8. Jalan - Jalan

27.1K 1K 2
                                    

Entah ini perasaan apa,yang jelas aku pun bingung. Setiap kamu berbicara manis,aku selalu merasakan seperti ada kupu-kupu berterbangan di perut ku.

-SalmaAN

Vote & comment






"BI Salma sama Mas Fathur keluar dulu ya. Bibi jangan lupa kunci pintu." pamit Salma pada Bi Marni.

"Baik Non,hati hati dijalan ya"

"Iya bi,Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Ceritanya, Salma dan Fathur akan berjalan jalan di kawasan kota Jakarta yang padat ini. Fathur di berikan cuty oleh Papanya selama seminggu. Alasannya agar Fathur bisa berduaan terlebih dulu dengan Salma.

"Mau kemana kita Mas?" tanya Salma di dalam mobil untuk memecah keheningan.

"Kita ke taman mau?"

Salma mengangguk antusias "Mau banget Mas,pasti disana banyak anak anak kecil,Ah lucu lucu pasti"

"Kamu suka anak kecil?"tanya Fathur,membuat Salma menoleh lalu mengangguk.

"Salma suka banget,karna emang Salma kan gak punya adik" Fathur mengangguk faham sambil tersenyum.

"Kenapa Mas kok senyum?"

"Memang gak boleh kalo saya senyum?" pertanyaan Fathur membuat Salma mencebikkan bibirnya.

"Gak boleh"

"Lho kenapa? Senyum itu ibadah, saya kan tampan apalagi kalo sudah senyum,kadar ketampanan saya semakin bertambah" ujar Fathur dengan terkekeh geli.

"Lah kepedean" Fathur semakin tertawa mendengar jawaban sang istri.

"Memang benar kan?kamu aja naksir sama saya. Ngaku aja Sal,"

Salma menabok pelan lengan Fathur yang dibalut jaket berwarna navy.

"Aduuuh sakit sayang"

"Apa Mas?"

"Kenapa? Memang saya tadi bilang apa?" tanya Fathur pura pura penasaran.

"Sayang"

"Apa sayang"

"Ihhh Mas Fathur ngeselin."

Seketika Fathur tertawa terbahak bahak karna sudah menjahili istri cantiknya itu.

〰〰〰〰

"Mas lihat deh anak kecil itu lucu banget" Salma terlihat antusias saat melihat pemandangan anak kecil yang berlarian kesana kemari. Seperti yang Fathur katakan, dia akan mengajak Salma untuk ke Taman.

"Sal?,"

"Ya Mas?"

"Kesana yuk" ajak Fathur lalu menunjuk salah satu pedagang Siomay yang ada di pinggir Taman.

Salma menoleh sambil mengernyitkan sebelah alisnya. "Tumben Mas ajak Salma makan Siomay?"

"Memang kenapa? Kamu gak mau?" tanya Fathur santai.

Salma dengan cepat menggeleng tegas "Eh astagfirullah enggak Mas. Salma mau kok,cuma aneh aja gitu. Biasanya cowok sejajaran Mas Fathur anti makan di pinggir jalan."

"Lalu kenapa kamu mau diajak makan pinggir jalan sama saya?" tanya Fathur balik.

"Karna gak semua perempuan itu pengen hal hal yang mewah kan Mas?"

"Nah itupun sama seperti saya, gak semua laki-laki itu anti sama makanan pinggir jalan. Menurut saya, makan pinggir jalan itu gak seburuk apa yang mereka fikir. Tapi lebih enak masakan yang istri saya buat sih" Fathur terkekeh saat Salma menabok pelan lengannya.

"Tukang gombal,udah ayok. Nanti keburu berangkat Penjual siomay nya" Fathur mengangguk lalu menggandeng tangan Salma menuju penjual Siomay.

"Assalamualaikum Mang Ijo"

Salma mengernyit bingung,suaminya ini sangat sulit ditebak. Siapa mang Ijo itu? Kena terlihat sangat akrab sekali.

Pria paruh baya itu menoleh lalu tersenyum lebar.

"Waalaikumsalam Mas Fathur, Waah saya baru lihat Mas lagi. Kemarin saya dengar dari karyawan lain,katanya Mas lagi cuty nikah dulu ya Mas?" tanya Mang Ijo si penjual Siomay itu.

"Iya mang, saya nikah. Dan ini istri saya,Salma. Mang Ijo gak jualan di kantor saya?" tanya Fathur.

Ah Salma sekarang faham,jadi Mang Ijo itu salah satu penjual kaki lima yang ada di sekitar kantor milik Fathur.

"Mbak Salma, cocok sama Mas Fathur. Cantik dan ganteng. Iya Mas,saya di usir sama pedagang siomay yang minggu kemarin baru kerja di area dekat saya. Dikira saya merebut pelanggan nya,padahal rezeki sudah ada yang ngatur. Tapi yasudah lebih baik saya jualan keliling saja. " jelas mang Ijo.

"Yaallah,Mang Ijo tenang aja. Besok Mamang bisa kembali jualan lagi di kantor suami saya. Jangan takut ya Mang" timpal Salma sambil tersenyum.

"Iya Mang, insyaallah saya membantunya."

"Terimakasih Mbak,Mas. Eh malah keasikan ngobrol. Mas sama Mbak mau siomay kan? Berapa porsi?"

"saya porsi seperti biasa ya, Sal"

"Saya campur aja Mang,pedes ya."

"Jangan pedes Mang,"

"Mas..." rengek Salma.

"Gak boleh Sal. Harus jaga kesehatan" Akhirnya Salma mengangguk mengalah.

"Ini Mas,Mbak. Silahkan di nikmati"

"Terimakasih Mang" ujar keduanya.

Mang Ijo mengangguk lalu kembali melayani pelanggan yang lain.







See U❤

Istri Halalku [Sudah Terbit Versi E-book] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang