-mulmed'SalmaArlynaRamansyah
LORINE tak habis fikir dengan jalan fikiran Fathur. Dimana akal sehat pria itu? Aatagfirullah Lorine kecewa jika Fathur melakukan hal yang tidak-tidak dengan Elina.
"Jelaskan sama Mbak Thur,apa sebenarnya yang terjadi? Siapa wanita itu?"
Dari tadi,Fathur enggan membuka suara. Pria itu diam seribu bahasa. Dia merutuki kebodohannya,hampir saja dia terjebak dalam situasi itu. Berkali kali dia beristigfar dalam hati. Takut,takut jika Lina melakukan hal yang tidak senonoh itu lagi sampai membuat Istri tercintanya mengetahui. Tidak! Fathur tidak akan membiarkannya.
"Fathur tidak tau Mbak,yang jelas Lina masuk keruangan Fathur. Dia langsung menggoda Fathur,dan sialnya aku malah terbuai oleh rayuan wanita gila itu. Yaallah hampir saja aku melupakan istriku" sesalnya.
Lorine menggelengkan kepalanya.
Untung saja dia yang melihatnya,awalnya Lorine sudah berbelanja kebutuhan untuknya. Beberapa minggu lagi ia akan menikah dengan Arka. Arka sendiri pun sudah mengkhitbah Lorine beberapa minggu yang lalu. Lorine berniat untuk mampir ke kantor adik tirinya,Fathur. Dia berencana akan meminta izin untuk mengajak Salma ke butik milik adik iparnya itu. Lorine terpesona dengan semua hasil rancangan wanita yang sedang hamil tersebut,Salma."Sudahlah Thur,yang penting kamu gak ngapa-ngapain sama Lina. Mbak khawatir wanita itu melakukan hal-hal yang lebih dari ini sama kamu atau melakukan hal buruk sama Salma."
Fathur terkesiap,yaallah benar sekali. Bagaimana jika Lina nanti mencelakai Salma. Tidak! Fathur tidak akan membiarkan itu terjadi.
"Fathur bakal jagain dia Mbak insyaallah"
"Yasudah sekarang lebih baik kamu bereskan barang-barangmu. Mbak mau ke rumah mu duluan ya? Ada perlu sama Salma."
"Oh iya,Mbak juga minta izin. Besok siang mbak akan mengajak Salma ke butiknya. Mbak pengen gaun yang di desain adik mbak" lanjutnya dengan tersenyum sumringah.
"Ajak Mas Arka,Mbak. Fathur khawatir kalo gak ada yang jagain Salma."
"Lho,kamu tau sendirikan Mbakmu ini gak boleh ketemu sama Mas Arka sebelum kita menikah 2 minggu lagi."
Ah iya Fathur hampir lupa!
"Tapi bener ya mbak jagain istri aku"
"Tenang aja sih Thur." Fathur mengangguk.
"Yasudah mbak duluan ya. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam."
〰〰〰
Lorine celingak celinguk didepan gerbang yang menjulang tinggi. Mobilnya tidak bisa masuk karna satpam yang berada di pos rumah itu tidak ada. Pemilik rumah nya kemana? Fikirnya.
Lorine merogoh slingbag nya lalu mengambil ponsel gold itu,mengetikan sebuah nama yang sudah tak asing bagi nya.
"Hallo Assalamualaikum Sal. Kamu dimana?" tanya Lorine pada Salma.
"Waalaikumsalam mbak,Salma ada dirumah. Ada apa?"
"Astagfirullah sayang,mbak di depan iniloh. Mbak pencet-pencet bel gak ada yang nyahut. Pak Ujang juga gak jaga nih. Mbak mau masuk,mbak bawa mobil soalnya."
"Yaallah mbak kesini?yasudah tunggu sebentar Salma kedepan sekarang ya."
"Iya jangan lari-lari Sal."
Setelah mendapat jawaban dari Salma, Lorine masuk kedalam mobil putihnya. Beberapa menit kemudian gerbang hitam itu terbuka menampilkan adik ipar nya yang sangat cantik dengan balutan gamis berwarna peach dan jilbab blouse berwarna hitam.
Lorine memarkirkan mobilnya kedalam bagasi milik Salma. Dia langsung turun dari mobilnya menghampiri Salma yang sedang menunggunya.
"Mbak kok gak bilang dulu mau kesini?" keluhnya.
"Hehe iya nih Sal,mbak juga ngedadak. Tadi abis di supermarket langsung ke kantor suamimu,katanya langsung kerumah aja. Yaudah mbak kesini. Fathur masih sibuk sama berkas-berkasnya." jelas Lorine.
"Yaudah mari masuk dulu." Lorine mengangguk,berjalan berdampingan dengan Salma menuju ruang tamu rumah itu. Pertama kali dulu Lorine menginjakan kaki nya kerumah ini,dia terpesona dengan desain rumah besar milik Salma dan Fathur. Rumah mewah,elegan tentunya rapih dan..wangi. Ah Lorine lupa,Salma itukan orangnya selalu pengen wangi,rapih. Jadi wajar aja rumahnya pun ia urus sebaik mungkin.
"Bi tolong buatin minum buat Mbak Lorine ya." ujar Salma pada bi Sumi,langsung di angguki oleh wanita paruh baya itu.
"Jadi gini Sal,mbak kesini tuh mau konsultasi sama pemilik Arlyna Boutiq" jedanya dengan terkekeh "Mbak tuh mau jadi konsumen kamu buat beberapa hari kedepan,kamu tau sendiri lah kan Mas Arka sudah melamar mbak dari minggu lalu." lanjutnya dengan tersenyum sumringah.
"Ah dengan senang hati,khusus buat Mbak. Salma ada gaun pengantin muslimah yang sebelum Salma nikah sama Mas Fathur,Salma bikin aja. Cuma enggak Salma pake,alhamdulillah itu pure karya Salma sendiri tanpa campur tangan orang lain. Gimana mbak mau?" tanyanya dengan antusias.
"Waaaw tentu sayang,Of course I want to wear the dress, especially the result of my own sister-in-law's design." See? Lorine begitu antusias dengan tawaran adik iparnya itu,dia memeluk Salma dari samping dengan erat.
"Thankyou so much darling. Ah mbak bakal kasih tau Mama Gina,menantu kesayangannya itu udah kasih tawaran yang sangat sangat bikin mbak bahagia bukan main." lanjutnya dengan tersenyum lebar.
"Alhamdulillah mbak,jadi kapan mbak mau lihat-lihat gaunnya?"
"Besok sayang,kalo sekarang gak mungkin mbak bawa kamu keluar pas mau magrib gini. Bisa-bisa suami kamu bakal marahin mbak habis-habisan. Apalagi sekarang kamu lagi hamil muda. Jadi besok mbak jemput lagi okey"
Salma terkekeh,benar Suaminya itu sangat posessif. Tapi tidak,Salma sangat menyukai sikap Fathur seperti itu.
"it's right mbak. Itu sangat betul sekali,Mas Fathur pasti mencak-mencak nyari aku." Salma dan Lorine tertawa.
"Baiklah,ini sudah mau magrib. Mbak pulang ya. Jaga diri baik-baik. Jangan kecapean lho,kasian my nephew nya"
Lorine pamit ala perempuan,cipika cipiki dengan Salma.
"Hati-hati dijalannya Mbak,salam buat Mama sama Papa ya." Lorine mengangguk sambil tersenyum.
"Iya,insyaallah pasti mbak salamin ya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Selang 45 menit setelah kepulangan Lorine,bel rumah kembali berbunyi. Salma yang sehabis melaksanakan sholat magrib,dia sedang bersantai santai membaca buku tentang perjalanan Nabi Ibrahim As.
Dengan langkah hati-hati,Salma membukakan pintu nya. Senyumnya merekah saat melihat suaminya pulang kerumah,Fathur mengucapkan salam dan dibalas dengan salam oleh Salma. Salma mencium punggung tangan Fathur,sedangkan Fathur mencium dahi istri cantiknya itu.
"Sini aku bawain" Salma mengambil tas kerja Fathur,dan menutup pintunya kembali saat Fathur sudah berjalan lebih dulu menuju soffa.
"Cape ya mas?" tanya Salma saat sudah duduk di samping pria berkemeja biru laut itu.
"Capenya ilang saat melihat senyum kamu."
"Malah gombal,sudah sholat magrib?"
"Sudah tadi bareng yang lain di mesjid dekat kantor. Kamu sendiri udah?"
"Alhamdulillah sudah mas "
Fathur tersenyum lalu mengusap lembut perut Salma yang masih rata itu.
"Sehat terus calon anak Abi" Fathur mengecup lembut perut Salma.
"Aamiin yaallah."
Lanjut jangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Halalku [Sudah Terbit Versi E-book] ✓
Spiritual[[Penerbit E-book : You and I Publisher]]✓ [Completed]✓ Bagi Fathur,Salma adalah anugerah baginya. Sedangkan bagi Salma,Fathur adalah raganya. Rumah tangga yang manis,asam,pahit sampai tercampur menjadi satu mereka rasakan,mereka jalani. Kita tid...