Bab 24 | Listi Bosan

59 11 0
                                    

     Hari ini awal dari ujian kenaikan kelas bagi seluruh siswa-siswi SMA dan SMK. Termasuk keempat gadis itu. Namun bukannya belajar, mereka malah sibuk jalan dengan pacar masing-masing. Kecuali Listi, dia kan playgirl kurang efisien.

     Ujian pertama selesai. Bukannya langsung pulang, kebanyakan murid malah berbondong-bondong menuju lapangan basket. Sejak seminggu yang lalu memang diadakan tanding basket khusus tim putri karena untuk mengganti pertandingan yang waktu itu sempat tertunda.

     Sebenarnya dari pihak guru sudah menyarankan agar jadwal tanding diundur lagi sampai ujian kenaikan kelas selesai, tapi banyak dari siswa-siswi kekeh pada pendirian mereka untuk tetap melanjutkan pertandingan dengan berbagai alasan.

     Dan kebetulan sebagian besar anggota OSIS merupakan anggota tim basket kelas mereka, alhasil para guru hanya bisa pasrah.

     "Liat noh temen kalian, bengong mulu kayak wajan gosong," ucap Sefita yang kini berdiri di dalam garis lapangan bersama tim basketnya sambil memandang Listi yang sedang duduk di pinggir lapangan. "Nggak ada hubungannya, Setan!"

     Nadia dan Vina yang tertarik dengan ucapan Sefita pun menatap ke atas. Benar saja, gadis itu sedang melamun melihat ring yang berdiri tegak tanpa adanya pergerakan sedikit pun. Mereka tahu jika Listi sangat bosan, secara dia tidak suka hal-hal yang menguras keringat. Tapi mau bagaimana lagi, teman-temannya kan sedang bertanding.

     Di sisi lain, gadis itu sebenarnya sadar jika dirinya sedang diperhatikan. Tapi untuk sekarang, ring basket terasa lebih menarik untuk dilihat daripada wajah ketiga gadis di bawah sana yang rasanya ingin sekali Listi tikam menggunakan linggis.

     Bunyi peluit terdengar pertanda mulainya pertandingan. Listi bersyukur karena teman-temannya sudah tidak memperhatikan dirinya lagi. Tapi sekarang, dia malah merasa tambah bosan, Aprilia yang biasanya menemaninya menonton tadi sudah pulang duluan.

     Sebenarnya dia juga bakal memilih pulang daripada harus duduk termenung di tempat ini, tapi di rumah pun Listi tidak tahu harus melakukan apa. Inisiatif untuk berjalan-jalan muncul di otak Listi, gadis itu pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruangan.

     Sebelumnya ia mengirimi pesan terlebih dahulu pada Vina jika dirinya hendak keliling sekolah, jadi nanti mereka tidak akan terlalu khawatir, bukan tidak akan khawatir, memang mereka tidak pernah ambil pusing apalagi khawatir jika Listi menghilang tanpa kabar.

     Kedua kaki itu terus saja melangkah menyusuri koridor, menoleh ke kanan kiri kulihat saja banyak pohon pepaya ... aaa. Lupakan. Hingga Listi terhenti saat melihat Zena, Fandi, Eksa, dan Regar yang sedang duduk lesehan di koridor deretan kelas 10 IPS. Tanpa pikir panjang, gadis itu mendekat ingin bergabung. Ia sudah sangat jenuh karena tidak memiliki teman.

     Setelah lumayan dekat, Listi mendorong kursi panjang yang tersedia di koridor lalu meletakkannya tepat di seberang keempat lelaki itu. Mereka pun tentu saja terkejut dan bertanya-tanya.

     "Nggak usah banyak nanya! Gue cuman mau gabung aja."

     Semula Eksa yang ingin mengajukan pertanyaan pun langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat karena takut akan terkena imbas jika tetap memaksakan kehendak. Berbeda dengan Fandi, cowok itu malah nekad memberondongi berbagai pertanyaan pada Listi mengenai Vina.

     "Terakhir kali gue lihat Vina di lapangan basket, lagi tanding sama timnya. Dia masih napas dan juga tadi masih bisa ngedipin mata. Ada lagi?"

Sekutu Garis Keras (Sudah Terbit) PART BELUM DIHAPUS 🥰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang