17. Bulan Madu ^2

24.7K 822 5
                                    


Allah menghalalkan pernikahan,tapi Allah mengharamkan sebuah perceraian.
  -unknown


Vote & Comment

SENJA yang indah membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona. Seperti sekarang ini,Fathur memeluk Salma dari belakang. Menikmati harum tubuh Salma yang tenang itu. Salma tersenyum kala melihat siapa yang melilitkan kedua tangan di perutnya. Ternyata suaminya.

Salma tersenyum saat Fathur berucap "Sunsetnya cantik ya,seperti kamu"

Bagi Fathur, Salma adalah dunianya. Sedangkan bagi Salma,Fathur adalah raganya. Keduanya saling melengkapi,saling memahami. Fathur yang selalu tenang menghadapi semua sikap Salma. Keduanya sangat serasi. Salma tidak menyangka jika dirinya akan secepat ini menjadi seorang istri. Fathur berterikasih kepada Allah,Allah yang mengirimkan Salma untuknya,membalas perasaannya yang dulu ia simpan rapat-rapat.

Fathur tersenyum geli saat teringat kejadian semalam,dimana posisi mereka masih cape atas perjalanan dari Jakarta-Bandung. Mereka sudah menjadi pasangan suami istri yang resmi. Salma milik Fathur,dan Fathur milik Salma. Semuanya sudah lengkap,tidak ada lagi kegelisahan dari dua hati tersebut.

"Kita berapa hari disini Mas?" tanya Salma memecah keheningan.

"Kamu maunya berapa hari?" Fathur menyebalkan,dia malah balik bertanya.

"Malah balik nanya sih Mas" ujar Salma mencebikkan bibirnya kesal.

Fathur terkekeh lalu mencubit hidung Salma pelan.

"3 hari aja ya? Hari sabtu kita pulang. Supaya minggu bisa beristirahat dirumah lebih lama." Seru Fathur.

"Yasudah,lagian Salma juga udah jarang ngunjungi Butik. Kasian Renata pasti kesusahan ngurus semuanya. Kamu juga kan pasti banyak kerjaan di kantor" balas Salma dengan tangan mengusap punggung tangan Fathur.

"Iya sayang,makan yuk" ujar Fathur.

"Yaallah aku sampai lupa,sudah mau malam. Tapi maghrib dulu ya"

Fathur menatap Salma lekat.

"Memangnya kamu sudah mandi wajib?" tanya Fathur tersenyum geli.

"Mass ih!" Salma sangat sangat malu sekaliii... Dia teringat kejadian semalam,kejadian dimana ia memberikan kewajiban seorang istri terhadap suami. Kedua pipi wanita itu memerah menahan malu.

"Yaallah sayang,kamu udah cantik. Kalo pake blush on itu gak usah tebel-tebel" Fathur semakin gemas menggoda istrinya itu. Tangannya beralih mengacak rambut Salma yang tidak tertutupi kerudung,karna posisi mereka hanya berdua.

"Ah tau ah Mas Fathur ngeselin" Salma menghentakkan kakinya seperti anak kecil,meninggalkan Fathur di balkon Vila. Fathur sangat menyukai tingkah Salma yang seperti itu.

"Hehe becanda istriku. Udah ayok ambil wudhu. Udah adzan juga" Akhirnya Salma mengambil air wudhu,diikuti Fathur.

Hingga akhirnya setelah adzan selesai berkumandang mereka menjalani ibadah magrib. Fathur menjadi imam,Salma yang menjadi makmum. Pasangan suami istri yang sangat romantis,ketika melakukan sholat berjamaah bersama.


••••


"Gimana Pa? Enak kan masakan Retta?" Lorine sangat antusias ketika membantu mama tirinya memasak. Malam ini mereka makan malam bersama. Setelah melakukan sholat berjamaah,ketiganya langsung menikmati hidangan yang sudah disiapkan.

"Wuihh enak banget,siapa yang ngajarin Ret?" ujar Ferdinan setelah menikmati Ayam kecap asam buatan Lorine tentunya.

"Mama Gina dong"ujar Gina tersenyum bangga,diikuti Lorine memeluknya dari samping.

"Mama emang terbaik" seru Lorine tersenyum lebar.

Ferdinan tersenyum hangat,melihat pemandangan yang begitu ia nanti nanti dari dulu. Akhirnya keduanya bisa saling menyayangi. Lorine bisa menerima Gina sebagai mama nya,walaupun hanya mama tiri. Sedangkan Gina bisa menerima dan menyayangi Lorine seperti anak sendiri bukan istilah anak tiri. Bagi Gina,sekarang Lorine juga dunianya.

"Bagus dong,supaya nanti bisa masakin Arka makanan yang enak yakan" ujar Ferdinan menggoda putri sulungnya.

Gina tertawa,sedangkan Lorine ternyum malu.

"Ah papa ini,sudahlah ayo makan. Jangan menggoda Retta terus" elak Lorine.

"Biasa Pa,Retta gak mau ketahuan kalo pipinya lagi blushing" timpal Gina sambil terkekeh geli.

"Nah betul itu"

"Waah papa sama mama beraninya keroyokan ya" Lorine merajuk,dan akhirnya mereka bertiga tertawa bersama. Tanpa mereka sadari ketiga Asisten rumah tangga dan sopir mereka menyaksikan keharmonisan keluarga Ramansyah.

"Semoga keluarga Ramansyah selalu dilindungi oleh Allah ya" ujar bi Tuti,ART Ramansyah yang paling lama disini. Semuanya mengangguk mengaminkan pernyataan Bi Tuti.

"Mereka sudah baik sama kita,mereka tidak pernah membeda-bedakan antara mereka dan kita. Bagi mereka kita juga keluarganya. Saya pun sangat menyayangi Neng Retta,meskipun baru seminggu disini tapi dia memang baik ya. Sama seperti Nyonya Gina dan Non Salma."

Akhirnya semuanya saling melempar senyuman,senyuman bahagia menyaksikan keharmonisan keluarga Ramansyah.











See U❤

Istri Halalku [Sudah Terbit Versi E-book] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang