Langkah Alina berhenti, lalu kembali berbalik menghadap Chaeryeong.

"Demi?"

"Demi sempak gue yang lo pake."

Alina mengumpat.

Ini Chaeryeong masih inget aja lagi soal sempak.

"Eh beneran dia udah balik dari Korea?"

"Iya anjir gak perayaan banget lo, buktinya tadi dia kesini nyariin lo."

"Percayaan goblo."

Sumpah ya kesel lama-lama sama adeknya yang satu ini, lagi serius juga.

"Typo anjir mulut gua."

"Terus... Dia ngomong apa?"

"Ya dia gak ngomong apa-apa sih selain nanyain kabar gue, dan elo."

"Tapi nanti katanya mau kesini lagi, eh atau ke kampus lo kali. Kemaren gue kasih alamatnya."

Mampus Alina Mampus.

"Kok lo kasih sih bego?!"

Chaeryeong termundur sedikit mendengar bentakan Alina.

"Kenapasih anjir selow dong!"

Alin mengacak rambutnya dengan frustasi.

"Kalau dia ketemu sama Taehyung gimana goblo?"

Chaeryeong melotot.

Kok dia baru kepikiran?

"Anjir maaf kak, gue gatau sumpah."

Alina mendengus, lalu segera naik keatas. Masuk ke kamar nya.


PubG-kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang