Vote !
***
"AKU tidak takut! Aku menginginkan Salma." Lina berniat memeluk Salma,tapi dengan cepat Lorine mendorong kuat tubuh Lina.
"Sialan Lorine!" desisnya,tangannya merogoh saku jaket jeans nya terdapat belati di sakunya. Tanpa Lorine sadari Lina berdiri dibelakangnya berniat akan menancapkan belati itu ke pinggang nya. Tapi siapa sangka,Salma mendorong kuat tubuh Lorine yang berada di hadapannya.
"SALMAAAA!"
Cairan kental keluar di perut Salma yang belum membesar. Badannya ambruk,wajahnya sudah pucat pasi. Gina menatap tajam Lina.
"Lina! Lihat saja nanti kalo terjadi apa-apa dengan menantu saya. Kamu yang akan saya penjarakan!" kata Gina dengan penuh penekanan.
"A-Aku.. Akuu ti-tidak se-sengaja" Lina terlihat sangat panik,dengan wajah yang sudah pucat.
Plak
"Ikut lo sama gue! Lo harus tanggung jawab atas apa yang adek gue alami" Lorine menyeret Lina untuk masuk kedalam mobilnya.
Sedangkan Fathur dan Gina sudah berada didalam mobil menuju rumah sakit.
15menit perjalanan berlalu,Fathur berteriak memanggil dokter dan suster. Dengan cekatan 3 orang suster dan seorang dokter mengahampiri mereka dan memindahkan Salma keatas brankar.
"Sayang,kamu harus kuat ya" Berkali-kali Fathur mengecup bibir dan dahi Salma. Mengusap lembut tangannya.
"Sa-sakit Mas"
"Tahan ya sayang. Kamu harus kuat"
"Maaf pak,bu pasien harus kami tangani. Harap tunggu diluar saja." ucap seirang suster yang memakai jilbab.
Fathur mengangguk lesu. Memeluk Gina dari samping.
"Doakan istrimu Nak,mama telfon Hana dulu."
"Maa... Gimana keadaan Salma?" tanya Lorine yang sekarang sudah bersama Arka dan Lina. Lina hanya menangis dalam diam. Menyesali perbuatannya.
"Mama belum tahu Ret,Salma lagi ditangani sama dokter."
"Fa-Fathur A-"
"DIAM!" belum apa-apa,Fathur sudah memotong pembicaraan Lina. Menatap tajam Lina yang sudah bergetar ketakutan.
Lorine dan Gina pun baru tahu kalau Fathur sangat menyeramkan jika sudah marah. Biasanya semarah apapun dia,dia pasti akan menyikapi dengan tenang. Tapi kali ini,berbeda. Mungkin dia tidak terima anak dan istrinya terluka.
"Hallo Assalamualaikum Gin,ada apa?"
"Hikss.. Wa- waalaikumsalam Han"
"Lho.. Kenapa Gin?kok kamu nangis? Kenapa,kenapa? Cerita sama aku"
"Anak kita Han,Salma. Salma di rumah sakit. Rumah sakit Harapan Bunda. Cepat kesini ya"
"Allahuakbar,apa yang terjadi dengan putriku Gin? Yasudah aku dan suamiku kesana."
Setelah keduanya mengucapkan salam. Panggilan pun tertutup. Gina melirik Fathur yang sedang menundukan kepalanya dengan air mata yang sudah bercucuran.
Fathur Menangis?
"Nak" panggilnya.
Fathur hanya menoleh tanpa berniat menjawab.
"Dzuhur dulu. Mama lagi halangan. Kalian dzuhur dulu gih." ujar Gina pada Arka,Lorine dan Fathur.
"Thur,sholat dulu." lanjut Arka.
"Iya Mas." Fathur akhirnya mengikuti Arka dibelakang.
"Ma,mama disini gak papa sendiri? Reta sholat nya nanti aja setelah Mas Arka dan Fathur kembali aja ya?"
Refleks Gina menggeleng.
"Tidak sayang,gak baik sholat di nanti-nanti. Sudah kamu sekarang sholat,berdoa supaya dilancarkan nanti saat hari H nya doakan juga adik iparmu. Ajak Lina." Lorine akhirnya mengangguk lalu mengecup pipi Gina sekilas yang membuat Gina tersenyum sendu.
"Lo mau ikut gue sholat?" lina mengangguk. Lalu mengikuti Lorine dibelakang.
Selang beberapa menit setelah kepergian mereka. Kini Gina mondar mandir sendiri di depan ruangan UGD. Hatinya sakit melihat airmata Salma yang mengalir menahan sakit.
"Semoga kalian gak papa ya nak" batinnya berkata demikian.
"Assalamualaikum,Gin mana anakku? Dia tidak apa-apa kan?" tanya Hana yang sudah menangis mengguncangkan tubuh Gina.
"Waalaikumsalam,aku juga belum tahu Han. Salma lagi di tanganin sama Dokter. Kamu yang sabar ya."
"Iya Umi,tenang dulu. Dengarkan kronologis yang sebenarnya dari Gina."
"Jadi bagaimana yang terjadi sebenarnya Gin?" tanya Farhan saat sudah duduk di kursi tunggu.
Akhirnya Gina menceritakan semuanya. Dari awal hingga akhir.
"Yaallah Abi."
"Tenang Umi"
"Far,Han? Resya sudah di beri tahu?" tanya Gina.
"Sudah Gin,Ferdi kemana?" tanya Hana setelah merasa tenang.
"Mas Ferdi lagi di luar negeri. Aku udah kasih tau,besok dia pulang."
Farhan dan Hana mengangguk. Lalu menatap pintu ruangan UGD yang masih tertutup rapat.
***
"Dokter.. Dok gimana keadaan istri saya dok?" Fathur bertanya kepada Dokter itu.
"Pasien mengalami koma. Tapi untung saja kandungannya tidak terkena luka, belati yang menancap mengenai pinggang kirinya. Untung saja tidak mengenai janin dan ginjal. Doakan saja supaya pasien segera pulih."
Terdengar helaan nafas lega dari semua orang.
"Alhamdulillah."
"Bisa dijenguk sekarang?" tanya Fathur lagi.
"Bisa,tapi tolong kondisikan. Bergiliran saja ya jangan mengganggu istirahat pasien."
See U❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Halalku [Sudah Terbit Versi E-book] ✓
Spiritual[[Penerbit E-book : You and I Publisher]]✓ [Completed]✓ Bagi Fathur,Salma adalah anugerah baginya. Sedangkan bagi Salma,Fathur adalah raganya. Rumah tangga yang manis,asam,pahit sampai tercampur menjadi satu mereka rasakan,mereka jalani. Kita tid...