39. Keluarga Kecil

19.3K 688 3
                                    

Assalamualaikum wr wb.
Sebentar lagi Istri Halalku akan selesai beberapa chapter lagi. :( jadi aku minta pendapat kalian,bikin cerita baru atau bikin sequel ? (jawab di kolom komentar ya)

Happy Reading😘

***

"Umi,Abang kalo sudah besar ingin menjadi Dokter!" seru Albizar pada Salma. Salma tersenyum lalu mengusap kepala Albizar dengan sayang.

"Aamiin,semoga cita-cita Abang terlaksana ya."

Salma menoleh ke arah Alisya,gadis kecil itu ternyata diam saja dari tadi hanya mengaduk-ngaduk makanannya.

"Icha kenapa sayang?" tanya Salma yang membuat Albizar menoleh juga.

"Icha gak papa Umii"

"Sayang,Allah swt tidak menyukai hambanya yang suka berbohong. Apalagi berbohong pada orangtua. Itu dosa lho."

Alisya menatap Uminya lekat.

"Jadi kalo Icha bohong,Allah nggak suka sama Icha Umi?" tanya Alisya polos.

"Iya Cha,Allah nggak suka sama anak yang suka berbohong. Jadi Icha cerita sama Umi sama Abang." timpal Albizar memperingati.

"Jadi,Icha mau cerita ada apa?" lanjut Salma sambil tersenyum kearah putri nya.

Alisya mengangguk. Lalu kakinya melangkahkan ke nakas dimana ranselnya disimpan tadi.

Alisya menyerahkan selembar kertas berwarna putih,yang Salma ketahui itu hasil ulangan.

"Maaf Umi" kata Alisya lesu.

Salma tersenyum lalu mengusap kepala Alisya lembut.

"Jadi ini yang membuat anak Umi diam saja?" katanya sambil terkekeh.

"Abang,sini" Albizar menoleh sebentar lalu menuruti perkataan Uminya. Anak laki-laki itu duduk di samping Salma.

"Lihat,ini nilai yang sangat memuaskan bukan?" Albizar mengangguk "Lalu apa masalahnya Mi?" kata Albizar

"Masalahnya,adik kamu itu hanya karna nilainya 90 dia takut kena marah Umi sama Abi. Padahal ini sudah sangat memuaskan bagi Umi." Alisya menatap Uminya dengan tersenyum.

"Umi enggak marah?" tanya Alisya.

"Marah?kenapa harus marah? Anak-anak Umi pintar,mau nilai seberapapun akan Umi bimbing sampai nilainya memuaskan. Seperti ini." Alisya dan Albizar tersenyum lalu memeluk Salma dengan sayang.

"Abang sayang Umi"

"Icha juga"

Salma terkekeh lalu membalas pelukan putra putrinya.

"Dengerin Umi ya,Umi sama Abi tidak pernah menuntut kalian untuk memiliki nilai yang diluar kemampuan kalian. Tapi Umi akan selalu mengajarkan kalian supaya menjadi anak yang cerdas,anak yang pintar. Terbukti sekarang anak anak Umi sangat pintar. Icha gak boleh sedih atau takut kena marah Abi sama Umi,kami tidak akan marah. Umi yang akan mengajarkan kalian lagi,mulai dari etika,tata kramah,prilaku,kemandirian dan  tentang belajar pun Umi selalu mengajarkan bukan?" jeda Salma,Albizar dan Alisya mengangguk.

"Nah,jadi terbukalah sama Orangtua. Jangan pernah membohongi orangtua,dosa. Mau masuk neraka karna sudah membohongi orangtua?" Mereka menggeleng tegas.

"Kalau tidak mau,kalian jangan berbohong kepada orangtua,jangan durhaka kepada orangtua. Harus patuh terhadap orangtua."

"Maafin Icha Umi,tadi Icha sempat bohong"

"Gak papa sayang. Lain kali kalo ada apa-apa bilang sama Umi,sama Abi." Alisya mengangguk.

Alisya dan Albizar memang sangat berkecukupan. Tapi,Salma dan Fathur tidak memanjakan mereka dengan harta. Mereka ingat zaman sekarang itu sudah berbau dengan pergaulan bebas,mereka takut karna sikap manja itu terbawa sampai nanti mereka beranjak dewasa yang mengakibatkan mereka menjadi jauh dengan jalan Allah swt.

Fathur mendidik putra putrinya secara tegas,bahkan sekecil mereka pun ia didik untuk selalu sholat dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an. Terbukti sekarang,Albizar sudah mengahafal 10 juz sedangkan Alisya masih Iqra 6,tapi mereka sangat fasih dalam membaca Al-Qur'an.

Albizar yang selalu melindungi Alisya,meskipun Alisya masih menginjak PAUD tapi gadis kecil itu sangat tau tata krama,etika dan sopan santun. Siapa lagi yang mengajarkan kalo bukan Uminya? Salma akan terus mengucap syukur,ketika melihat perkembangan anak anaknya yang tumbuh sehat,cantik dan tampan.

"Assalamualaikum Abi pulang"

Ketiganya menoleh kesumber suara lalu menghampiri Fathur dengan senyum lebar.

"Horeee Abi pulang" Albizar dan Alisya memeluk Fathur dengan semangat lalu menciumi pipinya.

"Waalaikumsalam,Sini biar Umi yang simpan." Salma mencium punggung tangan Fathur,dan membawa tas kantor Fathur setelah pria itu mencium dahinya.

"Salam nya dijawab dong." Albizar dan Alisya terkekeh. "Lupa Abi maaf"

"Waalaikumsalam Abi sayang" Fathur tertawa kecil lalu menggandeng kedua anaknya itu kedalam ruang keluarga.

"Bi minum dulu" Fathur mengangguk lalu menyesap teh manis hangat buatan istri tercintanya.

"Terimakasih sayang" Salma tersenyum. Jam sudah menunjukan pukul enam sore,adzan Magrib sudah berkumandang.

"Sholat dulu yuk." Ajak Fathur.

Ketiganya berseru mengiyakan ajakan Pria berjas hitam itu.

"Abang sama Icha wudhu duluan gih,Umi sama Abi kekamar dulu."

"Oke Abi" Setelah Albizar dan Alisya menciumi pipi keduanya,mereka beranjak dari soffa lalu melangkahkan kakinya kearah kamar mereka yang berada di lantai atas.

"Umi"

"Iya Abi,kenapa?"

"Malam ini enggak haid kan?" tanya Fathur dengan tersenyum.

"Tidak Bi,memang kenapa?"

"Abi boleh minta hak Abi sebagai suami?"

Salma diam.

Lalu mengangguk sambil tersenyum.

"Umi akan berikan. Yasudah jangan menggoda Umi saja,ayok sholat magrib dulu." Fathur terkekeh,sudah menikah bertahun tahun dengannya,tetapi tetap saja wanita cantik itu kalau malu masih bersemu merah di pipinya. Fathur mengangguk lalu mengecup bibir Salma dengan singkat. Setelah itu menggandeng istrinya untuk mengambil wudhu.




See U❤

Istri Halalku [Sudah Terbit Versi E-book] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang